Wanita yang Kabur dari Afghanistan Melahirkan saat Penerbangan Evakuasi

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 22/Agu/2021 23:10 WIB
Para staf medis membantu seorang wanita Afghanistan melahirkan bayi di ruang kargo pesawat di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, Minggu (22/8/2021). (TWITTER @AirMobilityCmd) Para staf medis membantu seorang wanita Afghanistan melahirkan bayi di ruang kargo pesawat di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, Minggu (22/8/2021). (TWITTER @AirMobilityCmd)

KABUL (BeritaTrans.com) - Seorang wanita hamil yang dievakuasi dari Afghanistan melahirkan dalam penerbangan evakuasi. 

Laporan tersebut disampaikan Komando Mobilitas Udara AS melalui Twitter pada Ahad (22/8/2021). 

Baca Juga:
Pesawat Boeing 787 LATAM Airlines Terjun Bebas, Penumpang Terlempar dari Kursi hingga 50 Terluka

Melansir BBC, wanita tersebut hendak melahirkan dalam penerbangan ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman. 

Selama penerbangan, sang ibu tiba-tiba hendak melahirkan dan mulai mengalami komplikasi. 

Baca Juga:
Pesawat Boeing United Airlines Menukik 28 Ribu Kaki Sekitar 10 Menit, Penumpang Panik

Komandan pesawat memutuskan untuk menurunkan ketinggian pesawat guna meningkatkan tekanan udara di dalam pesawat. 

Setelah tekanan udara meningkat, kondisi sang ibu dikabarkan mulai stabil kembali. 

Baca Juga:
Malah Beli Kopi saat Boarding, Istri Ditinggal Suami Naik Pesawat

Akhirnya, pesawat mendarat di pangkalan tujuan dan personel medis segera naik ke pesawat. Personel medis ini lantas membantu persalinan di ruang kargo pesawat. 

Setelah itu, ibu dan bayinya dibawa ke klinik kesehatan terdekat dan dilaporkan dalam keadaan yang baik. 

Melarikan diri 

Sementara itu, ribuan warga Afghanistan berada di luar bandara Kabul, Afghanistan selama beberapa hari setelah Taliban menguasai kota itu. 

Mereka menunggu di bawah terik matahari sambil berdesakan untuk mengambil kesempatan melarikan diri dari negara itu. 

Saat ini, pasukan AS-lah yang mengendalikan bandara tersebut. 

Pada Sabtu (21/8/2021), Gedung Putih menyatakan bahwa sejauh ini sekitar 17.000 orang telah diterbangkan dari bandara itu oleh militer AS. 

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden menetapkan 31 Agustus sebagai tenggat waktu untuk penarikan semua pasukan AS dari negara itu. 

Namun, beberapa negara sedang mengupayakan perpanjangan tenggat waktu untuk membantu mengevakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang bekerja untuk mereka. 

"Mereka ingin mengevakuasi 60.000 orang mulai saat ini hingga akhir bulan," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell kepada AFP, Sabtu. 

"Secara matematis tidak mungkin,” ujarnya. 

Sementara itu, Taliban menyalahkan AS atas kekacauan yang terjadi di bandara Kabul. 

"Amerika, dengan segala kekuatan dan fasilitasnya, telah gagal menertibkan bandara," kata pejabat Taliban Amir Khan Mutaqi.(fh/sumber:kompas)