AS Punya 3.750 Hulu Ledak Nuklir, Terendah sejak 1967

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 07/Okt/2021 03:37 WIB
Foto:Ilustrasi. (AFP/Brendan Smialowski) Foto:Ilustrasi. (AFP/Brendan Smialowski)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengungkap bahwa mereka memiliki 3.750 hulu ledak nuklir, terendah sejak tahun 1967.

Kemlu AS melaporkan bahwa total 3.750 hulu ledak nuklir AS itu sudah termasuk yang aktif dan non-aktif terhitung hingga 30 September 2020.

Baca Juga:
Balas Israel, Militan Houthi Serang Kapal AS dan Inggris

Sebagaimana dilansir AFP, jumlah ini turun 55 dari 2019 dan berkurang 72 dari tanggal yang sama di tahun 2017. Jumlah ini juga terendah sejak 1967, ketika AS memiliki hulu ledak nuklir terbanyak dengan total 31.255.

AS merilis laporan ini pada Selasa (5/10), untuk pertama kalinya setelah empat tahun tak mengumumkan jumlah hulu ledak nuklir selama Presiden Donald Trump menjabat.

Baca Juga:
Berani! Houthi Yaman Balas Serang Balik Kapal Perang AS

"Meningkatkan transparansi jumlah hulu ledak nuklir ini penting untuk upaya non-proliferasi dan perlucutan senjata," demikian pernyataan Kemlu AS. 

Di bawah pemerintahan Trump, AS memang menarik diri dari berbagai kesepakatan mengenai senjata, mulai dari perjanjian nuklir Iran, Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) dengan Rusia, hingga New Start Treaty yang jatuh tempo pada 5 Februari lalu.

Baca Juga:
Amerika Serikat dan Inggris Serang Houthi Yaman, Begini Reaksi Negara-Negara Dunia!

New Start merupakan perjanjian antara AS dan Rusia untuk membatasi jumlah hulu ledak nuklir. Penarikan diri dari New Start ini dianggap dapat menyebabkan kedua negara berhenti mengurangi hulu ledak.

Saat itu, Trump menyatakan bahwa ia ingin perjanjian baru yang melibatkan China, padahal jumlah hulu ledak Beijing jauh lebih sedikit ketimbang AS dan Rusia.

Ketika mengambil alih pemerintahan pada awal tahun ini, Presiden Joe Biden langsung mengusulkan perpanjangan perjanjian New Start selama lima tahun. Presiden Rusia, Vladimir Putin, langsung sepakat.

Di bawah kesepakatan ini, AS dan Rusia berjanji akan membatasi jumlah hulu ledak nuklir di angka 1.550 unit secara keseluruhan.

Secara global, AS dan Rusia memang merupakan negara dengan jumlah hulu ledak nuklir terbanyak berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute yang dirilis pada Januari lalu.

Lembaga riset itu menghimpun data jumlah seluruh hulu ledak nuklir, termasuk yang sudah tidak terpakai. Berdasarkan data itu, Rusia menyimpan 6.255 hulu ledak, AS memiliki 5.500, China dengan 350, Inggris dengan 225, dan Prancis menimbun 290.

Sementara itu, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara punya sekitar 460 hulu ledak nuklir jika digabungkan.(amt/cnnindonesia.com

Tags :