Pusat Perawatan Pesawat Batam Aero Technic Menjadi KEK, Investasi Rp 7 Triliun

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 13/Jun/2021 07:51 WIB
Pusat Perawatan Pesawat Batam Aero Technic Resmi Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. (Ist) Pusat Perawatan Pesawat Batam Aero Technic Resmi Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. (Ist)

BATAM (BeritaTrans.com) - Batam Aero Technic (BAT), pusat perawatan dan pengerjaan pesawat udara (Maintenance, Repair, Overhaul/ MRO) yang menjadi bagian dari Lion Air Group mengumumkan telah mendapatkan persetujuan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam. Nilai investasinya menembus Rp 7,29 triliun. 

Persetujuan BAT jadi KEK di Batam ini tertuang dalam ketetapan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Batam Aero Technic. 

Baca Juga:
Menteri Luhut: Wajib RT-PCR Bagi Penumpang Pesawat untuk Antisipasi Lonjakan Kasus

Peresmian BAT sebagai KEK di Batam dijalankan sebagaimana pedoman protokol kesehatan bertempat di fasilitas BAT oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI), Airlangga Hartarto; dan Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita. 

Lalu hadir pula Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad; Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam sekaligus Walikota Batam, Muhammad Rudi; Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait; Direktur Utama Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya dan disaksikan oleh jajaran lembaga/ institusi terkait. 

Baca Juga:
Luhut: Mulai 14 Oktober, Bandara I Gusti Ngurah Rai Dibuka untuk Wisman

"BAT dan para pemangku kepentingan segenap pihak yang terkait perlu berkomitmen dalam memperlancar dan mewujudkan keberhasilan pengembangan KEK BAT di Batam," tulis Corporate Communications Strategic ofLion Air Group, Danang Mandala Prihantoro pada keterangan resmi, Sabtu ini (12/6/2021). 

Dijelaskan, BAT telah memenuhi kriteria-kriteria menurut ketentuan tentang penyelenggaraan KEK dan memenuhi kualifikasi rencana bisnis yang mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional khususnya industri aviasi. 

Manajemen Lion menyatakan nilai investasi Rp 7,29 triliun dan dapat menyerap tenaga kerja berkisar 9.976 orang pada 2030. 

"Kehadiran KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 65-70% dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri," sebut Danang. 

Selain itu, dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang diprediksi memiliki rata-rata (kisaran) 12.000 unit pesawat udara dan nilai bisnis sebesar US$ 100 miliar pada 2025. 

Batam Aero Technic yang mulai beroperasi pada 2014 merupakan perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat atau MRO alias hanggar pesawat dari grup Lion milik pengusaha penerbangan Rusdi Kirana. 

BAT didirikan dengan tujuan untuk merawat dan memperbaiki pesawat-pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan penerbangan yang tergabung dalam Lion Air Group seperti Lion Air, Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air, Thai Lion Air serta Angkasa Aviation Academy (sekolah pilot). 

Capability yang dimiliki oleh BAT saat ini adalah perawatan Airbus 320, Boeing 737series, Airbus A330, Hawker 800/ 900 XP, ATR 72 500/ 600 serta memperkerjakan kurang lebih 2.000 personil (sumber daya manusia) dengan jumlah investasi yang sudah tertanam sekitar 1 triliun rupiah (Rp 1 triliun). 

Batam Aero Technic telah memiliki empat unit hanggar perawatan pesawat dengan daya tampung 12 pesawat Boeing 737, Airbus 320, 1 (satu) unit hanggar untuk pembersihan permukaan cat pada badan pesawat(paint stripping) sebelum masuk proses pengecatan ulang (painting)dan perawatan pesawat. 

Lalu, satu unit hanggar untuk pengecatan dan perawatan pesawat, satu gedung suku cadang seluas 4.000 m2, dan satu unit gedung sarana perawatan komponen pesawat (workshop). Sarana perawatan dan perbaikan telah dibangun di atas lahan seluas 30 hektar (Ha) yang disediakan oleh Badan Pengusahaan Batam. 

Adapun Kawasan Industri BAT telah terbangun sejalan pada lahan tahap 1 dan 2 seluas 6 hektar (Ha). Saat ini dalam pembangunan tahap 3. 

Pada pembangunan hanggar tahap 3, BAT berencana membangun delapan unit hanggar yang dapat menampung 24 pesawat udara tipe Boeing 737 dan Airbus 320. 

Sebanyak delapan unit hanggar ini diharapkan dapat meningkatkan serapan perawatan pesawat secara nasional dan internasional, serta meminimalisir jumlah pekerjaan yang dikirim ke luar negeri.(fahmi)