Bali Sudah Siap Sambut Turis, Tetapi Pemerintah Australia Belum Izinkan

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 21/Okt/2021 01:20 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Dalam dua minggu mendatang, warga Australia sudah bisa melakukan kembali kebiasaan berlibur yang terhenti selama pandemi. Bali yang sebelumnya merupakan tujuan utama, kini tidak masuk dalam daftar.

Pantai-pantai yang indah di Bali sebenarnya sudah mulai dibuka untuk turis asing dari 19 negara, namun bukan untuk turis Australia.

Baca Juga:
Turis Berulah Masuk Alun-alun Pakai Ferrari Berujung Denda Rp 7,7 Juta, Langsung Bayar Tunai

Padahal selama bertahun-tahun turis dari Australia menjadi sumber penghasilan utama bagi pariwisata Indonesia, khususnya di Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut pihaknya masih menunggu lampu hijau dari Pemerintah Australia.

Baca Juga:
Mengapa Baru Sekarang Turis Asing Dilarang Sewa Motor di Bali?

"Kami siap menerima dan ingin agar turis Australia kembali ke Bali," ujar Menteri Sandiaga kepada David Lipson dari ABC News.

Di tahun 2019, sebanyak 1,2 juta turis Australia mengunjungi Bali, menyumbang secara signifikan perekonomian pulau yang sangat bergantung pada pariwisata tersebut.

Baca Juga:
Dirjen Imigrasi Silmy Karim Bongkar Praktik Turis Licik Miskin Supaya Pulang Gratis ke Negara Asal

sandi unoMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut pihaknya masih menunggu lampu hijau dari Pemerintah Australia untuk mengizinkan warganya berlibur ke Bali.(Instagram: Sandiaga Uno)

Apa yang ditunggu oleh Australia?

Pemerintah Australia akan mencabut larangan kepada warganya untuk bepergian ke luar negeri terhitung mulai 1 November 2021.

Turis-turis Australia diperbolehkan berlibur ke Inggris yang saat ini masih memiliki sekitar 50.000 kasus COVID per hari.

Sebaliknya, berlibur ke Indonesia yang kasus COVID hariannya kini tinggal beberapa ribu, justru tidak diperbolehkan.

ABC menanyakan apakah ada permintaan dari Pemerintah Australia untuk menunda kedatangan turis Australia ke Bali?

"Dalam pembicaraan saya dengan pejabat pemerintah Australia, mereka mengisyaratkan keinginan untuk membahas detailnya pada paruh kedua tahun 2022," jawab Menteri Sandiaga.

"[Mereka menyampaikan] Australia ingin fokus pada situasi domestiknya terlebih dahulu," tambahnya.

Menurut Menteri Sandiaga, Australia merupakan pasar turis terpenting khususnya untuk Bali.

"Tapi kami harus memahami keputusan dan prioritas dari Pemerintah Australia," ujarnya.

Ditanya apakah pihaknya kini menunggu lampu hijau dari Pemerintah Australia?

"Kami menunggu data dan mengecek bagaimana kebijakan Australia selanjutnya," ujarnya.

"Begitu datanya siap dan juga sudah ada keinginan dari pihak Australia, tentu saja kami akan tindaklanjuti dan meninjau kembali daftar negara-negara [yang bisa masuk ke Bali]."

Menteri Sandiaga menjelaskan pihaknya tetap yakin Pemerintah Australia mengambil kebijakan berdasarkan data ilmiah.

Mulai awal November mendatang, warga Australia sudah diperbolehkan berlibur ke negara seperti Fiji, Eropa, dan Amerika Serikat.

"Kami menghormati kebijakan mereka. Bagi kami, yang penting kami sudah siap begitu mitra kami [Australia] juga siap," katanya.

 

Puluhan ribu turis Australia kini menunggu kebijakan pemerintahnya terkait pembukaan kembali perbatasan negara itu, termasuk penyiapan sertifikat vaksin internasional.

 ​​​Sertifikat ini memiliki kode QR yang dapat dipindai oleh petugas imigrasi di perbatasan negara lain.

"Jika Anda bepergian ke luar negeri, dan negara tersebut memerlukan bukti status vaksinasi, Anda akan memiliki buktinya langsung," ujar Menteri Ketenagakerjaan Australia, Stuart Robert.

"Mungkin juga Anda tidak harus menggunakannya, karena ada beberapa negara yang tidak mensyaratkan perlunya sertifikat vaksin," katanya.

Terlepas dari segala persiapan untuk membuka kembali perbatasan Australia, para operator pariwisata asal Australia yang berada di Indonesia turut menantikan kedatangan para turis dari Benua Kanguru.

Pengelola 'night club' dan hostel Jungle Bar di Pulau Gili di NTB, Brendan Muir, menyatakan kedatangan para turis sangat penting untuk menghidupkan kembali pariwisata di sana.

"Para turis langsung menghilang begitu pandemi terjadi" ujarnya.

Halfia Lando​​​​​​

"Situasinya begitu menyedihkan karena semuanya berubah menjadi seperti kota hantu," kata Brendan.

"Setiap kali ada pengumuman bahwa bandara akan dibuka kembali, warga lokal menyambutnya dengan gembira," katanya.

"Mereka pun mulai menyusun rencana dan mempersiapkan diri untuk menyambut para turis," jelas Brendan.

Jika sebelumnya berbagai rencana seperti itu tak terlaksana, kali ini Brendan melihat rencana membuka kembali Bali kemungkinan besar akan benar-benar terwujud. Sumber: abc.net.au.

Tags :