Pengemudi Bus Putra Pelangi Rute Jakarta-Medan: Lebih Sering Nginap di Terminal Pulo Gebang

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 25/Apr/2021 07:41 WIB
Kru bus PO Putra Pelangi jurusan Jakarta-Medan, Mirza, 54 tahun. Kru bus PO Putra Pelangi jurusan Jakarta-Medan, Mirza, 54 tahun.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Suasana penumpang sepi, membuat kru bus lebih banyak menghabiskan waktu di gudang atau terminal ketimbang melayani penumpang. 

Hal itu dialami oleh kru bus PO Putra Pelangi, yang melayani trayek terjauh yaitu Jakarta-Medan. 

Baca Juga:
Terminal Kepuhsari Jombang Hanya Berangkatkan Sedikit Bus saat Libur Panjang

Adalah Mirza 54 Tahun, menceritakan saat pandemi ini, dia dalam sebulan hanya dua kali pulang pergi (PP) untuk membawa penumpang. 

"Sebulan kadang kita bisa dua kali jalan untuk sekarang ini," kata Mirza di terminal Pulo Gebang saat menaikkan penuloang ke arah Medan. 

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

Perjalanan dari Medan-Jakarta atau sebaliknya sebenarnya hanya menbutuhkan waktu dua hari tiga malam, namun, Mirza saat ini lebih sering tidur di terminal di Jakarta atau di gudang bus yang ada di Medan. 

"Kita sampai Medan, lihat dulu bus, kalau nunggu seminggu ya kita di mes (gudang pool) aja," kata dia. 

Baca Juga:
Sopir Jaklingko dan Pengurus Bus AKAP Cekcok di Terminal Lebak Bulus, Begini Kronologinya

Warga Krueng Geukueh, Aceh Utara ini juga mengaku akan pulang ke rumah selama dua hari saja jika bus yang diawakinya libur seminggu, hal itu lantaran guna persiapan perjalanan yang panjang. 

Ayah dari lima orang anak ini juga mengeluhkan, jika kelamaan perpal atau menginap, uang yang hanya didapatkan selama perjalanan dua hari tiga hari itu akan berkuras untuk hidup selama di gudang busnya. 

Dengan sistem gaji pertrayek atau perPP, saat ini diceritakannya hanya mendapatkan sekitar Rp1,5 juta bahkan di bawah itu dengan melihat kondisi penumpang. Terlebih lagi saat ini penumpang tengah sepi dan mudik nantinya juga dilarang. 

"Perpal sampai seminggu uang di jalan yang di dapat, bisa habis," katanya. 

Mengawali sebagai kru bus karena ahli di bidang mesin, Mirza adalah lulusan Trisakti tahun 1989, kini dia sebagai kenek bus Putra Pelangi sudah lima tahun. 

"89 Saya tamat Trisakti, gabung di sini karena enggak jauh dari mesin," kata Mirza. 

Dia menceritakan, pernah bergabung berbagai macam perusahaan, terakhir dia berhenti dan pensiun dari salah satu perusahaan terbesar yang ada di Pekanbaru. 

"Indonesia sudah abis saya pijak, yang belum Timor-Timor aja karena sudah keburu lepas," katanya santai. 

"Di survei Indonesia tujuh tahun keliling Indonesia," katanya lagi. 

Memiliki kebiasaan berkeliling atau berjalan, pekerjaannya kini hanya mengisi waktu luang. Dia sudah pensiun dari perusahaan tersebut pada 2014. 

Bukan mengeluhkan pendapatan, Mirza berharap para kru bus saat ini bisa panen kembali, tidak ada larangan mudik. 

Saat ini kondisi penumpang bus antarkota antarpropinsi semakin sepi, terlebih lagi banyak aturan dalam berpergian ketika pandemi ini.

Untuk diketahui, harga tiket bus Putra Pelangi saat ini, masih normal belum ada kenaikan untuk menjelang larangan mudik 6-17 Mei mendatang. Saat ini tarif Jakarta-Medan adalah Rp600 ribu. (fahmi)