Petani Subang Ekspor 18 Ton Kopi ke Arab Saudi

  • Oleh : Taryani

Jum'at, 17/Sep/2021 20:44 WIB
 Petani kopi Kabupaten Subang, Jabar melakukan ekspor perdana kopi ke Arab Saudi. (Ist.) Petani kopi Kabupaten Subang, Jabar melakukan ekspor perdana kopi ke Arab Saudi. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Petani kopi yang tergabung dalam Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah, mitra Bank Indonesia Jawa Barat, Jumat (17/9/2021) melakukan  ekspor  perdana kopi ke negara Arab Saudi.

Pelepasan ekspor kopi dilakukan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kepala BI Jawa Barat Herawanto dan Bupati Subang Ruhimat di Pendopo Kabupaten Subang, Jumat (17/9/2021).

Kopi merupakan salah satu komoditas strategis. Memiliki peran penting dalam perekonomian sebagai sumber penghasil devisa. Indonesia dikenal sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

Berdasarkan data World Top Export 2020, nilai ekspor kopi Indonesia tercatat sebesar USD 821juta atau 2,6% terhadap total ekspor dunia. Dengan nilai tersebut ekspor kopi Indonesia menempati peringkat 10 Dunia.

Dilihat dari daerah produksi di Indonesia, Jawa Barat merupakan produsen kopi ke-9 terbesar.

Namun demikian perkebunan kopi di Jawa Barat masih memiliki nilai produktivitas yang rendah yaitu senilai 0,46 ton/ha atau masih lebih rendah dibandingkan produktivitas nasional, yaitu sebesar 0,58 ton/ha.

Bahkan masih jauh di bawah produktivitas dunia yang mencapai 0,70 ton/ha.

Sebagai upaya mengatasi tantangan tersebut sejak 2018 Bank Indonesia Jawa Barat melakukan berbagai program pengembangan kopi melalui pengembangan klaster mitra di 9 wilayah, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat.

Selain itu, Kabupaten  Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya.

Berbagai program pengembangan dilakukan untuk melakukan percepatan pengembangan komoditi ekspor kopi,  baik dari sisi hulu hingga sisi hilir.

Berbagai program tersebut antara lain dalam pemberian bentuk bantuan teknis berupa pelatihan Budidaya, Pemanfaatan Pupuk MA 11, Q-Grader dan studi banding peningkatan produktivitas kopi.

Sejalan dengan pemanfaatan teknologi digital, Bank Indonesia Jawa Barat juga memberikan pelatihan dan penerapan digital farming. Melalui pemanfaatan teknologi ceritech yang bertujuan membantu proses fermentasi dan pengeringan kopi.

Di sisi pemasaran, Bank Indonesia Jawa Barat juga turut mendukung perluasan akses pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Melalui berbagai promosi perdagangan yang dilakukan bekerja sama dengan kantor perwakilan Bank Indonesia di luar negeri serta digitalisasi pembayaran untuk klaster kopi melalui penerapan metode pembayaran dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Selain di sektor produksi dan pengolahan, upaya peningkatan ekspor kopi Jawa Barat juga dilakukan terhadap komunitas barista di Jawa Barat.

Melalui pemberian pelatihan sertifikasi ASEAN Coffee Federation (AFC) kepada 80 barista terpilih sebagai “Duta Kopi Jawa Barat”.

Salah satu barista lulusan AFC tersebut juga telah berhasil menjadi barista di salah satu café di Inggris (Costa Coffee) dengan penempatan di Dubai.

Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah merupakan salah satu klaster kopi mitra Bank Indonesia Jawa Barat penghasil kopi premium khas Jawa Barat dengan brand kopi hofland.

Para produsen kopi di Kabupaten Subang ini secara mandiri telah berhasil menembus pasar ekspor ke Saudi Arabia.

Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah telah berhasil memperoleh kesepakatan ekspor sebesar 150 ton.

Dalam ekspor perdananya, Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah mencatatkan penjualan sebesar 18 ton kopi atau senilai USD$148.230.

Kepala Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto dalam siaran persnya merasa bangga dan bersyukur atas keberhasilan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah, salah satu mitra Bank Indonesia yang turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi melalui ekspor komoditas unggulan.

Ke depan Bank Indonesia melalui sinergi bersama pemerintah dan seluruh komponen pentaheliks terkait berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan ekonomi daerah. Melalui pemberdayaan sektor rill dan Klaster UMKM termasuk koperasi dan pondok pesantren.

"Berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut akan terus dilakukan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi Jawa Barat dan Indonesia," tutupnya. (Taryani)