Kemacetan Lalu-Lintas Agar Disikapi Pemda Melalui Penegakan Hukum Prokes

  • Oleh : Taryani

Selasa, 19/Okt/2021 19:26 WIB
Kemacetan lalu-lintas di Kota Bandung, Jawa Barat. (Ist.) Kemacetan lalu-lintas di Kota Bandung, Jawa Barat. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com) – Gubernur Jawa Barat,  Mochamad Ridwan Kamil mengatakan kemacetan lalu-lintas di kawasan aglomerasi perlu disikapi Pemda kabupaten/kota dengan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan.

Diketahui kawasan aglomerasi Bandung Raya (Kota/Kab Bandung – Cimahi – Bandung Barat) dan Bodebek (Bogor – Depok – Bekasi) belakangan suasana kotanya semakin ramai.

Hal itu membawa kekhawatiran banyak pihak. Terutama epidemiolog memperingatkan kedatangan gelombang ketiga Covid-19.

Menurut Gubernur, kemacetan adalah konsekuensi peningkatan mobilitas masyarakat akibat pelonggaran PPKM.

Transisi keadaan dari pendemi ke endemi terus berjalan bertahap. Namun tetap pergerakan orang perlu dipantau secara epidemiologis sehingga pandemi Covid-19 tetap terkendali.

Khususnya Kota Bandung  tingkat vaksinasinya yang tertinggi di Jawa Barat. Sehingga kemungkinan dalam teorinya Kota Bandung menuju herd immunity.

Ridwan Kamil mengemukakan hal itu saat memimpin Rakor Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Jabar, di Gedung Pakuan Bandung, Senin (18/10/2021).

Sebagai contoh vaksinasi dosis pertama Kota Bandung sudah di angka 90,22 persen atau melebih target 70 persen. Sementara vaksinasi dosis kedua 67,97 persen mendekati terget. Begitu pun dengan Kota Bogor dan Kota Cimahi vaksinasi dosis pertamanya sudah di atas 80 persen.

Meski begitu perlu diingat vaksin bukan obat dan orang yang sudah divaksin tetap berpotensi terpapar Covid-19 jika kedisiplinannya kendur.

Untuk itu Gubernur minta petugas Satpol PP/TNI/Polri mengawasi pergerakan orang di ruang-ruang publik dan komersial.

Pemda kabupaten/kota harus memastikan masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Terutama menghindari kerumunan.

"Kalau ada keramaian di PKL, tempat makan, dipastikan tidak terjadi kerumunan yang belebihan. Kalau kerumunannya baik masih jaga jarak kita masih izinkan dengan kebijakan- kebijakan prokes," katanya.

Pemda Provinsi Jawa Barat juga terus memantau kebijakan ganjil genap yang diberlakukan pemerintah daerah apakah berjalan konsisten atau tidak.

"Kami juga terus memonitor ganjil genap di Kota Bandung untuk mengurangi mobilitas," katanya.

Adapun di wilayah perkantoran sesuai instruksi Kemendagri khususnya untuk PPKM level 3 dan 2, penguatannya adalah dengan surat keterangan sudah di-swab.

"Khususnya bagi tamu - tamu yang akan ke kantor pemerintahan. Protokol kesehatannya  memperlihatkan surat swab antigen, yang tidak terlalu merepotkan," ujarnya.

Untuk sertifikat vaksin diperuntukkan di ruang- ruang publik, tempat pariwisata, mal, pertokoan, lokasi event, dan lain sebagainya.

Termasuk juga memaksimalkan pemasangan QR Code dengan aplikasi pedulilindungi.com di berbagai tempat di seluruh wilayah- wilayah publik.

Ridwan Kamil menyebut, di lapangan terus digalakan kegiatan baik dari pemda,TNI/ Polri perihal vaksinasi massal.

Terkait kepatuhan masyarakat, ia menyebut masyarakat sudah punya nilai tinggi yakni 91 persen untuk pemakaian masker dan 89,24 persen untuk jaga jarak.

Untuk bed ocupancy rate (BOR) per 17 Oktober ada di angka 3,28 persen. (tr)