Wijaya Karya Masuk Bisnis Bandara, Begini Progresnya

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 09/Sep/2021 11:29 WIB
foto:istimewa/ilustrasi/merdeka.com foto:istimewa/ilustrasi/merdeka.com

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah mendapatkan restu pemegang saham untuk masuk pada bisnis kebandarudaraan.

Asal tahu saja, pada 30 Maret 2021 konsorsium WIKA bersama Angkasa Pura Airports dan Incheon International Airport Corporation (IIAC) ditunjuk sebagai pemenang lelang pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Internasional Hang Nadim Batam. 

Baca Juga:
Pentingnya Peran Pemda dan Maskapai pada Geliat Bandara

Untuk proyek tersebut, porsi WIKA di perusahaan patungan itu sebesar 19%. Sementara AP1 menggenggam 51% dan sisanya yakni 30% dimiliki IIAC.

Direktur WIKA Mursyid mengatakan, saat ini konsorsium tengah menyiapkan badan usaha pelaksana (BUP). Pihaknya menjadwalkan bisa terbentuk akhir November. 

Baca Juga:
Bandara SMB II dan Kejati Sumsel Kerja Sama Penanganan Hukum Perdata dan TUN

"Harapannya April 2022 sudah efektif," kata dia dalam paparan publik virtual, Rabu (8/9).

Dalam usaha barunya tersebut, anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) yang disiapkan mencapai Rp 6,9 triliun. Dengan porsi WIKA yang sebesar 19% di konsorsium tersebut, maka dari ekuitas WIKA setara Rp 170 miliar.

Baca Juga:
Tingkatkan Konektivitas di Sulteng, Bandara Banggai Laut Segera Diresmikan Presiden

"Kami jadwal kan sebesar Rp 110 miliar di 2022 dan sisanya pada 2023-2024," terangnya.

Adapun bisnis dalam sektor kebandarudaraan tersebut melingkupi pengelolaan bandara. Di dalamnya termasuk melakukan renovasi terminal yang sudah ada, pengembangan Terminal II, sekaligus mengelola kargo dengan skema profit sharing.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, manajemen WIKA menghitung, net present value (NPV) dari proyek incremental sebelum dan sesudah rencana transaksi yang akan diterima WIKA sekitar Rp 204,01 miliar. Atau rata-rata sekitar Rp 8,16 miliar per tahun selama 25 tahun. 

Berdasarkan pengujian atas proyeksi keuangan selama 25 tahun, tingkat NPV dengan asumsi discount rate menggunakan cost of equity sebesar 21,31%, menunjukkan NPV positif sekitar Rp 128,19 miliar.(amt/sumber:kontan.co.id)

Tags :