Kisah Abbas Ibnu Firnas, Orang Pertama Pencipta Mesin Penerbangan dari Abad ke-8

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 02/Mei/2021 05:52 WIB
Kisah Abbas Ibnu Firnas, Orang Pertama Pencipta Mesin Penerbangan.(Ist) Kisah Abbas Ibnu Firnas, Orang Pertama Pencipta Mesin Penerbangan.(Ist)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Abbas Ibnu Firnas adalah orang pertama dari abad ke-8, yang berhasil mendemonstrasikan mesin penerbangan. 

Dia melompat dari tebing dengan mesin penerbangan sederhana yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain sutra, dan bulu burung. 

Baca Juga:
Mesin Pesawat Bising Dikeluhkan, Begini Penjelasan Super Air Jet

Abbas adalah seorang penemu, insinyur, penerbang, dokter, penyair Arab dan musisi Andalusia terkenal, yang tinggal di Emirates of Cordova, yang sekarang Spanyol. 

Ia lahir pada 810 di Izn-Rand Onda, yang merupakan bagian dari Kekhalifahan Al-Andalusia di Cordova, seperti yang dilansir dari The Famous People.  

Baca Juga:
39 Menit Mencekam di Udara, Lion Air Putar Balik

Pada masanya, Al-Andalusia adalah pusat pembelajaran yang hebat bagi para insinyur, arsitek, dan ilmuwan. Cordova dan Baghdad adalah pusat budaya kembar seni dan sains Islam. 

Banyak orang dari era itu yang menyandang gelar pendidikan ganda. Abbas muda belajar kedokteran dan astrologi, tetapi lebih tertarik pada teknik untuk membuat penemuannya sendiri. Dia juga menyukai musik klasik Andalusia dan puisi Arab. 

Baca Juga:
Bagaimana Jika Air Hujan Masuk ke Mesin Pesawat?

Abbas berambisi menemukan cara untuk terbang dipengaruhi oleh Armen Firman pada 852.  

Ia melihat Armen melompat dari menara masjid agung di Qurtuba, mengenakan alat yang dibuat dari bingkai kayu dan sutra. 

Alat itu mengurangi kecepatan Armen jatuh dan ia mendarat dengan luka ringan. Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal parasut pertama di dunia. 

Abbas menyaksikan lompatan itu dan melanjutkan studi ilmiah tentang kekurangan dari penerbangan Armen. 

Pada 23 tahun kemudian, pada 875, Abbas membuat mesin penerbangannya sendiri dari kerangka bambu, yang dilapisi kain sutra, yang dijahit dengan bulu elang asli. 

Mesin penerbangan itu digantung dan mengontrol pergerakan sayap. 

Ia membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan studinya tentang avionik dan memuaskan dirinya atas keandalan mesinnya. 

Akhirnya pada usia 70 tahun, dia memutuskan untuk melompat dari tebing di perbukitan Arus Jabal Al, untuk mendemonstrasikan penemuannya. 


Ilustrasi Abbas Ibnu Firnas saat terbang.(Via The Famous People) 

Dia mengundang hadirin untuk menyaksikan demonstrasi penemuannya tersebut dan memberitahu mereka bahwa jika penemuannya berhasil, dia akan langsung memberitahu mereka tentang hal itu. 

Dia menyelesaikan penerbangan hampir 10 menit dengan mengepakkan sayapnya ke atas dan ke bawah. 

Sayangnya, dia tidak berhasil mendarat dan menghantam tanah dengan kekuatan yang menyebabkan cedera serius di punggungnya. 

Setelah penerbangan pertama itu ia melanjutkan studinya soal bidang avionik. Namun, dia tidak mencoba terbang lagi. 

Dia mempelajari kekurangan dari pendaratannya dan sampai pada kesimpulan bahwa ia membutuhkan ekor untuk berperan sebagai kemudi untuk mengendalikan penerbangan. 

Dia menulis sebuah buku di mana dia menekankan pentingnya memiliki ekor untuk menstabilkan penerbangan. 

Selain dinobatkan sebagai manusia pertama yang berhasil terbang, ia juga dikreditkan dengan banyak penemuan lain, seperti gelas transparan berkualitas tinggi yang digunakan untuk membuat gelas Andalusia yang terkenal untuk air minum. 

Dia lebih lanjut mempelajari sifat pembesar kaca dan membuat lensa untuk mengoreksi penglihatan. 

Prestasinya telah diakui dengan menamai kawah di bulan untuk menghormatinya "Ibnu Firnas". 

"Bandara Ibn Firnas" di Baghdad dinamai menurut namanya, begitu juga jembatan di atas Sungai Guadalquivir di Cordova. 

Dunia mungkin mengingat Wright bersaudara sebagai orang pertama yang membuat mesin penerbangan, tetapi Abbas Ibnu Firnas adalah ilmuwan yang kurang dikenal yang pertama kali mendokumentasikan ide tersebut dalam bukunya dan menginspirasi orang lain untuk meneliti subjek aeronautika.(fh/sumber:kompascom)