Sopir dan Kenek Bus AKAP Minta Tidak ada Larangan Mudik

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 30/Mar/2021 19:26 WIB
Pengemudi bus ALS jurusan Jakarta-Medan, Riski dan keneknya Nasron sedang menaikkan penumpang di agen ALS Bekasi.  Pengemudi bus ALS jurusan Jakarta-Medan, Riski dan keneknya Nasron sedang menaikkan penumpang di agen ALS Bekasi.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Pengemudi dan kru bus antarkota antarpropinsi berharap tidak ada larangan beroperasi angkutan umum pada larangan mudik 6-17 Mei 2021, yang sudah diumumkan oleh pemerintah. 

"Susahlah mau cari makan kalau buat angkutan umum gitu kan. Mau beralih pekerjaan juga susah, kalau bisa jangan ada 'lockdownlah' tahun ini," kata pengemudi bus PO ALS, Riski 24 tahun kepada BeritaTrans.com di agen ALS Bekasi, Jawa Barat, Selasa (30/3/2021). 

Baca Juga:
Tarif Tol Gempol-Pandaan Bakal Naik Mulai Beberapa Hari Lagi!

Dia menuturkan saat ini busnya hanya bisa memberangkatkan penumpang dari Bekasi atau Jakarta sekitar 13-15 penumpang saja, itu jauh dari kapasitas jumlah tempat duduk yang tersedia 49. 

"Kalau sebelum ada lockdown lumayanlah, sekali PP, kalau penumpangnya bagus, rejekinya bagus," tuturnya. 

Baca Juga:
Tarif Jalan Tol Bali Mandara Segera Naik, Catat Harga Terbarunya!

Saat ini pemasukan atau gaji diceritakannya, juga menurun karena kekurangan jumlah sewa dan bus juga sering perpal atau menginap di terminal tujuan atau keberangkatan. 

"Sekali jalan PP (Pulang Pergi) ya dapat Rp800 -anlah, lain uang makan," ungkapnya. 

Baca Juga:
DAMRI Tambah Armada Baru Premium untuk Rute Menuju Lampung

Hal itu kerap dijalankan sudah beberapa hari menginap, artinya dia banyak menghabiskan waktu saat diperjalanan dan hasil itu semakin banyak berkurang jika semakin banyak menginap. 
Bus ALS sekali jalan dari Jakarta ke Medan bisa menghabiskan waktu selama tiga hari tiga malam. 

"Kalau maunya satu malam aja perpal, biar sisa uang makan kita juga ada. Berarti kalau begini tiga hari atau empat hari, habis uang di situ-situ sajalah," ujarnya. 

Para pengemudi atau kru harus memikirkan juga biaya operasional, yang terdiri dari biaya bahan bakar, penyeberangan, biaya tol dan uang lain. 

"Kita uang jalan cari sendiri," cetusnya. 

Selain pengemudi, orang yang berimbasnya dilarang mudik yaitu kernet bus itu sendiri. 

"Mintanya harus tetap jalanlah, istilahnya ini waktu panen kami," kata kenek ALS Nasron 38 tahun. 

Bapak tuga anak ini juga mengungkapkan harus memenuhi kebutuhan keluarganya. 

"Kalau hari-hari gini pas-pasannya bang, lebaran itu harapan kami," katanya. (fahmi)