Polusi Udara Kurangi Harapan Hidup Jutaan Orang, di India Sembilan Tahun dan Warga Jakarta Hampir Lima Tahun

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 02/Sep/2021 10:24 WIB
Polusi udara merupakan masalah yang terus dihadapi warga Delhi, India. Polusi udara merupakan masalah yang terus dihadapi warga Delhi, India.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Polusi udara dapat mengurangi harapan hidup ratusan juta warga India hingga sembilan tahun, menurut sebuah laporan kelompok kajian di Amerika Serikat. 

Laporan itu menyebut sebanyak 480 juta orang di India bagian utara menghadapi "polusi udara pada taraf paling ekstrem di dunia". Seiring waktu berjalan, polusi tinggi ini telah merembet ke wilayah lainnya. 

Baca Juga:
Dukung Langit Biru, 116,7 Ton Sampah di FIBA World Cup 2023 Dikelola Waste4Change

Kebijakan udara bersih yang ketat bisa menambah harapan hidup khalayak hingga lima tahun, sebut laporan itu.

Laporan yang dibuat Energy Policy Institute Universitas Chicago (EPIC) ini menyebutkan, warga India bagian utara menghirup "taraf polusi 10 kali lebih buruk ketimbang wilayah lainnya di dunia". 

Baca Juga:
Seluruh Negara Gagal Penuhi Kualitas Udara WHO

Sebagai perbandingan, berdasarkan data Air Quality Life Index yang disajikan Energy Policy Institute, Universitas Chicago, tahun 2020, Indonesia adalah negara paling tercemar kesembilan di dunia. 

Menurut laporan itu, polusi udara dapat memperpendek harapan hidup rata-rata orang Indonesia sebanyak dua tahun, dan di wilayah paling tercemar sebanyak tujuh tahun. 

Baca Juga:
Lebih dari 2.500 Orang Meninggal Akibat Tersambar Petir Setiap Tahun di India, Mengapa Bisa Terjadi?

Di Jakarta, tingkat polusi disebut enam kali lipat dari pedoman WHO, dan jika hal itu terus terjadi, angka harapan hidup warga Jakarta bisa berkurang sebanyak 4,8 tahun.

Warga Jakarta juga terus dihadapkan pada kualitas udara yang buruk. 

Merembet ke wilayah lain 

Selama beberapa dekade terakhir, polusi udara telah merembet ke wilayah barat dan tengah India, seperti Maharashtra dan Madhya Pradesh. 

Di kawasan itu, menurut laporan tersebut, rata-rata orang kehilangan dua setengah sampai tiga tahun harapan hidupnya jika dibandingkan dengan taraf polusi pada awal 2000. 

Data teranyar EPIC yang dituangkan ke dalam laporan Air Quality Life Index menyebut, harapan hidup warga Ibu Kota Delhi bisa bertambah 10 tahun jika polusi udara menyamai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 10 µg/m³. 

Pada 2019, konsentrasi zat partikulat di India rata-rata mencapai 70.3 µg/m³- yang tertinggi di dunia. 

Laporan itu mengatakan bahwa Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan-yang jika penduduknya digabungkan mencapai hampir seperempat populasi dunia—secara konsisten menempati lima besar negara paling berpolusi di muka bumi. 

EPIC paham bahwa pemerintah India telah mengeluarkan sejumlah perubahan kebijakan untuk melawan polusi udara, semisal Program Udara Bersih Nasional (NCAP) pada 2019 guna mengurangi polusi partikulat berbahaya di negara itu. 

"Mencapai tujuan-tujuan ini bakal berdampak besar pada taraf harapan hidup warga India—hal itu akan meningkatkan taraf harapan hidup hingga sedikitnya dua tahun secara nasional atau sampai tiga setengah tahun bagi warga Delhi," sebut laporan itu. 

Adapun China, seperti dipaparkan laporan tersebut, merupakan contoh bagaimana kebijakan yang efektif bisa menghasilkan "pengurangan polusi secara tajam dan singkat". 

Sejak 2013, China telah menekan produksi partikulat sampai 29%.(fh/sumber:BBC)