Melirik Keberadaan Stasiun Kereta Api Kedokangabus, Cukup Bersih dan Terawat

  • Oleh : Taryani

Sabtu, 05/Jun/2021 11:32 WIB
Sebuah kereta api argo melintas dari arah Jakarta menuju Surabaya, Sabtu (5/6/2021) sekitar  pukul  09.16 WIB. (Taryani) Sebuah kereta api argo melintas dari arah Jakarta menuju Surabaya, Sabtu (5/6/2021) sekitar pukul 09.16 WIB. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) - Potret stasiun kereta api  Kedokangabus, di Desa Kedokangabus, Kecamatan Kroya, Indramayu, Jabar, merupakan salah satu stasiun kecil atau Kelas 3. Tapi ada yang bisa dibanggakan.  Karena kondisi stasiun ini walaupun kecil tetapi bersih dan terawat.

Stasiun dulu bernama stasiun Kadokangabus. Kemudian diubah namanya menjadi stasiun Kedokangabus. Terletak di Desa Kedokangabus, Kecamatan Kroya, Indramayu yang cukup berdekatan dengan  permukiman warga.

Meski banyak warga sekitar yang bermain-main di sekitar stasiun itu namun sama sekali tidak terlihat adanya  sampah yang menumpuk atau berserakan.

Jangankan sampah plastik, bekas kemasan makanan atau botol minuman, puntung rokok saja tidak tampak. Cukup terjaga kebersihannya.

Rupanya petugas kebersihan yang ditangani seorang pria, paruh baya ini,  benar-benar bertanggungjawab memelihara kebersihan komplek stasiun kereta api Kedokangabus. 

Mengenakan rompi bertuliskan RES Clean, pria berbadan kurus ini setap saat terus bergerak memungut sampah. Menggunakan kantong kresek, petugas kebersihan ini berjalan kaki menelusuri lingkungan stasiun dan rel  mengamati keberadaan sampah.

Jika terlihat ada sampah,  langsung dipungut dan memasukkannya  ke kantong kresek yang ditenteng. 

Pada bagian inti bangunan stasiun,  keadannya  sangat terawat. Cat abu-abu tua pada bagian bawah tembok  dikombinasikan warna putih tampak kontras seperti   menyala. Tidak ada sedikitpun lapisan tembok terkelupas.

Keadaan stasiun dan bangunan penunjang  lainnya benar-benar terawat dan  terlihat utuh. Walaupun stasiun Kedokangabus ini dibangun sudah cukup  lama, saat  zaman kolonial Belanda. Namun secara umum kondisinya  terlihat kokoh dan terawat.

Di depan bangunan stasiun tampak berderet  sejumlah bunga yang daunnya berwarna kuning  menyegarkan mata. Di bagian belakang stasiun,  sebelah timur ditanam dua pohon mangga harum manis.

Masa pandemi Covid-19, mengatur penerapan  protokol kesehatan terhadap setiap  calon  pengguna jasa kereta api. Calon penumpang jarak jauh wajib tes GeNose atau swab test.

Kebetulan stasiun Kedokangabus tidak melayani tes kesehatan itu. Jadi calon penumpang terpaksa  memilih naik kereta api dari  stasiun lain yang kelasnya lebih tinggi. Misalnya stasiun Jatibarang, stasiun Haurgeulis atau Stasiun Cirebon Prujakan.

Makanya di stasiun Kedokangabus itu  tak terlihat adanya  hiruk - pikuk calon  penumpang. Guna mengusir sepi di tempat kerja, dari jarak sekitar 40 meter terdengar  musik tarling dangdut berjudul Wartiyem diputar dari salah satu ruangan. 

Irama musik itu mampu  mengusir rasa jenuh di tengah sepinya kondisi penumpang saat pandemi Covid-19.

"Musik tarling dangdutnya cukup akrab di telinga masyarakat," komentar Rastim, 48 salah seorang warga.(Taryani)