Menhub Apresiasi Penerapan GeNose di Bandara Husein Sastranegara

  • Oleh : Naomy

Kamis, 01/Apr/2021 13:59 WIB
Menhub di Bandara Husein Sastranegara Menhub di Bandara Husein Sastranegara

 

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung dan apresiasi penerapan perdana GeNose di Bandara Husein Sastranegara Bandung, Kamis (1/4/2021). 

Baca Juga:
Operasional Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup

Turut hadir dalam peninjauan Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto, Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Kepala Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah I M. Alwi.

“Alhamdulillah hari ini pertama kali GeNose diberlakukan di bandara dan dimulai serentak di empat bandara yaitu Bandara  Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dan  Bandara Husein Sastranegara Bandung yang dikelola PT Angkasa Pura II, serta  Bandara Internasional Yogyakarta, dan Bandara Intenasional Juanda Surabaya yang dikelola PT Angkasa Pura I. Saya ucapkan terima kasih kepada Dirjen Perhubungan Udara, Angkasa Pura II dan Danlanud Husein Sastranegara. Saya berpesan agar dilakukan  dengan teliti karena ini proses yang penting agar setiap orang yang bepergian bisa dideteksi,” urai Menhub. 

Baca Juga:
Mantap, Meroket 15 Tangga, Bandara Soekarno-Hatta jadi Peringkat 28 Terbaik Dunia Tahun 2024

GeNose adalah produk anak bangsa yang sudah teruji. Sebelumnya GeNose sudah dilakukan di 44 stasiun  kereta sejak 5 Februari 2021 dan sudah melakukan pengujian terhadap lebih dari 300.000 orang. Meskipun demikian, Menhub menegaskan agar pengecekan kesehatan harus dilakukan dengan teliti di simpul-simpul transportasi seperti bandara, stasiun, dan pelabuhan. 

“Di simpul itulah kita bisa melakukan skrining terhadap orang-orang yang berpergian, untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19,” ucapnya. 

Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Operasional Bandara Samratulangi Ditutup Sementara

Hingga saat ini terdapat tiga simpul transportasi yang wajib menerapkan skrining kesehatan melalui RT-PCR atau Rapid Antigen atau GeNose yaitu di stasiun, pelabuhan, dan bandara. 

Sedangkan di sektor transportasi darat belum wajib dan pengecekan dilakukan secara acak (random testing). 

"Setiap bandara yang menerapkan penyaringan GeNose telah melakukan uji coba sebelumnya selama lebih kurang tiga minggu. Untuk Bandara Husein Sastranegara, saat ini dapat melayani sekitar 400 orang per hari untuk tes GeNose," kata Menhub. 

Pada tahap awal ini jumlah penumpang pesawat yang menggunakan tes GeNose C19 bisa mencapai sekitar 10 persen hingga 15 persen dari total penumpang pesawat yang berangkat. 

Tidak seperti tes RT-PCR atau rapid test antigen yang pemeriksannya dapat dilakukan beberapa hari sebelum keberangkatan.

"Pemeriksaan GeNose dilakukan di bandara pada hari yang sama sebelum keberangkatan pesawat. Ada tiga tahapan yang harus ditempuh calon penumpang pesawat untuk mendapatkan layanan GeNose," imbuhnya. 

Pertama, pre-process. Pada tahap ini calon penumpang harus mengunduh dan mendaftar pada aplikasi Airport Health Center, melakukan verifikasi email, dan mengisi profil di aplikasi. Calon penumpang kemudian melakukan pemesanan tes dan membayar. 

Kedua, tahap on-process. Calon penumpang akan diverifikasi, diberi kantong napas dan diambil sampel napas oleh petugas. Kemudian dilakukan scan QR code data serta kantung napas, dan analisa sampel napas. 

Tahap terakhir yakni post-process. Pada tahap ini hasil tes keluar melalui aplikasi. Ketiga tahapan tersebut dilakukan hanya sekitar 10 menit, terhitung dari pertama kali mengunduh aplikasi Airport Health Center hingga hasil tes keluar. Sebagai langkah antisipasi apabila penumpang pesawat tidak memiliki smartphone, pihak pengelola bandara akan menyediakan help desk untuk melakukan pelayanan. 

Nantinya, hasil dari GeNose C19 ini juga bisa diinput secara digital ke aplikasi eHAC, sebagaimana juga hasil rapid test dan PCR test yang bisa diinput di aplikasi eHAC. (omy)