Pernah Ditelepon Jokowi dan Luhut, Elon Musk Pilih Kerja Sama dengan Australia

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 30/Jul/2021 21:52 WIB
Elon Musk bos Tesla. Foto: Kumparan.com. Elon Musk bos Tesla. Foto: Kumparan.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Meski pernah ditelepon Presiden Jokowi dan Luhut, Elon Musk ternyata kembali melewatkan kerja sama dengan Indonesia.

Produsen mobil listrik milik Elon Musk, Tesla Inc, memilih meneken kerja sama pengadaan nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik, dengan perusahaan tambang Australia, BHP.

Baca Juga:
Luhut Ajak Raksasa Mobil Listrik BYD Investasi di Indonesia

Langkah bisnis tersebut dilakukan Tesla, setelah mereka membangun pabrik baru di Bengalore, India. Padahal sebelumnya, Presiden Jokowi serta Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan secara khusus menelepon Elon Musk.

Kedua pejabat pemerintah Indonesia itu, menawari Elon Musk untuk membuka industri mobil listrik serta komponen pendukungnya di Indonesia.

Baca Juga:
Disaksikan Luhut Binsar Pandjaitan Wuling Bikin Baterai Mobil Listrik di Indonesia

"Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik. Selain itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga mengajak Tesla untuk melihat Indonesia sebagai launching pad Space X," kata Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, Sabtu (12/12/2020).

Dikutip dari laman resmi BHP, Kamis (29/7), perusahaan tambang Australia ini menilai Tesla Inc sebagai produsen kendaraan listrik dan sistem penyimpanan baterai (energy storage) terbesar di dunia. BHP juga menilai Tesla Inc punya komitmen mengembangkan energi hijau.

Baca Juga:
China Tarik 80.000 Mobil Tesla karena 2 Masalah, Apa Itu?

“Permintaan nikel untuk produksi baterai kendaraan listrik, akan meningkat lima kali lipat dalam satu dekade ke depan. Sebagian besar untuk mendukung meningkatnya permintaan dunia akan kendaraan listrik,” kata Chief Commercial Officer BHP, Vandita Pant.

kerja sama BHP dengan Tesla, lebih dari sekadar pasokan nikel untuk memenuhi kebutuhan baterai mobil listrik. Keduanya sepakat untuk mengembangkan proses bisnis yang ramah lingkungan.

Rantai pasok baterai listrik yang dihasilkan Tesla, bisa ditelusuri secara detail asal bahan baku nikelnya dari tambang BHP. Penelusuran end to end ini dilakukan dengan mengimplementasi teknologi blokchain. (dn/sumber: Kumparan.com)