Robert Kuok, Dari Office Boy Jadi Orang Terkaya Nomor 1 di Malaysia

  • Oleh : Dirham

Minggu, 08/Agu/2021 14:28 WIB
Robert Kuok memulai karirnya menjadi seorang office boy dan juru tulis. Kini, Kuok berhasil menjadi orang terkaya nomor 1 di Malaysia selama dua dekade. Robert Kuok memulai karirnya menjadi seorang office boy dan juru tulis. Kini, Kuok berhasil menjadi orang terkaya nomor 1 di Malaysia selama dua dekade.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Robert Kuok belum lama ini kembali dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 1 di Malaysia dalam daftar Forbes Billionaire 2021. Tak tanggung-tanggung, kekayaan Kuok tercatat mencapai US$11,8 miliar atau sekitar Rp168 triliun (asumsi kurs Rp14.318 per dolar AS) per 4 Agustus 2021.

Ini memang bukan kali pertama Kuok menjadi orang terkaya di Malaysia. Dikutip dari Forbes, Kuok sudah menempati posisi orang terkaya nomor 1 di Malaysia lebih dari dua dekade. Pria berusia 97 tahun ini pun telah membangun gurita bisnisnya lebih dari setengah abad.

Kisah suksesnya berawal dari kepindahan ayah dan ibu Kuok dari Fujian, China ke Johor Bahru, Malaysia pada awal abad ke-20. Robert merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir pada 6 Oktober 1923.

Kuok mengenyam pendidikan di Raffles Institution. Dia bahkan pernah sekelas dengan eks Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew.

Kesuksesan Kuok dimulai sebagai office boy, sembari bisnis kecil-kecilan dengan dukungan kerabat. Setelah lulus sekolah, Kuok bekerja menjadi juru tulis di Departemen Perdagangan Industri Beras milik Jepang yakni Mitsubishi Shoji pada kurun waktu 1942 hingga 1945.

Setelah itu, Kuok mendapatkan promosi menjadi Kepala Departemen Perdagangan Beras. Setelah masa perang usai, Kuok kembali ke Johor dan membawa ilmu bisnisnya.

Kuok bersama dua kakak laki-lakinya dan sepupu, Kuok Hock Chin mendirikan perusahaan Kuok Brother Sdb Bhd pada 1949. Saat itu, perusahaan keluarga tersebut bergerak di bidang perdagangan komoditas pertanian.

Tak cukup satu perusahaan, selang enam tahun kemudian, Kuok kembali membentuk perusahaan baru yakni Malayan Sugar Manufacturing bersama mitra dari Jepang. Pergerakannya di industri gula membuat Kuok sempat menguasai 80 persen pasar gula Malaysia dengan produksi yang mencapai 1,5 juta ton.

Saat itu, jumlah produksi tersebut mencapai 10 persen total produksi gula dunia. Dari situlah Kuok mendapatkan julukan 'Raja Gula Asia'.

Selang 20 tahun dari bisnis pertamanya, Kuok mulai mengepakkan sayap ke lini bisnis lain yakni perhotelan. Pada 1971, Kuok mendirikan hotel Shangri-La untuk pertama kalinya di Singapura. 

Hingga 2017, Shangri-La memiliki 100 hotel dan tersebar di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Kuok terus menambah lini bisnisnya, pada 1993 dia mengakuisisi 34,9 persen saham South China Morning Post dari Murdoch's News Corporation. Namun, bisnis ini telah Kuok lepas ke Alibaba Group pada 2016 lalu.

Pada 2007, Kuok menggabungkan bisnis perkebunan, minyak nabati, dan biji-bijian dengan Wilmar International yang didirikan oleh keponakannya dan menjadikannya pengolah minyak sawit terbesar di dunia.

Saat ini, Kouk Group yang sudah berdiri lebih dari 70 tahun telah memiliki banyak anak usaha atau lini bisnis. Grup ini memiliki berbagai lini bisnis dari mulai agribisnis, konsumer, properti, media, bioskop, environmental engineering, dan lainnya.

Bisnis grup ini pun tersebar di China, Vietnam, Indonesia, Thailand dan Singapura.

Tak hanya bergerak di dunia bisnis, Kuok pun memiliki pengaruh dalam dunia politik. Kuok pernah menjadi penasihat utama PM Malaysia Mahathir Mohamad.

Dia juga berperan dalam mengatur pertemuan antara pemerintah Malaysia dan China yang mengarah pada pengakuan diplomatik penuh kedua negara.

Kini, Kuok yang sudah berusia 97 tahun tinggal di Deep Water Bay, Hong Kong. Dia pun sempat menuliskan kisah hidupnya menjadi sebuah buku berjudul 'Robert Kuok: A Memoir.' (ds/sumber CNNIndonesia.com)