KRI Dr Soeharso Produksi Nonstop Tabung Oksigen untuk Pasien Isolasi Mandiri

  • Oleh : Della

Jum'at, 23/Jul/2021 09:58 WIB
KRI dr Soeharso dikerahkan untuk menanggulangi kelangkaan oksigen. KRI dr Soeharso dikerahkan untuk menanggulangi kelangkaan oksigen.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kapal perang atau KRI Dr. Soeharso-990 akan memproduksi oksigen cair nonstop bagi masyarakat yang tengah isolasi mandiri, terutama di Jawa Timur, dengan kapasitas produksi mencapai 90 tabung per hari.

"Akan kita produksi terus sehingga bermanfaat dan mudah-mudahan bisa membantu kelangkaan oksigen yang saat ini banyak dibutuhkan masyarakat," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7).

"Kami juga siap melayani isi ulang tabung oksigen bagi masyarakat yang anggota keluarganya sedang menjalani isolasi mandiri dengan gejala sesak nafas akibat terpapar Covid-19," tuturnya.

KRI Dr. Soeharso yang disiagakan di Dermaga Madura Markas Komando Armada II Surabaya, Jawa Timur, ini bisa memproduksi oksigen karena memiliki generator oksigen dengan tiga keran atau "nozzle" pengisian.

Yudo menyebut kapal yang setara dengan rumah sakit tipe B itu bisa memproduksi 25 tabung isi 6.000 liter dalam 24 jam, dan 65 tabung isi 1.500 liter per hari.

Dengan kata lain, produksi per tabung volume 6.000 liter bisa dilakukan dalam 1 jam 40 menit dan tabung 1.500 liter dalam waktu 20 menit.

Yudo menyebut oksigen dari KRI Dr. Soeharso itu akan disebar ke rumah sakit dan masyarakat umum. Lokasinya sendiri masih akan ditentukan lebih lanjut.

"Untuk rumah sakit di Jawa Timur yang membutuhkan akan kami siapkan juga di pinggir jalan raya. Nanti pihak rumah sakit bisa menukar tabung yang kosong dengan yang telah terisi oksigen," kata dia.

Sementara, warga bisa menukarkan tabung oksigennya di gerai atau counter penukaran tabung oksigen di pertokoan Jalajaya, depan Mako Koarmada II Surabaya.

"Masyarakat yang membutuhkan dapat menukar tabung oksigennya di Jalajaya selama 24 jam, sehingga masyarakat sewaktu-waktu membutuhkan dapat menukar," kata dia.

Untuk masyarakat yang tinggal di pulau-pulau, TNI AL akan mengerahkan KRI untuk membantu pendistribusiannya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta sejumlah pabrik oksigen, termasuk BUMN, bersiap menambah kapasitas produksi.

"Saya minta siap-siap menaikan kapasitas kalau memang sangat dibutuhkan," kata dia, dalam keterangan tertulis yang diunggah di website Kemenko PMK, Kamis (22/7).

"Untuk kebutuhan oksigen yang sangat mendesak ini mohon agar diatur baik-baik. Saling pengertian lah karena ini menyangkut hidup mati pasien yang sangat tergantung dengan ketersediaan oksigen," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga mengungkap saat ini Kementerian BUMN telah menginstruksikan kepada perusahaan pelat merah penghasil oksigen  agar dapat mengalihkan produksi untuk penanganan Covid-19.

"Contohnya, ada pabrik-pabrik yang berada di bawah BUMN yang memproduksi oksigen yang selama ini digunakan untuk kepentingan pabriknya dialihkan untuk kebutuhan kesehatan. Ada yang sampai 40 persen," katanya.

Dia mencontohkan dengan Petrokimia Gresik, salah satu perusahaan BUMN, yang akan mengaktifkan kembali instalasi produksi oksigen yang telah nonaktif sejak 2019 lalu.

Alhasil, Petrokimia Gresik ditaksir akan mampu memproduksi oksigen hingga 23 ton per hari. Muhadjir berharap produksi itu bisa memenuhi kebutuhan darurat di RS terutama yang ada di sekitar Jawa Timur, seperti Surabaya dan Gresik.

"Sisanya bisa dialihkan ke daerah lain termasuk Jawa Tengah, DIY, yang kebetulan jumlah produksinya juga sangat terbatas," kata dia.(ds/sumber Antaranews.com/CNNIndonesia.com)