Kakek Berusia 65 Tahun Pengemudi Bus Maju Lancar ini Telah 38 Tahun Mengaspal

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 21/Apr/2021 00:01 WIB
Suroto sedang mengemudikan bus Maju Lancar jurusan Jakarta-Wonosari. Suroto sedang mengemudikan bus Maju Lancar jurusan Jakarta-Wonosari.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Sejak tahun 1983, bapak berusia 65 tahun ini mengaspal dengan membawa bus antarkota antarprovinsi (AKAP).

Dalam 38 tahun mengemudikan bus, berderet panjang pengalaman kakek itu melintasi perjalanan dalam menjemput dan mengantar penumpang.

Baca Juga:
Jalan Tol PSN Ruas Pekanbaru-Rengat Sepanjang 206 KM Sudah Mulai Konstruksi

 pernah mengalami macet di perjalanan selama dua hari, akibat jalan kecil dan padat. 

Pengemudi bus PO Maju Lancar, Suroto, menceritakan perjalanan sebelum adanya jalan Tol Cipali. Untuk membawa bus jurusan Jakarta-Wonosari saat musim mudik di masa itu, merupakan tantangan baginya. 

Baca Juga:
HK Targetkan Perbaikan Jalan Tol Palindra dan Indraprabu Selesai H-7 Lebaran

"Kalau dulu belum ada tol, macetnya parah sekali. Jalan satu hari, bisa jadi dua hari," kata Suroto di Bulak Kapal, Bekasi, Selasa (20/4/2021). 

Saat beberapa tahun belakangan ini,  diceritakan Suroto musim lebaran di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) memang sering terjadi kepadatan, namun macet bisa terurai dengan cepat. 

Baca Juga:
Jalan Tol Sumatra Ruas Bangkinang - Koto Kampar Dipersiapkan Gratis untuk Pemudik

"Sekarang ada macet di Cipali, ya enggak begitu lamalah," ceritanya. 

Saat ini untuk membawa bus Maju Lancar, Warga Wates ini akan berangkat pukul 14.00 dan tiba esok dini hari sekitar pukul 4.00. Artinya hanya beberapa 13-14 jam saja. 

Berbeda pada tahun itu, yang penumpang selalu ramai, kini akibat pandemi busnya lebih sering menginap berhari-hari atau perpal saat hendak diberangkatkan. 

"Kalau musim gini ya perpal, kalau kemaren rame. Sekarang sudah mulai sepi lagi," katanya.

Saat perpal dia mengungkapkan tidak akan mendapatkan penghasilan sama sekali, karena gaji yang diterimanya hanya berdasarkan saat bus jalan membawa penumpang sekali pulang pergi (PP) atau pertrayek. 

"Gaji, kalau kita berangkat ada, kalau enggak berangkat enggak ada. Kita gajinya PP-an," celoteh kakek tiga orang cucu itu. 

Kini pandemi sudah berjalan selama dua tahun, untuk musim mudik dia tidak bisa membawa bus lagi lantaran tahun ini masih ada larangan mudik. 

"Kalau enggak boleh beroperasi, paling kita enggak kerja lagi," katanya. 

Dia juga pasrah dengan kebijakan yang hanya berlaku bebarapa hari tersebut, dari 6-17 Mei 2021 mendatang. 

Dengan usia dia yang tidak muda lagi, saat dilarang mudik tersebut, dia hanya istirahat saja nantinya di rumah. 

Bus PO Maju Lancar dengan seri B jurusan Jakarta-Wonosari/Jogja yang dikemudikan Suroto, harga tiketnya ialah Rp200 ribu. Itu sudah termasuk servis makan di perjalanan.(fahmi)