WHO Keluarkan Peringatan COVID-19 untuk Eropa Sebelum Liburan Musim Panas

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 11/Jun/2021 14:28 WIB


Washington (BeritaTrans.com) -Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (10/6) mendesak warga Eropa untuk bepergian secara bertanggung jawab dalam liburan musim panas dan memperingatkan bahwa benua itu “sama sekali belum lepas dari bahaya” dalam perang melawan COVID-19 meskipun tingkat infeksi terus menurun dalam beberapa pekan ini.

“Dengan meningkatnya pertemuan sosial, mobilitas populasi yang lebih besar, serta festival besar dan turnamen olahraga berlangsung dalam beberapa hari dan pekan mendatang, WHO Eropa menyerukan tindak kehati-hatian,” kata kepala WHO Eropa Hans Kluge dalam keterangan pers.

Baca Juga:
WHO Tetapkan DKI di Level 3 Transmisi COVID-19!

Hans Kluge di Moskow, Rusia, 23 September 2020. (Sputnik/via Reuters)

Hans Kluge di Moskow, Rusia, 23 September 2020. (Sputnik/via Reuters)

Baca Juga:
`Senjata Balas Dendam` Putin Terbukti Ampuh, Eropa Terbelah

 

“Jika Anda memilih untuk bepergian, lakukanlah secara bertanggung jawab. Sadarilah risikonya. Terapkan akal sehat dan jangan merusak pencapaian yang diraih dengan susah payah,” kata Kluge.

Baca Juga:
Uni Eropa Kirim Jet Tempur dan Senjata Senilai Rp7 Triliun ke Ukraina

Selama dua bulan ini, kasus-kasus baru, kematian dan rawat inap akibat COVID-19 telah berkurang, membuat 36 dari 53 negara di kawasan itu untuk mulai melonggarkan pembatasan.

Jumlah infeksi COVID-19 yang dilaporkan pekan lalu tercatat 368.000, seperlima dari kasus mingguan yang dilaporkan pada masa puncak pandemi April tahun ini, kata Kluge.

“Kita harus mengakui kemajuan dicapai di banyak negara di kawasan, kita juga harus mengakui bahwa kita sama sekali belum keluar dari bahaya,” lanjutnya.

Kluge mengatakan varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, menjadi hal yang mengkhawatirkan. Varian ini, lanjutnya, “menunjukkan tingkat penularan yang lebih cepat.”

Negara-negara harus belajar dari kemunculan kembali kasus-kasus yang terlihat selama musim panas tahun lalu, meskipun vaksinasi dilakukan di berbagai penjuru kawasan itu.

Dengan hanya 30 persen di kawasan yang telah menerima dosis pertama vaksin, jumlah tersebut tidak akan cukup untuk mencegah gelombang virus lainnya, lanjut Kluge. 

(sumber:bbcindonesia.com)