Pandora Papers Ungkap Aset Rahasia Para Tokoh Dunia, Siapa dari Indonesia?

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 05/Okt/2021 22:30 WIB


WASHINGTON DC (BeritaTrans.com) - Pemimpin dunia, politisi dan bintang-bintang pop termasuk di antara ribuan individu yang terungkap menyembunyikan kekayaan besar melalui jaringan perusahaan anonim.

Dokumen, yang dikenal sebagai "Pandora Papers" dan diterbitkan hari Minggu (3/10), merupakan bagian dari bocoran hampir 12 juta arsip sejumlah firma hukum, yang mengungkapkan dunia rahasia keuangan yang disimpan di luar negeri. Dokumen tersebut sedang dianalisis oleh satu tim beranggotakan lebih dari 600 jurnalis.

Di antara pengungkapan paling mengejutkan dalam "Pandora Papers" ini adalah kekayaan rahasia presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dan keluarganya. Bocoran ini menunjukkan keluarga Aliyev dan rekan-rekan mereka berjual beli properti di Inggris yang bernilai 544 juta dolar dalam 15 tahun ini.

“Sejak keluarga ini mulai berkuasa pada 1993, mereka telah menguasai banyak industri vital negara dan sumber daya alamnya dan menggunakannya untuk menimbun kekayaan,” kata Rachel Davies Teka, kepala advokasi di organisasi aktivis antikorupsi Transparency International Inggris. “Dan ini dilakukan dengan mengorbankan rakyat negara itu. Ada orang-orang yang menderita karena pemimpin mereka mengambil sumber daya yang seharusnya dibagikan di antara warga negara itu,” lanjutnya.

Kerajaan properti Raja Yordania

Dokumen yang bocor itu memperlihatkan bahwa Raja Yordania Abdullah II memiliki kerajaan properti rahasia di AS dan Inggris yang bernilai lebih dari 100 juta dolar, dengan menggunakan perusahaan-perusahaan anonim di luar negeri yang berbadan hukum di Virgin Islands Inggris di Karibia. Dalam sebuah pernyataan, kerajaan menyatakan bahwa properti di luar negeri tidak diungkapkan demi alasan keamanan dan privasi, seraya menambahkan bahwa properti itu dibeli dengan menggunakan kekayaan pribadi raja.

Dalam pertemuan dengan para tetua suku hari Senin (4/10), Abdullah menolak tuduhan bahwa ia berusaha menyembunyikan kekayaannya. “Sayangnya, ada kampanye melawan Yordania; masih ada orang-orang yang ingin menabur perselisihan dan membangun keraguan di antara kita. Tidak ada yang harus saya sembunyikan dari siapapun, tetapi kita lebih kuat daripada ini, dan ini bukan pertama kalinya Yordania dijadikan target,” katanya.

Menteri-menteri kabinet Pakistan dan keluarga mereka, termasuk sekutu dekat PM Imran Khan, diungkapkan memiliki perusahaan-perusahaan di luar negara itu yang bernilai jutaan dolar. Khan mengatakan mereka akan diinvestigasi.

PM Ceko Andrej Babis, orang terkaya kedua di negara itu, menggunakan perusahaan anonim di luar negeri untuk membiayai pembelian properti bernilai 18 juta dolar di Prancis. Babis akan bersaing dalam pemilu pekan ini. Dalam debat di televisi dengan para kandidat saingannya, ia membela tindakannya.

PM Republik Ceko Andrej Babis di Brussels, Belgia, 21 Februari 2020. (REUTERS/Reinhard Krause)PM Republik Ceko Andrej Babis di Brussels, Belgia, 21 Februari 2020. (REUTERS/Reinhard Krause)

“Uangnya dikirim keluar dari bank Ceko. Uang itu dikenai pajak. Itu uang saya dan dikembalikan ke Republik Ceko,” katanya kepada pemirsa televisi di Praha hari Minggu.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan enam anggota keluarganya dikaitkan dengan lebih dari selusin perusahaan di luar negeri, salah satunya dengan aset bernilai sedikitnya 30 juta dolar. Tidak ada bukti bahwa keluarga Kenyatta mencuri aset negara.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor presiden, Kenyatta menyambut baik publikasi "Pandora Papers".

“Laporan-laporan ini akan membantu meningkatkan transparansi dan keterbukaan finansial yang kami perlukan di Kenya dan seluruh dunia. Pergerakan dana gelap, hasil kejahatan dan korupsi tumbuh subur dalam lingkungan kerahasiaan dan kegelapan. 'Pandora Papers' dan audit lanjutannya akan membuka tabir kerahasiaan dan kegelapan bagi mereka yang tidak dapat menjelaskan aset atau kekayaan mereka,” kata pernyataan itu.

DI Indonesia, majalah mingguan Tempo melaporkan Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo menerangkan perusahaan cangkang dapat dipakai untuk menghindari pajak dalam bisnis yang sah.

"Terjadi praktik base erosion and profit shifting yang dapat mengurangi penerimaan negara dari sektor pajak," kata Suryo, dikutip dari Majalah Tempo edisi 4 Oktober 2021.

Ihwal bocoran Pandora Papers ini, Suryo mengatakan pemerintah berupaya meningkatkan kerja sama internasional untuk menghambat pendirian perusahaan di negara suaka pajak. Kementerian Keuangan telah menjadi anggota Joint International Taskforce on Shared Intelligence and Collaboration yang membagikan informasi tentang modus penyelewengan dalam skema perpajakan internasional.

"Kami tak segan mengambil langkah hukum terhadap perusahaan yang sengaja mengalihkan laba melalui perusahaan cangkang," kata Suryo.

Nama pejabat Indonesia yang muncul dalam dokumen Pandora Papers ialah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Airlangga mempunyai dua perusahaan bernama Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited. Namun dia membantah mengetahui pendirian maupun transaksi perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands tersebut.

Adapun Luhut tercatat menghadiri rapat direksi perusahaan bernama Petrocapital SA, yang terdaftar di Republik Panama. Luhut tercatat hadir langsung dalam beberapa kali rapat yang berlangsung selama 2007-2010.

Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, mengkonfirmasi kabar bahwa Petrocapital dibentuk di Republik Panama. Menurut Jodi, Luhut hanya menjabat eksekutif Petrocapital selama tiga tahun sejak 2007.

Selain itu, ada pula nama pengusaha Edward Soeryadjaya, yang kini dipenjara karena skandal korupsi pengelolaan duit dana pensiun Pertamina. Dia tercatat menjadi pemilik Ortus Holdings Limited yang berkantor di British Virgin Islands.

Pengacara Edward dalam kasus korupsi dana Pertamina, Bambang Hartono, mengaku pernah mendengar kabar tentang perusahaan Edward yang berdiri di luar negeri, termasuk Ortus Holdings. "Tapi perusahaan itu tak pernah disebut dalam kasus dana pensiun Pertamina," ucap Bambang.

Keluarga Ciputra juga tercatat dalam Pandora Papers, yakni terdaftar memiliki perusahaan di British Virgin Islands. Nama perusahaannya adalah Louve Landing Investments Incorporated dan Great Oriental Holdings Limited.

Direktur Utama Ciputra Development, Harun Hajadi, mengatakan tanggapan dari perusahaannya akan dikirim oleh Sekretaris Perusahaan Tulus Santoso. Hingga Sabtu, 2 Oktober lalu, Tulus tak merespons surat wawancara dari Tempo.

Ketika keluarga Ciputra disebut memiliki perusahaan cangkang dalam Panama Papers lima tahun lalu, Tulus membantahnya. "Saya kira tidak ada perusahaan itu," kata dia.

Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: VOA)Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: VOA)

Bintang-bintang musik, termasuk Shakira dan Elton John, serta pemain kriket legendaris India Sachin Tendulkar, juga terungkap telah mendirikan perusahaan-perusahaan di luar negeri. Tidak ada indikasi pelanggaran terkait dengan aktivitas finansial mereka.

Sebagian besar aktivitas yang diungkapkan dalam Pandora Papers, termasuk penggunaan perusahaan di luar negeri, legal. Pemerintah negara-negara terkait harus berbuat lebih banyak untuk mengungkapkan kekayaan yang disembunyikan, kata Davies Teka. 

Elit Dunia Bereaksi

Sebagian dari elit dunia yang disebut dalam "Pandora Papers" bereaksi atas dokumen itu yang dirilis Minggu (3/10). Komisi Uni Eropa mengingatkan perlu penanganan global terhadap upaya penggelapan pajak.

Para pemimpin dari seluruh dunia yang masih maupun sudah selesai menjabat dilaporkan menyimpan kekayaan yang sangat besar dan diam-diam memiliki real estat di berbagai lokasi di dunia. Hasil penyelidikan selama berbulan-bulan oleh 600 wartawan investigasi dari 117 negara atas 12 juta dokumen itu tertuang dalam "Pandora Papers" dan dirilis Minggu (3/10).

Raja Yordania Abdullah, sekutu dekat dan mitra Amerika di Timur Tengah, diduga mempunyai rekening di luar negeri dan membelanjakan lebih dari $100 juta untuk 14 rumah mewah di Inggris dan Amerika. Dalam pernyataan Senin (4/10), Yordania mengatakan bahwa bukan rahasia lagi raja memiliki properti di Amerika dan Inggris. “Ini bukan hal yang aneh dan juga bukan hal yang tidak pantas," kata pernyataan itu.

Istana Yordania menegaskan, properti itu dibeli dari pendapatan pribadi raja, bukan dana negara. Ditambahkan, properti itu digunakan dalam kunjungan resmi maupun pribadi. Keamanan, kata pernyataan itu, menjadi pertimbangan mengapa properti di luar negeri tidak diungkap.

Presiden Rusia Vladimir Putin disebut dalam "Pandora Papers"

Nama Presiden Rusia Vladimir Putin juga disebut dalam Pandora Papers. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (4/10), mengatakan, "Satu-satunya hal yang menarik perhatian dari Pandora Papers adalah tampak negara mana yang mempunyai rekening di luar negeri dan penggelap pajak terbesar di dunia. Tentu saja, itu adalah Amerika Serikat."

Peskov menambahkan bahwa Kremlin tidak melihat sesuatu yang istimewa dari penyelidikan itu dan bahwa apa yang dirilis sejauh ini sebagian besar adalah "rangkaian pernyataan tidak berdasar" yang tidak memerlukan penyelidikan.

Thomas Adshead, pakar keuangan yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada kantor berita Associated Press, penyelidikan itu tidak mungkin mengubah lanskap politik di Rusia. Rakyat Rusia mungkin percaya, mungkin juga tidak, bahwa Putin mempunyai aset di luar negeri. "Menurut saya, sangat mungkin bahwa Presiden Putin tidak memiliki apa pun atas namanya sendiri."Pandora papers investigative journalism (Foto: Ilustrasi/www.occrp.org)

PM Ceko Andrej Babis mengecam penyebutan namanya dalam "Pandora Papers"

Dalam temuan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional itu juga disebutkan bahwa Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, miliarder yang populis, pada 2009 menyimpan $22 juta dalam rekening di luar negeri untuk membeli beberapa properti di Prancis selatan. Babis, Senin, membantah melakukan kesalahan dan menuduh dokumen itu hendak merusaknya dalam pemilihan. "Saya tidak memiliki rekening di luar negeri, saya tidak memiliki properti di Prancis. Ini menjijikkan, tuduhan palsu yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilu," ujar Babis.

Menanggapi dirilisnya Pandora Papers, juru bicara Komisi Uni Eropa Dan Ferrie Senin mengingatkan bahwa, “Penghindaran dan penggelapan pajak adalah masalah global yang perlu ditangani secara global."

Pandora Papers menyoroti bagaimana para pemimpin dunia, politisi kuat, miliarder, dan lainnya mempunyai rekening di luar negeri untuk melindungi aset yang secara kolektif bernilai triliunan dolar dalam 25 tahun ini. Banyak rekening itu memang dirancang untuk menghindari pajak dan menyembunyikan aset.

Direktur Komisi Eropa Dana Spinant mengatakan, "Sudah menjadi ukuran keadilan bahwa setiap orang harus membayar pajak, apalagi pada masa sulit anggaran seperti sekarang."

Pandora Papers dirilis lima tahun setelah bocornya dokumen yang dikenal sebagai Panama Papers, yang membeberkan orang-orang kaya menyembunyikan uang sedemikian rupa sehingga tidak bisa dideteksi lembaga penegak hukum. Pandora Papers mengungkap kepemilikan aset lebih dari 130 orang yang masuk daftar majalah Forbes sebagai miliarder dan 330 politisi dan pejabat publik dari 90 negara dan wilayah, termasuk 35 pemimpin yang masih dan yang sudah selesai menjabat.

Pandora Papers didapat dari 29.000 rekening luar negeri di 14 perusahaan jasa keuangan terpisah yang beroperasi di negara-negara yang mencakup Swiss, Singapura, Siprus, Belize, Kepulauan Virgin Inggris, dan tempat lain.

Harian Washington Post ikut terlibat dan mengatakan bahwa data yang diselidiki mencakup email pribadi, spreadsheet rahasia, kontrak rahasia, dan catatan lain yang mengungkap skema keuangan dan orang di belakangnya. (VOA).