KKP dan Stakeholder Udang Nasional Bahas Upaya Peningkatan Kinerja Ekspor

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 26/Agu/2021 16:37 WIB
Pembahasan KKP bersama para perwakilan stakeholder udang Indonesia mulai dari pembudidaya, pelaku usaha pengolahan, pakan, hingga eksportir.  Pembahasan KKP bersama para perwakilan stakeholder udang Indonesia mulai dari pembudidaya, pelaku usaha pengolahan, pakan, hingga eksportir. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Produktivitas udang nasional terus digenjot seiring target peningkatan ekspor hasil perikanan pada 2024 sebesar USD8 miliar sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. 

Udang menjadi komoditas utama yang ditingkatkan produksi dan kualitasnya lantaran serapan pasar dunia yang sangat besar. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Galang Dukungan Internasional, Perluas Kawasan Konservasi Laut

Nilai ekspor udang Indonesia pada 2020 mencapai mencapai USD2,04 miliar. Jumlah tersebut menjadikan udang sebagai komoditas unggulan ekspor disusul Tuna – Cakalang (TCT) dan Cumi–Sotong–Gurita (CSG), Rajungan – Kepiting dan Rumput Laut. 

Salah satu langkah untuk mencapai target tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono rutin menemui stakeholder untuk menyerap aspirasi hingga mencarikan solusi atas hambatan-hambatan yang dialami. Terbaru Menteri Trenggono menemui perwakilan stakeholder udang Indonesia mulai dari pembudidaya, pelaku usaha pengolahan, pakan, hingga eksportir. 

Baca Juga:
KKP Temui Kejagung, Minta Pendampingan Peraturan Pengelolaan Lobster?

"Kami mendorong produktivitas (udang nasional) terus meningkat, ekspor meningkat, maka pertumbuhan ekonomi meningkat dan devisa ikut meningkat," ungkap Menteri Trenggono dalam pertemuan tersebut. 

Dalam pertemuan tersebut dibahas sejumlah isu yang berkaitan dengan produktivitas udang nasional. Mulai dari mitigasi penyakit, pasokan indukan udang, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, peluang pasar, sarana prasana tambak, hingga upaya bersama dalam mempertahankan kinerja ekspor udang di masa pandemi. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Raih Pengakuan Standar Internasional Anti Suap

Untuk kinerja ekspor udang di masa pandemi, Menteri Trenggono meminta semua pihak untuk sama-sama menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di setiap proses produksi. Langkah ini sekaligus sebagai upaya agar udang Indonesia diterima dengan baik di pasar internasional. 

Mengenai hasil diskusi, Menteri Trenggono menyebut sangat penting sebab akan menjadi referensi pihaknya dalam membuat kebijakan ke depan. "Ini diskusi sangat bagus, untuk memberi masukan ke kami, memperkaya kami dalam mendesain kebijakan yang sesuai dengan harapan," terangnya. 

Lebih lanjut Menteri Trenggono menjelaskan, KKP telah menyusun sejumlah langkah strategi untuk mencapai target peningkatan produksi udang nasional. Mulai dari mengevaluasi tambak udang eksiting di seluruh Indonesia. 

Kemudian melakukan revitalisasi sarana dan prasarana tambak agar produktivitas meningkat dari rata-rata 0,6 ton per haktare menjadi 2 ton per haktare. Lalu langkah lainnya yaitu membangun modelling tambak udang terintegrasi yang rencananya mulai dilakukan pada 2022. 

Menurut Menteri Trenggono, perlu adanya kolaborasi dengan semua pihak agar strategi yang sudah dibangun berjalan dengan baik. Termasuk kolaborasi dengan pelaku usaha dan pemerintah daerah. 

Kolaborasi juga untuk memastikan kegiatan produksi udang dari hulu hingga hilir sejalan dengan kebijakan penangkapan terukur, di mana keseimbangan ekologi dan pertumbuhan ekonomi berjalan seimbang. 

"Kami terus mencari terobosan bagaimana kita bisa instal teknologi budidaya yang paling baik untuk meningkatkan produktivitas yang sejalan dengan prinsip berkelanjutan," pungkasnya. 

Adapun stekeholder yang hadir yaitu Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) diwakili Ketua Umum Budi Wibowo, Himpunan Pengusaha Penangkapan Udang Indonesia (HPPI) diwakili Ketua Tri Antoro, Forum Udang Indonesia diwakili Sekjen Coco Kokarkin, Shrimp Club Indonesia, Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak dan sejumlah pelaku usaha perikanan lainnya.(fhm)