Diperketat Pengawasan di Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung Hingga Hari Minggu Ini

  • Oleh : Taryani

Minggu, 05/Sep/2021 12:10 WIB
Kawasan wisata Puncak Bogor. (Ist.) Kawasan wisata Puncak Bogor. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com) – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menegaskan, kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Kota Bandung akan menjadi fokus pengawasan dengan melibatkan TNI, Polri, serta Satpol PP.

"Jadi memang terindikasi ada euforia. Terpantau dua kawasan Puncak dan Dipatiukur," kata Ridwan Kamil, saat jumpa pers virtual.

Gubernur Jawa Barat memastikan akan melakukan pengawasan di sejumlah titik yang terindikasi ada kerumunan akibat euforia warga yang berpotensi terhadap peningkatan kasus Covid-19.

Ia mengatakan, di Puncak Bogor, Polda Jawa Barat mulai hari ini sudah memberlakukan penerapan ganjil genap selama tiga hari kedepan atau hari Minggu.

Ganjil genap juga diberlakukan di Kota Bandung. Tepatnya di semua pintu masuk tol kepada kendaraan di luar plat D.

Antisipasi ganjil dan genap oleh Polda Jabar mulai hari Jumat ini akan diberlakukan sampai hari Minggu (5/9/2021).

Di Bandung Raya untuk tamu-tamu yang platnya bukan letter D itu dilakukan ganjil genap.

Ridwan Kamil menegaskan, petugas akan merazia restoran maupun kafe di kawasan Dipatiukur.

Karena berdasarkan laporan yang terima, banyak restoran yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas pengunjung dan terjadi full kapasitas.

Akan dilakukan razia-razia untuk restoran-restoran dan cafe yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas sehingga menimbulkan "full capacity".

Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung sebelumnya sempat menjadi perhatian publik,  karena ada kerumunan warga di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Warga dianggap euforia karena merasa pandemi sudah terkendali karena banyak kab/kota level PPKM-nya turun menjadi lebih baik.

BOR rumah sakit yang saat ini ada posisi belasan persen. Padahal angka kematian nasional akibat Covid-19 masih di atas angka global. Bahkan bertahan sejak setahun lalu.

Gubernur berkali-kali meminta warga tetap waspada menjalankan protokol kesehatan.

Para aparat kemanan di kabupaten/kota pun diminta menggelar operasi prokes di titik- titik rawan. Euforia tidak diharapkan karena sedang berproses.

Gubernur melaporkan, per 3 September 2021  BOR Jabar ada di posisi 15,38 persen. Kasus aktif kini mencapai 16.724 orang atau kedua tertinggi setelah Jawa Tengah.

Kemudian risiko tinggi sudah tidak ada. Mayoritas risiko rendah yaitu kuning. Dari sisi PPKM terdapat 6  Level 2, yaitu;  Kabupaten Tasikmalaya, Sukabumi, Majalengka, Indramayu, Cianjur, dan Garut.  Sementara 21 daerah lainnya ada di Level 3. (Taryani)