Kemenhub Dorong Perusahaan Angkutan Barang Terapkan Sistem Manajemen Keselamatan

  • Oleh : Naomy

Kamis, 23/Sep/2021 15:52 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi Menhub Budi Karya Sumadi


JAKARTA (BeritaTrans.com) – Kementerian Perhubungan mendorong perusahaan angkutan barang untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Barang. 

Langkah ini dilakukan guna menyelesaikan permasalahan aspek keselamatan dari angkutan barang. 

Baca Juga:
Animo Masyarakat Tinggi, Ditjen Hubdat Siapkan 722 Bus dan 30 Truk untuk Mudik Gratis Lebaran 2024

Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sela membuka Webinar Keselamatan Transportasi bertema “Meningkatkan Keselamatan Angkutan Barang di Jalan” Kamis (23/9/2021).

“Salah satu masalah yang dihadapi penyelenggara angkutan barang adalah over dimensi dan overload (ODOL). Saat ini kami tengah mendorong penerapan sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Barang," ungkapnya.

Baca Juga:
Menhub Pastikan Angkutan Lebaran Berjalan Aman dan Lancar

Dengan begitu, setiap perusahaan angkutan wajib membuat, melaksanakan dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan.

Menhub mengungkapkan, hingga saat ini, angkutan barang melalui jalur darat masih mendominasi dalam sistem logistik, dengan porsi peran mencapai 90% dari total moda transportasi yang lain.  

Baca Juga:
Hasil Survei Baketrans: Potensi Pergerakan Masyarakat Selama Lebaran 2024 Bakal Tembus 193,6 juta

Untuknya, dibutuhkan kebijakan yang tepat guna mewujudkan penyelenggaraan angkutan barang di jalan yang aman, selamat, lancar, dan tertib.

“Sejumlah kebijakan telah kami terapkan, misalnya dengan penegakan hukum berupa transfer muatan, tilang elektronik, normalisasi kendaraan dan penindakan penyidikan, dalam rangka mencapai target program zero ODOL di tahun 2023,” ujar dia.

Dalam merumuskan kebijakan yang tepat tersebut, diperlukan keterlibatan para pemangku kepentingan lainnya, mulai dari Kementerian/Lembaga terkait, perusahaan angkutan barang, organisasi/asosiasi angkutan barang, dan masyarakat. 

“Momentum Harhubnas ini, merupakan waktu yang tepat bagi para insan transportasi menunjukkan kolaborasi yang baik antar pemangku kepentingan. Untuk membuat suatu perubahan dan mencari terobosan dalam mengatasi berbagai permasalahan di sektor transportasi, termasuk angkutan barang,” ungkap Menhub.

Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat telah menargetkan terwujudnya Zero ODOL pada Tahun 2023. 

Tujuannya antara lain untuk menurunkan angka kecelakaan yang melibatkan angkutan barang, mempertahankan umur jalan dan menghindari kerusakan dini jalan, serta menciptakan biaya operasional yang lebih rendah.

Untuk mewujudkan target tersebut, telah dilakukan dan dikembangkan sejumlah kebijakan dan program dalam upaya mengatasi permasalahan keselamatan angkutan barang. 

Di antaranya: pengembangan aplikasi E-manifest yang dapat mengetahi pola pergerakan angkutan barang berbasis aplikasi; pengembangan aplikasi E logbook yang dapat mengetahui unjuk kerja pengemudi seperti misalnya: waktu kerja, waktu istirahat, dan penggantian pengemudi; penerapan Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui perilaku pengemudi, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) untuk meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan; Standar Pelayanan Minimal (SPM).

" Yaitu standar pencapaian kinerja angkutan barang (kompetensi pengemudi, kelengkapan fasilitas kendaraan, tarif angkutan barang, pembatasan umur kendaraan, dan lain sebagainya); program pelatihan bagi awak kendaraan barang khusus (angkutan barang berbahaya)," imbuh Menhub.

Turut hadir dalam webinar ini Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Kombel Pol. Abrianto Pardede dari Korlantas Polri, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Sigit Puji Santosa, Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan dan Ogik Giarno dari PT 3M. (omy)