Hotel di Bali Terpuruk, Bos-Bos Balik ke Kampung Jadi Petani

  • Oleh : Dirham

Senin, 30/Agu/2021 09:16 WIB
Hotel Inaya Bali.  Hotel Inaya Bali. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Sektor pariwisata di Bali mengalami tekanan kuat selama pandemi Covid-19. Akibatnya, banyak pelaku pariwisata seperti hotel hingga tempat wisata yang 'banting setir' atau beralih profesi ke sektor lain yang lebih hidup.

Pelaku pariwisata Bali I Nyoman Astama mengungkapkan, langkah ini bukan hanya dilakukan oleh staf di tingkat bawah perusahaan, namun juga pejabat tingkat atas dari banyak perusahaan.

Baca Juga:
Hotel di Bali Terpuruk, Bos-Bos Balik ke Kampung Jadi Petani

"Memang situasi saat ini di Bali banyak juga peralihan kegiatan aktivitas ekonomi ke pertanian. Banyak GM-GM (general manager) hotel yang beralih ke pertanian, utamanya mereka yang punya lahan. Balik kampung lah istilahnya untuk mulai merintis lagi," kata Astama yang juga Co-Founder and Director of Operations STANAGIRI Management International, Jumat (27/8/21).

Peralihan profesi mau tidak mau dilakukan demi bisa bertahan di situasi pandemi Covid-19. Hal itu menjadi gambaran bagaimana situasi pariwisata di Bali sangat terpuruk, apalagi sampai 'bos-bos' tingkat atas dari banyak perusahaan di sektor pariwisata.

"Semuanya baik manager, department head apalagi karyawan. Karena sama sekali penyumbang perekonomian yang berbasis wisata nggak ada, tapi mereka harus bertahan. Banting setir untuk sementara waktu sampai keadaan normal kembali, tabungan sudah habis karena sekarang mulai jual-jual aset kan," sebut Astama.

Langkah menjual aset juga sudah terus berlangsung selama pandemi. Mulanya, ada harapan pariwisata Bali akan kembali bangkit dengan adanya program work from Bali (WFB) hingga bantuan pinjaman lunak. Namun, karena belum juga mendapat bantuan, maka banting setir menjadi petani bisa menjadi pilihan. Kedua sektor  pariwisata dan pertanian bisa saling membantu.

"Kalau buka akan jadi penguat karena pariwisata sangat bergantung pada alam, malah bisa jadi rantai pasok. Ketika Bali nantinya sudah menerima aktivitas pariwisata kembali, maka pasokan untuk pangan di hotel kan bakal menjadi lebih mudah," ujar Astama. (ds/sumber CNBC News Indonesia)