TPI Eretan Wetan Sepi Pelelangan Ikan, Dipergunakan Anak Nelayan Bermain Bola

  • Oleh : Taryani

Senin, 26/Jul/2021 10:15 WIB
TPI Eretan Wetan tampak sepi kegiatan transaksi jual beli ikan secara lelang. (Taryani) TPI Eretan Wetan tampak sepi kegiatan transaksi jual beli ikan secara lelang. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Efek menganggurnya ratusan kapal dan perahu nelayan di Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon,  Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jabar  membuat kegiatan ekonomi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau Kongsi terlihat sepi.

Sepinya TPI itu berlangsung sejak bulan Mei 2021 hingga sekarang. TPI yang biasanya ramai kegiatan transaksi keuangan praktis  sepi. Puluhan karyawan TPI Eretan Wetan tidak memiliki kesibukan.

Lantai keramik TPI yang dahulu selalu basah dan licin oleh kehadiran ikan-ikan segar yang baru diturunkan dari atas kapal atau perahu, sekarang  kering.

Jangankan ikan puluhan ton, 1 ton saja tak ada yang dilelang di TPI Eretan Wetan.

Mengingat TPI Eretan Wetan  sepi kegiatan, sejumlah anak nelayan memanfaatkan kesempatan itu untuk area bermain bola kaki, petak umpet dan lain sebagainya.

Menengok beberapa los  bakul ikan juga sepi. Hanya ada seorang bakul ikan yang masih buka  di salah satu  los  di belakang   TPI Eretan Wetan.

“Lagi musim paceklik  ikan. Kapal  dan perahu tidak berangkat ke laut,” ujar bakul ikan paruh baya yang  tengah duduk sendirian sambil bermain HP.

Bakul ikan pria ini sebelumnya seibuk membeli ikan hasil lelang kemudian menjualnya lagi  ke pedagang ikan di pasar atau untuk konsumen tapi  sekarang sepi.

Mengingat tidak ada  pelelangan di TPI Eretan Wetan, ia terpaksa menjual ikan hasil budidaya darat,  seperti ikan mas, mujair dan sebagainya.

Terkadang dipasok  kepala ikan manyung, yang biasa di masak pindang gombyang,  dari bakul ikan lain yang membeli dari TPI Karangsong, di Kecamatan dan Kabupaten Indramayu.

Warga lain menuturkan, tahun ini Koperasi Unit Desa (KUD) Misaya Mina Eretan Wetan juga tidak menyelenggarakan upacara adat Nadran. Penyebabnya  karena kondisi ekonomi tidak memungkinkan ditambah imbas pandemi Covid-19 yang  belum reda.

Beberapa tahun sebelumnya, pengurus KUD Misaya Mina Eretan Wetan ini rutin menggelar upacara adat Nadran. Walaupun mengeluarkan biaya  relatif besar. Mencapai ratusan juta rupiah.

“Upacara adat Nadran ini merupakan tradisi para nelayan.  Wujud  syukur atas jerih payah kerja di laut,” kata Juli, 54. (Taryani)