Bencana Rob Sengsarakan Masyarakat 3 Desa di Indramayu

  • Oleh : Taryani

Senin, 19/Jul/2021 21:10 WIB
Ketika rob datang ke Desa Eretan Wetan, Senin (19/07/2021) sore para orang tua memerintahkan anak-anak masuk rumah. Suasana lingkungan warga jadi sepi. (Taryani)   Ketika rob datang ke Desa Eretan Wetan, Senin (19/07/2021) sore para orang tua memerintahkan anak-anak masuk rumah. Suasana lingkungan warga jadi sepi. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) -  Bencana rob atau naiknya air laut ke darat, Senin (19/07/2021) kembali menyengsarakan masyarakat Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat.

Rob kata salah seorang warga Desa Eretan Wetan, Surya, 48 terjadi hampir setiap hari. Air laut naik ke darat pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Rob menggenangi permukiman warga, tambak ikan, bangunan sekolah dan lahan penggaraman. Bahkan tak sedikit rumah warga yang terendam air laut.

Dikatakan, air laut menggenangi pelataran rumah dengan ketinggian yang bervariasi. Ada yang hanya 40 Cm. Ada yang sampai mencapai ketinggian 90 Cm. Hal itu tergantung kondisi permukaan tanah pada halaman rumah warga.

Jika rob datang, lingkungan masyarakat mendadak jadi sepi. Orang tua tak mengizinkan anak-anak bermain-main air laut, sekalipun hanya di depan rumah.

“Anak-anak disuruh para orang tua agar masuk ke dalam rumah. Tidak dibolehkan bermain air, sekalipun hanya di depan rumah sendiri,” ujarnya.

Air laut  yang membanjiri daratan  itu sewaktu-waktu naik pada ketinggian hingga mencapai 90 Cm. Sehingga cukup membahayakan keselamatan anak-anak.

Menurut Surya, rob sudah menjadi langganan bencana bagi masyarakat yang tinggal di Desa Eretan Wetan.

“Walaupun datangnya rob itu hanya 6 jam,  tapi dampaknya cukup membuat masyarakat sengsara,” ujarnya.

Hal itu karena masyarakat harus memindahkan perabotan rumah tangga, termasuk lemari  pakaian ke tempat yang lebih aman.

Masyarakat Desa Eretan Wetan mengharapkan solusi atau jalan keluar dari pemerintah untuk mengatasi dampak bencana rob ini. Sebab rob telah cukup lama menyengsarakan masyarakat.

“Masyarakat dibuat repot, susah dan sengsara. Usai air laut surut pun,  masyarakat tetap sengsara. Sebab biasanya harus membersihkan lantai rumah yang kotor sehabis kemasukan air laut,” ujarnya. (Taryani)