Nelayan Kecil di Indramayu Pemilik Jukung Ini Membutuhkan Perhatian

  • Oleh : Taryani

Senin, 20/Sep/2021 13:20 WIB
Nelayan kecil  yang menggunakan alat tangkap jaring kecil dan perahu kecil atau jukung di Indramayu jumlahnya cukup banyak. Mereka membutuhkan perhatian pemerintah. (Taryani)  Nelayan kecil yang menggunakan alat tangkap jaring kecil dan perahu kecil atau jukung di Indramayu jumlahnya cukup banyak. Mereka membutuhkan perhatian pemerintah. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Sekalipun sudah banyak kapal nelayan berbobot di atas 150 Gross Ton (GT) akan tetapi masih banyak nelayan kecil yang hanya menggunakan perahu kecil atau jukung beroperasi mencari hasil tangkapan laut di sekitar perairan Indramayu.

Nelayan kecil yang menggunakan jukung ini jumlahnya cukup banyak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Mereka umumnya membutuhkan perhatian pemerintah.

Karena biaya operasional mencari ikan di laut terkadang tidak sebanding dengan pendapatan yang jumlahnya lebih kecil.

Berbeda dengan juragan atau pemilik kapal besar, hasil tangkapannya juga besar. Nelayan kecil pendapatannya juga kecil.

Terkadang antara biaya operasional untuk pembelian solar, perbekalan dan sebagainya tidak sebanding dengan pendapatan. Meskipun demikian, para nelayan kecil ini tetap melakukan aktivitas sehari-hari mencari hasil tangkapan laut di perairan Indramayu.

Alasannya sebagaimana dikemukakan Suma, 59  karena tidak ada pekerjaan lain, selain sebagai nelayan. Meskipun diakui, pendapatan sehari-hari sangat kecil. Bahkan seringkali tidak sebanding dengan pengeluaran.

Menurutnya, jukung hanya beroperasi di sekitar perairan wilayah Kecamatan Indramayu. Daerah tangkapan ikannya sangat terbatas. Hanya sekitar 6 atau 10 mil dari garis pantai. Berbeda dengan kapal besar, menjangkau hingga perairan Papua. Bahkan ada juga yang sampai perbatasan Australia.

Suma berlayar mencari hasil tangkapan laut seperti udang, rajungan dan cumi-cumi di sekitar perairan wilayah Kecamatan Indramayu.

Ia berangkat dari rumah sore dan pulang subuh. Uang hasil melaut hari ini dibelanjakan kebutuhan hidup esok hari.

“Hasilnya tidak tentu. Kalau sedang along atau beruntung bisa dapat beberapa ratus ribu rupiah. Tapi kalau lagi paila atau paceklik tak cukup mengganti biaya solar dan membeli sebungkus rokok kretek,” ujarnya.

Nelayan Indramayu yang masih menggunakan alat tangkap sederhana dengan armada jukung ini cukup banyak.

Meskipun nelayan kecil diakui harus disyukuri. Sebab walaupun hanya nelayan kecil tapi  sehari-hari masih bisa ketemu anak istri.

Berbeda dengan bidak atau anak buah kapal (ABK) kapal besar. Walaupun  hasilnya cukup besar. Namun resikonya terpaksa harus meninggalkan anak dan istri berbulan-bulan lamanya.

“Terkadang tiga bulan bahkan ada juga yang sampai  7 bulan di laut  baru bisa pulang  ketemu anak - istri,” ujarnya.

Nelayan jukung jumlahnya cukup banyak. Hampir sebanding dengan jumlah nelayan pemilik perahu sedang.

Rutinitas nelayan jukung ini dilakoni sudah bertahun-tahun. Mereka kebanyakan nelayan yang sudah cukup umur. Beberapa di antara nelayan kecil itu adalah mantan  bidak atau anak buah kapal besar.

Mengingat usia yang sudah tidak memungkinkan bekerja di kapal besar, para mantan buruh nelayan ini memutuskan memiliki jukung sendiri. Agar bisa mencari hasil tangkapan laut  memenuhi kebutuhan hidup sendiri. (Taryani)