Duh! Boeing 737 Max Diperiksa Lagi, Ternyata Cacat Listrik

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 12/Mei/2021 10:58 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com)  - Hampir lebih dari enam bulan Boeing 737 Max diizinkan untuk terbang lagi oleh regulator Amerika Serikat (AS). Namun, kini pesawat itu diperiksa lagi dan tengah dalam pengawasan ketat setelah ditemukan adanya masalah listrik pada pesawat yang belum dikirim.

Sebagaimana dikutip dari BBC, Selasa (11/5/2021) bulan lalu, pesawat Boeing 737 Max yang belum dikirim ke pembeli ditemukan mengalami masalah listrik potensial. Hal itu menyebabkan lebih dari 100 pesawat milik 24 maskapai penerbangan di dunia dilarang beroperasi.

Selain itu, pengiriman lebih banyak pesawat baru juga telah ditangguhkan. Boeing dan regulator AS, Administrasi Penerbangan Federal mengatakan mereka sudah bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga:
CEO Boeing Buka Suara Atas Insiden Kecelakaan Pesawat 737 Max 9

 

Banyak kritikus yang menganggap izin 737 Max memang belum waktunya. Selain itu, kritikus juga mengimbau agar masalah yang menyebabkan 2 kecelakaan fatal pada pesawat itu dianalisis dan diatasi sedemikian rupa.

Baca Juga:
SpiceJet Setop 90 Pilot Terbangkan Pesawat Boeing 737 MAX hingga Pelatihan Dinilai Memadai

Boeing dan FAA menjelaskan, masalah pertama kali terlihat selama pengujian Boeing 737 Max 8 yang baru diproduksi, yang belum dikirimkan ke pemiliknya. Ditemukan bahwa sistem tenaga listrik di pesawat tidak berfungsi dengan benar.

Kesalahan ini dilacak pada ikatan listrik yang buruk, di mana rakitan panel untuk menghantarkan listrik dan merupakan bagian dari sambungan dengan rangka pesawat tidak berfungsi dengan baik. Ini berarti beberapa komponen di pesawat, termasuk panel instrumen utama pilot dan unit kontrol daya siaga, tidak pasang dengan benar.

Baca Juga:
China Southern Airlines akan Borong 142 Boeing 737 MAX

Menurut FAA, hal ini berpotensi mempengaruhi pengoperasian sistem tertentu, termasuk perlindungan es mesin, dan mengakibatkan hilangnya fungsi dan / atau beberapa efek dek penerbangan secara bersamaan, yang dapat mempengaruhi penerbangan dan pendaratan yang aman.

Karena dianggap sangat berbahaya, FAA khawatir seiring berjalannya waktu pesawat lain yang sudah beroperasi dapat mengalami kondisi yang sama. Hal ini mendorong regulator mengeluarkan kebijakan baru pada 30 April lalu, bahwa yang menetapkan pesawat 737 Max harus dimodifikasi total sebelum beroperasi.

Namun, masalah cacat listrik 737 Max bukan penyebab dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia. Pada kecelakaan itu, ditemukan masalah pada perangkat lunak pengendali penerbangan yang salah yang dikenal sebagai MCAS.

Dalam kecelakaan tersebut, data cacat dari sensor yang salah mendorong MCAS untuk memaksa hidung pesawat turun berulang kali, ketika pilot mencoba menambah ketinggian, akhirnya mendorong pesawat ke bawah dan tenggelam.

Menurut Chris Brady, seorang pilot yang menjalankan situs web dan saluran video yang dikhususkan untuk aspek teknis 737, "masalahnya tidak terkait dengan MCAS atau masalah Max sebelumnya lainnya," katanya.

Tetapi bagi mantan Manajer Senior di lini produksi Max 737, Pierson mengatakan masalah kelistrikan yang baru ditemukan perlu diwaspadai sebab itu bisa saja menjadi masalah serius di masa depan.

(lia/sumber:detik.com)