Meningkat, Volume Kapal dan Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Tahun 2021

  • Oleh : Ahmad

Jum'at, 03/Sep/2021 14:14 WIB
foto:istimewa foto:istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - General Manajer PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok, Guna Mulyana yakin kinerja layanan kapal dan peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2021 meningkat dari tahun sebelumnya.

“Tahun ini kami yakin kinerja layanan kapal dan peti kemas yang masuk di pelabuhan Cabang Tanjung Priok akan meningkat,” jelas Guna Mulyana saat pemaparan pada media mengenai kinerja Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Kamis (02/09/2021).

Baca Juga:
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Sambut Arus Balik Mudik di Pelabuhan Tanjung Priok

Dikatakan juga secara rinci, kinerja pelabuhan terbilang meningkat, meski lingkungan wilayahnya menghadapi pandemi Covid-19 dan adanya PPKM.

Hal itu terlihat sepanjang tahun 2020  kapal yang masuk mencapai 11, 876 unit. Pada semester I tahun 2020 kapal yang masuk sebanyak 5,547, sedangkan pada semester I tahun 2021 sebanyak 6,090 unit.

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Ribuan Peserta Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut Voyage Kedua Jakarta- Semarang

Traifk peti kemas juga meningkat. Sepanjang tahun 2020 sebanyak 6,21 juta Teus. Pada semester I tahun 2020 peti kemas yang masuk sebanyak 2,99 juta, dan pada semester I tahun 2021 sebanyak 3,3 juta Teus.

Selain itu juga Pelabuhan Priok siap menghadapi adanya integrasi atau merger PT Pelabuhan Indonesia I – IV, dengan terjadinya perubahan dalam mengelola pelabuhan dari berbasis wilayah menjadi kelompok usaha (klaster).

Baca Juga:
Rute Kapal Baru Buleleng-Raas Dibuka untuk Antisipasi Lonjakan Pemudik dari Bali saat Lebaran

“Pengklasteran dalam mengelola pelabuhan merupakan upaya untuk lebih fokus pada kegiatan usaha dan layanan. Bagi Pelabuhan Cabang Tanjung Priok hal tersebut bukan masalah dan kami siap menjalankannya,” kata Guna Mulyana.

Komitmen mampu melayani pada masa merger atau integrasi nantinya pada Cabang Pelabuhan Tanjung, menurut Guna Mulyana didasari konsep marger tidak merubah kegiatan layanan operasional di pelabuhan. Misalnya layanan operasional yang sudah berlangsung tetap berjalan, baik jenis layanan, standar operasional maupun sumber daya manusianya.

Pada rencana integrasi atau merger nama pelabuhan disatukan, dengan nama Pelabuhan Indonesia. Sistem pengelolaan yang selama ini berdasarkan wilayah berubah menjadi klaster. Ada empat klaster yakni klaster multi terminal, klaster logistik, klaster peti kemas dan klaster marine. Pusat klaster berada pada masing-masing BUMN pelabuhan yang dimerger. Untuk klaster multi puspose berpusat di Medan, klaster logistik di Jakarta, klaster peti kemas di Surabaya dan klaster marine di Makassar.

Selain menampilkan kinerja Guna Mulyana juga memaparkan kesiapan fasilitas operasi, baik dari segi peralatan, ketersediaan IT, terminal maupun sumber daya manusia.

Kegiatan pengembangan pelabuhan juga termasuk dalam penyampaian pemaparan. Misalnya kedepannya akan mengembangkan kawasan atau terminal di Paliat, terminal Arsa dan yang ada di kawasan Kalijapat.

Arahnya terminal Arsa dan yang ada di kawasan Palita menyatu. Sejumlah kegiatan yang ada sebelumnya juga ditata, sehingga menampilkan layanan yang sama di sepanjang terminal dalam pelabuhan.

“Sedangkan pengembangan terminal yang di Kalijapat sudah masuk perencanaan selama ini, dan masih menunggu persetujuan dari pusat (PT Pelabuhan Indonesia II),“ ungkap Guna Mulyana.

Atas pengembangan terminal-terminal, Guna Mulyana menyatakan, kegiatan mengembangkan kawasan dalam pelabuhan tetap mengacu pada  rencana yang sudah ditetapkan baik rencana pengembangan jangka panjang, sedang maupun pendek. Dan itu semua mengacu juga pada Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tanjung Priok yang ditetapkan pemerintah.

Menyinggung soal kemacetan yang terjadi dalam pelabuhan yang berdampak keluar, termasuk yang juga disampaikan. Salah satu solusi yang sedang disiapkan mengatasi kemacetan yakni penerapan dengan sistem layanan digital berupa Single TID.

“Single TID adalah salah satu upaya, upaya lainnya juga terus dilakukan baik dimulai dari kegiatan operasional layanan pengambilan dari percepatan bongkar muat barang ke truk, pelayanan truk yang mau masuk terminal sampai pada penempatan truk yang akan masuk pelabuhan (kawasan bafer area). Semua itu  dalam rangka mengatasi kemacetan atau bisa mengurangi kemacetan,” katanya.(ahmad)