Grab Bakal Marger dengan Altimeter Capital, Valuasi Ditaksir Rp585 Triliun

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 13/Apr/2021 22:31 WIB
Ilustrasi ojek online Grab. Ilustrasi ojek online Grab.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Perusahaan ojek online dan pengantaran makanan terbesar di Asia Tenggara Grab Holdings dikabarkan bakal mengumumkan merger dengan Altimeter Capital. 

Transaksi tersebut ditaksir menambah valuasi Grab menjadi hampir US$40 miliar atau Rp585 triliun (kurs Rp14.689/US$). 

Baca Juga:
Elon Musk `Kuasai` Twitter, Tombol Edit Jadi Kenyataan?

Dilansir Reuters, penggabungan dua perusahaan tersebut juga akan memuluskan langkah Grab menuju penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di bursa AS. 

Sumber dari perusahaan yang menolak diidentifikasi karena sensitivitas masalah tersebut mengatakan bahwa merger itu bakal menjadi kesepakatan terbesar yang pernah ada. 

Baca Juga:
Bagus untuk Mesin dan Lingkungan, Ojek Online Ajak Masyarakat Gunakan BBM Oktan Tinggi

Perjanjian Grab dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC) yang didukung oleh Altimeter Capital mencakup investasi swasta senilai US$4 miliar dalam ekuitas publik (PIPE) dari sekelompok investor Asia dan global, termasuk Fidelity International dan Janus Henderson. 

Grab menolak berkomentar terkait kesepakatan SPAC. Begitu pula dengan Altimeter yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga:
JabArt Space 2 Pamerkan Produk Ekraf Jawa Barat Dengan Inspirasi Tradisi NTT

Sumber tersebut melanjutkan kesepakatan untuk Grab, yang bernilai lebih dari US$16 miliar tahun lalu, akan menjadi kemenangan besar bagi investor awalnya seperti SoftBank Group Corp dan Didi Chuxing dari China. 

Valuasi besar ini memvalidasi strategi salah satu pendiri Grab, Anthony Tan, untuk secara agresif memanfaatkan pertumbuhan di sektor-sektor baru dan meningkatkan pangsa pasar dengan memompa miliaran dolar untuk melokalkan layanannya serta berinvestasi di negara-negara berlaju ekonomi tinggi. 

"Investor institusi yang mencari eksposur internet konsumen Asia ingin mendiversifikasi alokasi mereka di luar beberapa perusahaan," kata Kepala Bisnis Fintech Pasar Berkembang EY Varun Mittal.(fh/sumber:Reuters&CNNIndonesia.com)