Cerita Pilot Bus Sinar Dempo tujuan Pagar Alam: Diacungi Celurit di Simpang Meo

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 23/Sep/2021 14:27 WIB
Sukri dan Anwar pengemudi bus Sinar Dempo jurusan Bekasi-Pagar Alam. Sukri dan Anwar pengemudi bus Sinar Dempo jurusan Bekasi-Pagar Alam.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Kondisi perjalanan yang jauh serta rawan aksi kejahatan membuat kondisi bus lintas Sumatera tidak pernah dalam keadaan yang rapih atau sempurna sesuai keadaan awal. 

"Kalau mobil Sumatera ini mah susah untuk rapi kayak mobil kota," kata pengemudi bus Sinar Dempo saat ditemui BeritaTrans.com dan Aksi.id di Terminal Bekasi, Kamis (23/9/2021). 

Baca Juga:
Bus Sinar Dempo Rute Pagar Alam-Yogyakarta, Ramai Penumpang Naik dari Terminal Bekasi

Kaca depan Bus Sinar Dempo jurusan Pagar Alam, yang dikendarai Sukri dan Anwar mengalami retak. Hal itu dikatakan karena adanya aksi pelemparan batu oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

Baca Juga:
Amal Kendarai Bus Sinar Dempo Bekasi-Pagar Alam, Lebih Banyak Perpal daripada Waktu di Perjalanan

Aksi pelemparan yang sering terjadi, membuat para kru bus harus memasrahkan keadaan bus dengan apa adanya hingga keadaan bus benar-benar delam keadaan yang harus dilakukan perbaikan serius. 

Bus kerap mengalami aksi pelemparan batu yang membuat kaca bagian depan retak bahkan pecah dan. Terlebih lagi kondisi jalan yang juga kerap meninggalkan lecet akibat bus menyengol tebing atau pembatas jalan. 

Baca Juga:
Asrul, Kendarai Bus Sinar Dempo Bekasi-Pagar Alam Sudah Bertahun-Tahun Tetap Saja Alami Susah Solar

"Kadang-kadang kita baru ganti sekarang nanti malam udah dipecahin," kata Sukri. 

Pantauan BeritaTrans.com dan Aksi.id retak terdapat di bagian bawah kaca. Kondisinya juga masih aman dan terlihat kuat karena kaca tersebut tampak tebal. Jarak pandangan juga tampak masih normal seperti biasa. 

Kru menyebutkan kaca ini masih laiak digunakan dan tidak menghalangi jarak pandang untuk saat ini. 

Diceritakan salah satu kru bus tersebut, Sukri daerah yang rawan aksi kejahatan itu ada di antara mulai Bakauheni hingga Simpang Meo. Perjalanan tersebut dapat ditempuh selama seharian. 

Aksi yang tidak bertanggungjawab tersebut, diceritakan karena adanya niat jahat oleh pelaku. Sukri menduga pelaku akan memanfaatkan kecelakaan bus untuk mengambil sejumlah barang berharga milik penumpang bus. 

"Emang niat jahat. Kalau bisa mereka bikin bus terbalik. Bukan nolongin orangnya malah nolongin dompetnya. Apa yang ada diambil, HP," cerita Sukri. 

Selain adanya aksi sejumlah pengrusakan bus, kondisi jalan yang tidak mulus juga membuat bus kerap mengalami lecet. Bus Pagar Alam akan melewati Tanjakan Endikat yang berliku dengan suasana kiri kanan jurang dan tebing. Perjalanan juga sempit membuat manuver bus juga harus ekstra dan bus kerap mengalami lecet sedikit di bagian tertentu. 

Selain bus jurusan Pagar Alam, adapun juga bus yang mengalami aksi kejahatan di jalan juga sering dialami bus tujuan Padang hingga Medan. Beberapa PO Bus menyiasati aksi kejahatan dengan jaring basi di bagian depan bus. 

"Mobil Padang, Aceh, Medan, daerah situ lebih rawan lagi," ucap Sukri. 

Pengalaman lain juga diceritakan oleh Sukri. Dia bercerita bukan sekali dua kali dia mengalami aksi kejahatan di jalan lintas Sumatera. Mulai aksi pelemparan, penyiraman bensin hingga diancam dengan senjata tajam pernah dia alami. 

"Saya sudah kenak rampok di Simpang Meo itu, Mobil saat itu kosong, Alesannya minta duit, jalan lambat sedikit. Kaca langsung dipecahin," cerita Sukri. 

Sukri melanjutkan, bukannya berdiam, kru bus sempat juga untuk melawan, namun pelaku yang nekat juga melakukan penyiraman bensin kepada kru bus dan mengancam akan membakar bus. 

"Kita enggak bisa melawan. Mau apa dia ambil aja," kata Sukri. 

Pada beberapa tahun lalu, Sukri juga pernah diancam dengan cerurit ketika membawa bus, saat itu ada orang yang meminta uang kepada bus. 

"Pernah celurit di leher sini (menunjukkan lehernya). Tahun 2015 sih," ungkapnya. 

Saat kejadian, bus hanya membawa sekitar tiga orang penumpang dan pelaku juga tidak sendirian dengan senjata tajam. 

Pelaporan dengan adanya aksi-aksi kejahatan tersebut, dikatakan Sukri pernah dilakukkannya kepada Polisi. Namun, dirasa Sukri melakukan pelaporan malah berujung sia-sia. 

"Kalau melapor yang ada bikin susah kita juga. Kalau ditanyak (kaca pecah) saya bilang aja, nabrak pohon atau ada demo, dilempar," katanya. 

Dia mengatakan perusakan yang dialami bus dan kondisi bus nantinya akan diganti oleh pihak perusahaan. 

Menjalani trayek Bekasi-Pagar Alam saat ini diungkapkan Sukri memang sedikit berkurang aksi kejahatan terhadap bus AKAP. Namun, angkutan atau kendaraan lain masih banyak yang mengalaminya. 

Kini untuk menjalankan bus, para kru bus mengaku tidak ada yang perlu ditakutkan. Sukri menceritakan, memang ada kekhawatiran tapi karena niat untuk mencari nafkah hal itu dapat dilalui dengan santai. 

"Takut sih enggak, jalani aja dulu. Kita lebih takut mati enggak bisa makan," katanya. 

Saat pandemi, kondisi bus Pagar Alam-Jakarta juga mengalami merosotnya jumlah penumpang. "Covid-19 ini merosotlah," kata Sukri. 

Pejalanan bus Sinar Dempo akan memakan waktu lebih kurang selama satu hari satu malam. Hal itu dikatakan oleh Anwar yang merupakan kepala kru bus saat itu. "Ini sampainya jumat pagi besok," ucap Anwar.(fahmi)