Tak Ada Bus, dari Bogor ke Cirebon Nekat Gowes Sepeda Sendirian

  • Oleh : Taryani

Jum'at, 14/Mei/2021 17:30 WIB
Tak ada bus beroperasi di masa pandemi Covid-19, Slamet, 32 terpaksa gowes sepeda sendirian dari rumah di Kota Bogor menuju Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon. (Taryani) Tak ada bus beroperasi di masa pandemi Covid-19, Slamet, 32 terpaksa gowes sepeda sendirian dari rumah di Kota Bogor menuju Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) - Tidak ada bus AKAP beroperasi pria ini nekad gowes  sepeda dari kediamannya di Kota Bogor menuju Cirebon, Jawa Barat sendirian tanpa seorangpun teman, apalagi pengawal.

Musim pandemi Covid-19 rupanya menuai pelajaran berharga, khususnya bagi Slamet, 32 warga Kota Bogor yang satu ini. Ketika bus AKAP tak beroperasi, ia  lantas tak berputus asa. Nekad menghadiri sebuah  acara yang diselenggarakan salah satu ormas di Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon.

Perjalanan gowes sepeda dari Kota Bogor ke Desa Panguragan cukup lancar.  Tiap memasuki wilayah perbatasan kabupaten berhenti untuk beristirahat.

Waktu istirahat tidak lama. Paling sekedar melepas lelah. Kecuali kalau mata sudah tidak kuat menahan ngantuk, terpaksa tiduran. Walau hanya sebentar.

Jarak Kota Bogor - Desa Panguragan Kabupaten Cirebon sekitar 234 Km dilalui dengan penuh semangat.  Selama di perjalanan tidak ada gangguan berarti.

"Paling hanya ban sepeda kempes di daerah Ciasem Kabupaten Subang saat perjalanan menuju ke Kabupaten Cirebon. Setelah ban sepeda ditambah angin, perjalanan dilanjutkan," katanya dijumpai BeritaTrans.com dan Aksi.id tengah menggowes sepeda kesayangannya  Jumat (14/5/2021) siang di jalan Pantura Kecamatan Lohbener.

Selama di jalan kondisinya aman-aman saja."Saya cukup menikmati perjalanan ini," katanya. Gowes sepeda yang dikemudikan Slamet cukup kencang.

Ditanya soal makan dan tidur, ujar Slamet tak masalah. "Banyak warung di pinggir jalan. Tinggal mampir,"  ujarnya.

Masalah tidur pun, ucap Slamet tidak sulit. "Saya biasa tidur di hotel merah - putih. Maksudnya tidur di mushola Pom Bensin," katanya sambil tersenyum.

Pergi ke Kabupaten Cirebon tidak mempersiapkan secara khusus. "Persiapannya biasa aja. Yang penting kondisi badan sehat. Menyiapkan beberapa peralatan sepeda. Tidak lupa membawa ban luar buat emergency di jalan," katanya.

Ditanya mengenai kaos bertuliskan Cibinong, kata Slamet, kaos itu  pemberian dari orang. Karena kaos ini merupakan pemberian ia kenakan saat perjalanan ke Kabupaten Cirebon maupun pulang ke Kota Bogor.

Bagi Slamet, gowes sepeda jarak jauh seperti menuju ke Kabupaten Cirebon ini merupakan pengalaman pertama. Biasanya bersepeda di sekitar Kota Bogor. Jaraknya paling jauh sekitar 40 km.

Meski jarak tempuh Kota Bogor – Kabupaten Cirebon relatif jauh dan melelahkan, sambung Slamet, namun selama di perjalanan terasa bahagia. Sebab bakal bertemu  rekan-rekan satu organisasi

Benar saja. Sesampai di tempat acara di Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon, Slamet banyak bertemu dengan teman-teman.

Mereka berasal  dari mana-mana. "Ada yang dari Tasikmalaya, Bandung naik sepeda motor dan sebagainya," imbuhnya. (Taryani)