Edi Kendarai Bus NPM: Di Jalan Banyak Lubang, Kecepatan hanya 10 Km/Jam

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 05/Sep/2021 14:25 WIB
Edi pengemudi Bus NPM Jakarta-Padang. Edi pengemudi Bus NPM Jakarta-Padang.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Mengendarai bus antarkota antarporpinsi (AKAP) melintasi jalan Pulau Jawa-Sumatera tidak selalu bisa memacu laju dengan kecepatan yang stabil karena beberapa jalan protokol masih banyak yang rusak harus diwaspadai. 

Seperti yang diceritakan oleh bus NPM jurusan Bekasi-Padang, Edi Altabus. Dia saat membawa bus di beberapa kawasan di Sumatera, laju kendaraan bahkan hanya 10 km/jam hal itu lantaran harus mewaspadai jalan yang berlubang. 

Baca Juga:
Mbak Wiwit Sopir Bus PO MTI, Baru Kerja 5 Hari Gajinya Fantastis

"Itu biasanya kita kecepatan 70 (Km/Jam). Kalau di sana itu pakai kecepatan 10-20 (Km/Jam). Lubangnya besar-besar. Lambat banget jalannya," kata Edi kepada BeritaTrans.com Ahad (5/9/2021). 

Edi menyebut daerah itu ada di salah satu provinsi bagian tengah. Dia terpaksa harus melambatkan laju bus agar berhati-hati dan juga membuat nyaman seluruh penumpang. 

Baca Juga:
Sopir Bus Mudik Gratis dari Jakarta Meninggal di Terminal Tirtonadi Solo

"Jalan rusak ada di daerah Jambi. Sekitar 100 kilometer jalannya lubang besar-besar," sebut Edi. 

Di daerah tersebut, diketahui masih dikebut pengerjaan jalan tolnya. Diharapkan sopir bus tersebut jalan tol nantinya akan lebih mempercepat akses jalan darat. 

Baca Juga:
Ini Perbedaan Tugas Sopir 1 dan Sopir 2 di Bus AKAP

Selain jalan yang rusak dan terdapat banyak lubang, terdapat jalan rusak lainnya yang tengah dilakukan perbaikan. Hal itu juga menghambat jalannya bus saat ini. 

"Masih banyak jalan rusak, disitulah kendalanya. Kalau lancar aja 28 jam sekarang bisa 30," ungkap laki-laki usia 49 tahun tersebut. 

"Daerah Damasraya (Sumatera Barat) lagu diperbaiki. Jalannya buka tutup," katanya. 

Jalan yang tengah dilakukan perbaikan tersebut dikatakan Edi bahwa sebelumya lancar, namun memang jalannya sedikit harus diperbaiki. 

Edi mengungkapkan bahwa biasanya dari arah Padang bus NPM akan mamasuki Jakarta sekitar pukul 13.00. Namun, karena laju bus yang semakin lambat, pada pukul 12.00, armada yang dia kendarai hanya baru untuk naik kapal dari pelabuhan Bakauheni. 

Pemeriksaan di pelabuhan juga diakuinya juga sedikit memakan waktu. Hal itu karena penumpang saat ini diwajibkan memiliki sejumlah dokumen perjalanan, yaitu hasil tes Covid-19 yang masih berlaku. 

Perjalanan dari arah Padang yang memakan waktu 28 hingga 30 Jam tersebut, akan membuat surat bebas Covid-19 yang sebelumnya dilakukan pemeriksaan akan kadaluarsa selama di jalan. Hal itu yang diharuskan penumpang untuk membayar sejumlah uang kepada petugas yang ada di pelabuhan untuk mereka diizinkan memasuki pulau Jawa. 

Warga Padang Panjang, Sumatera Barat ini mengungkapkan jumlah penumpang saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ini menurun. 

"Penumpang agak merosot sikit, tapi kalau dari Sumatera ke sini (Jabodetabek) ramai," kata Edi. 

Penumpang yang merosot dikatakan Edi, jumlahnya berkurang dari pada biasanya sebelum pemberlakuan PPKM. Saat itu, bus dari kedua arah baik dari Jabodetabek maupun Sumatera selalu penuh. 

Bus NPM yang awaki Edi dengan beberapa orang lainnya, harga tiketnya untuk jurusan Bekasi(Jabodetabek)-Padang ialah Rp450 ribu. Edi menjelaskan semua terminal keberangkatan maupun di agen tiket yang ada di Jabodetabek harganya sama.(fahmi)