CDC: Orang yang Sudah Divaksin Penuh Tak Perlu Gunakan Masker

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 28/Apr/2021 06:52 WIB


WASHINGTON DC (BeritaTrans.com) - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC hari Selasa (27/4) mengatakan orang yang sudah divaksinasi penuh tidak perlu lagi mengenakan masker ketika mereka berkegiatan di luar rumah, kecuali jika berada di tengah kerumunan besar orang.

Pedoman baru ini dinilai sebagai langkah besar menuju kembalinya Amerika – secara perlahan-lahan – ke kehidupan normal.

Baca Juga:
CDC AS Sebut COVID RI Terkendali, Epidemiolog: Situasi Belum Sepenuhnya Aman

Pejabat-pejabat Amerika mengatakan warga Amerika yang sudah divaksinasi penuh tidak perlu mengenakan masker di luar rumah, kecuali berada di tengah kerumunan besar orang asing. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC hari Selasa (27/4) memperbarui pedoman mereka setelah mempertimbangkan beberapa faktor.

Direktur CDC Dr. Rochelle WalenskyDirektur CDC Dr. Rochelle Walensky

Baca Juga:
CDC: Orang yang Sudah Vaksinasi Lengkap Tak Perlu Pakai Masker di Ruangan

Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky mengatakan, “Ada peningkatan data yang menunjukkan bahwa sebagian besar penularan terjadi di dalam ruangan, dibanding di luar ruangan. Kurang dari 10% penularan yang terdokumentasi dan banyak penelitian lainnya, terjadi di luar ruangan. Kami juga tahu bahwa ada peningkatan risiko hampir 20 kali lipat di dalam ruangan dibanding di luar ruangan. Ditambah fakta bahwa ada 30,37% orang di atas usia 18 tahun yang sudah divaksinasi penuh. Fakta bahwa tingkat kasus sekarang mulai turun memotivasi kami mengubah pedoman sebelumnya.”

Dalam beberapa situasi, mereka yang sudah divaksinasi juga dapat keluar rumah tanpa perlu mengenakan masker.

Baca Juga:
CDC: Yang telah Divaksin Boleh Beraktivitas Tanpa Masker dan Jaga Jarak, ini Syaratnya

Pedoman baru ini merupakan langkah besar menuju kembalinya kehidupan ke situasi normal di Amerika setelah pandemi virus corona yang menewaskan lebih dari 570.000 orang, yang tertinggi di dunia.

Pembaruan pendoman ini dilakukan ketika lebih dari separuh orang dewasa di Amerika telah mendapat satu dosis vaksin, dan lebih dari sepertiga sudah divaksinasi penuh.

Tetapi Walensky masih mendorong agar lebih banyak orang divaksin, dan masih khawatir dengan munculnya varian baru dan pergeseran lain pandemi ini.

Pedoman CDC itu mengatakan orang yang divaksinasi penuh atau belum, orang tidak perlu mengenakan masker ketika mereka keluar rumah untuk berjalan-jalan, bersepeda atau jogging sendirian atau bersama anggota rumah sendiri.

Mereka juga tidak perlu mengenakan masker dalam acara pertemuan berskala kecil dengan orang-orang yang sudah divaksinasi penuh.

Orang yang belum divaksinasi harus tetap mengenakan masker ketika melangsungkan pertemuan di luar rumah bersama orang-orang yang belum divaksinasi lainnya. Mereka juga harus tetap mengenakan masker di restoran.

Direktur Institut Penyakit Menular dan Alergi Amerika Dr. Anthony Fauci mengatakan “kami berupaya melakukan pembaruan selangkah demi selangkah, karena adanya situasi di mana masih ada orang yang ragu, dan di sisi lain ada fakta tentang cepatnya vaksinasi.”

78,5 Juta Warga Telah Divaksinasi

Sebelumnya diberitakan lebih dari 30% orang dewasa Amerika, atau sekitar 78,5 juta, sepenuhnya telah divaksinasi untuk COVID-19, menurut data baru yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC).

CDC mengatakan 48% orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, dan demikian halnya 80% lansia, yang paling rentan dengan efek berbahaya dari virus corona. Enam puluh empat persen lansia telah divaksinasi penuh.

CDC juga melaporkan terjadinya sekitar 5.800 kasus orang yang telah divaksinasi tetapi masih tertular virus.

“Semua vaksin yang tersedia telah terbukti efektif mencegah penyakit parah, rawat inap dan kematian,” kata badan itu dalam sebuah pernyataan. “Namun, seperti halnya vaksin lain, kami perkirakan ribuan kasus orang yang telah divaksinasi dan masih tertular akan terjadi, meskipun vaksin tersebut bekerja seperti yang diharapkan.”

Data CDC itu muncul di tengah penghentian sementara pemberian vaksin Johnson & Johnson.

Komite penasihat imunisasi CDC mengadakan pertemuan darurat Rabu (14/4), satu hari setelah CDC dan Badan Pengawasan Pangan dan Obat-Obatan (Food and Drug Administration/FDA) mengeluarkan pernyataan bersama yang merekomendasikan penghentian sementara setelah enam wanita berusia antara 18 dan 48 tahun mengalami pembekuan darah yang dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral dalam waktu enam sampai 13 hari setelah diinokulasi. Seorang wanita meninggal, sementara seorang lainnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Enam kasus tersebut termasuk di antara lebih dari 7 juta inokulasi Johnson & Johnson di seluruh Amerika.

Baik vaksin AstraZeneca maupun Johnson & Johnson dikembangkan dengan menggunakan apa yang disebut adenovirus untuk membawa DNA ke dalam sel manusia yang menghasilkan sistem kekebalan tubuh untuk menangkal virus corona. (VOA).

Tags :