Oleh : Taryani
INDRAMAYU (BeritaTrans.com) - Potret stasiun kereta api Kedokangabus, di Desa Kedokangabus, Kecamatan Kroya, Indramayu, Jabar, merupakan salah satu stasiun kecil atau Kelas 3. Tapi ada yang bisa dibanggakan. Karena kondisi stasiun ini walaupun kecil tetapi bersih dan terawat.
Stasiun dulu bernama stasiun Kadokangabus. Kemudian diubah namanya menjadi stasiun Kedokangabus. Terletak di Desa Kedokangabus, Kecamatan Kroya, Indramayu yang cukup berdekatan dengan permukiman warga.
Meski banyak warga sekitar yang bermain-main di sekitar stasiun itu namun sama sekali tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk atau berserakan.
Jangankan sampah plastik, bekas kemasan makanan atau botol minuman, puntung rokok saja tidak tampak. Cukup terjaga kebersihannya.
Rupanya petugas kebersihan yang ditangani seorang pria, paruh baya ini, benar-benar bertanggungjawab memelihara kebersihan komplek stasiun kereta api Kedokangabus.
Mengenakan rompi bertuliskan RES Clean, pria berbadan kurus ini setap saat terus bergerak memungut sampah. Menggunakan kantong kresek, petugas kebersihan ini berjalan kaki menelusuri lingkungan stasiun dan rel mengamati keberadaan sampah.
Jika terlihat ada sampah, langsung dipungut dan memasukkannya ke kantong kresek yang ditenteng.
Pada bagian inti bangunan stasiun, keadannya sangat terawat. Cat abu-abu tua pada bagian bawah tembok dikombinasikan warna putih tampak kontras seperti menyala. Tidak ada sedikitpun lapisan tembok terkelupas.
Keadaan stasiun dan bangunan penunjang lainnya benar-benar terawat dan terlihat utuh. Walaupun stasiun Kedokangabus ini dibangun sudah cukup lama, saat zaman kolonial Belanda. Namun secara umum kondisinya terlihat kokoh dan terawat.
Di depan bangunan stasiun tampak berderet sejumlah bunga yang daunnya berwarna kuning menyegarkan mata. Di bagian belakang stasiun, sebelah timur ditanam dua pohon mangga harum manis.
Masa pandemi Covid-19, mengatur penerapan protokol kesehatan terhadap setiap calon pengguna jasa kereta api. Calon penumpang jarak jauh wajib tes GeNose atau swab test.
Kebetulan stasiun Kedokangabus tidak melayani tes kesehatan itu. Jadi calon penumpang terpaksa memilih naik kereta api dari stasiun lain yang kelasnya lebih tinggi. Misalnya stasiun Jatibarang, stasiun Haurgeulis atau Stasiun Cirebon Prujakan.
Makanya di stasiun Kedokangabus itu tak terlihat adanya hiruk - pikuk calon penumpang. Guna mengusir sepi di tempat kerja, dari jarak sekitar 40 meter terdengar musik tarling dangdut berjudul Wartiyem diputar dari salah satu ruangan.
Irama musik itu mampu mengusir rasa jenuh di tengah sepinya kondisi penumpang saat pandemi Covid-19.
"Musik tarling dangdutnya cukup akrab di telinga masyarakat," komentar Rastim, 48 salah seorang warga.(Taryani)