Begini Kru Bus Agra Mas Selama Perpal di Terminal

  • Oleh : Bondan

Rabu, 26/Mei/2021 11:07 WIB
Bus Agra Mas di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/5/2021). Foto: BeritaTrans.com. Bus Agra Mas di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/5/2021). Foto: BeritaTrans.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kehidupan seorang kru bus antarkota antarpropinsi (AKAP) tak selamanya indah. Yang terkenal ataupun dikenal banyak kalangan pecinta bus maupun dikalangan pengguna jasa antar bus AKAP. 

Namun, masih banyak sejumlah masyarakat belum mengetahui, disaat bus perpal (menginap) di terminal ataupun di pool bus saat tengah berisitirahat.

Baca Juga:
Terminal Kepuhsari Jombang Hanya Berangkatkan Sedikit Bus saat Libur Panjang

Seperti Toyib, pria asal Cirebon, Jawa Barat, yang berprofesi sebagai pengemudi dua di bus Agra Mas dengan trayek Jakarta-Wonogiri, menceritakan, kehidupannya sehari-hari selama perjalanan hingga perpal di Terminal.

“Kebanyakan penumpang taunya kita selalu berpenampilan rapih waktu bawa bus. Pakai seragam dan pakai sepatu. Tapi nggak tahu kalau kehidupan kita seerti apa kalau lagi di terminal atau di pool. Penumpang hanya ngelihat pas kita sudah rapih di belakang kemudi,” kata Toyib kepada BeritaTrans.com saat ditemui di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

Toyib asal Cirebon, pengemudi bus Agra Mas. Foto: BeritaTrans.com.

Kehidupan seorang pengemudi ataupun kru bus lainnya ketika saat tidak beroperasi dan perpal (menginap) di terminal maupun pool bus. Penampilan setiap kru berubah drastis, tak sama lagi seperti disaat sedang membawa bus. Yakni rapih dan bersih.

Baca Juga:
Bus Rombongan Sekolah di Sidoarjo Kecelakaan di Tol Ngawi, Satu Guru Meninggal

“Kita kalau lagi perpal di terminal. Udah nggak ada lagi yang namanya bersih, rapih dengan seragam. Yang ada kita kalau sudah perpal di terminal sudah nggak perhatikan lagi kerapihan. Pikiran kita cuma satu manfaatkan waktu buat istirahat. Sudah nggak peduli yang namanya kotor ataupun yang lainnya. Yang penting kita sampai terminal atau pool langsung tidur. Pulang ke rumah saja bisa 1 bulan sekali,” ceritanya.

Ayah dua anak ini, menambahkan selama dirinya dan rekan satu busnya. Terminal dan bus sudah seperti rumah kedua sebagai tempat tinggalnya selama bus beroperasi.

“Terminal dan bus sudah jadi rumah kedua kita. Yah semua dilakukan disini, dari makan sampai tidur. Sampai-sampai kita tidur di kursi bus. Awal-awal tidur di bus, bangun-bangun badan pada pegel semua. Tapi sekarang ini sudah terbiasa. Apalagi kalau pas lagi bawa terus mata udah nggak kuat melek. Paling kita selalu sedia kopi dan rokok selama perjalanan buat ngusir ngantuk. Tapi kalau kita sudah cape dan ngantuk berat mendingan saya minta ganti bawa busnya sama driver satu. Kalau dipaksakan bisa bahaya, karena kita bawa banyak nyawa,” tutur Toyib.

Dengan kehidupannya sehari-hari di saat menjalankan tugasnya sebagai pengemudi. Sudah dua tahun ini penghasilannya mulai meredup tidak seperti dahulu.

“Sudah dua tahun ini penghasilan kita menurun. Untuk makan saya sehari-hari saja terkadang saya irit-iritin. Selebihnya untuk keluarga di kampung. Tapi alhamdulillah sekarang ini nggak kaya tahun lalu. Yang bus dilarang beroperasi selama 3 bulan. Bus beroperasi lagi sudah seminggu tapi penghasilan nggak seberapa. Yang penting alhamdulillah masih bisa ngantongin uang lagi,” pungkas Toyib, sembari bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. (dan)