Jakarta PPKM Level 2, Transportasi Umum Padat, Penumpang: Heran, Kenapa Naik Pesawat Terbang Pakai PCR? Sudah Mahal Lama Lagi? Cukup Antigen, Kan Sudah Divaksin!

  • Oleh : Dirham

Kamis, 21/Okt/2021 09:10 WIB
Penumpang KRL berdiri. Penumpang KRL berdiri.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Transportasi umum di Jakarta kini boleh diisi dengan kapasitas penumpang 100 persen. Hal itu diberlakukan lantaran pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kali ini, DKI Jakarta menyandang status level 2. Bahkan PPKM Jawa-Bali juga sudah turun, malah ada leve 1.

Tapi yang herannya, malah naik Kapal Terbang mesti pakai PCR yang harganya mahal dan waktu periksa lama. "Ini aneh, lewat SK Mendagri lagi. Dulu PCR diributkan DPR, akhirnya hanya pakai Antigen. eh...sekarang terbalik," kata Ari, penumpang Jakarta-Palembang, Kamis (21 Oktober 2021).

Mestinya usulkan Menhub mecabutan SK itu, syarat terlalu berat. "Kan naik pesawat jarang yang sampai sejam, sudah paskai masker, sudah bawa bukti vaksin. Jangan terlalu menyengsarakan rakyatlah," kata mahasiswa Unsri Palembang ini.

Pemberlakuan itu juga mengacu pada Instruksi Menteri dalam Negeri (Inmendagri) nomor 53 tahun 2021 tentang PPKM Level 3, 2 dan 1 Corona Virus Disease 2017 di Wilayah Jawa dan Bali. Inmendagri tersebut berlaku mulai 19 Oktober sampai 2 November 2021.

Berdasarkan pantauan, pada hari ketiga setelah peraturan itu diberlakukan, Kamis (21/10) pukul 06:40 WIB, Stasiun Lenteng Agung ramai oleh penumpang KRL.

Meski begitu, di pintu masuk stasiun tidak ada petugas keamanan yang bertugas memantau setiap penumpang yang hendak masuk. Beberapa penumpang tidak mengikuti persyaratan perjalanan.

Setidaknya ada tiga orang penumpang yang tidak melakukan pemindaian (scan) barcode menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Mereka masuk ke stasiun dengan bebas lantaran tak ada petugas yang memantau.

Sementara itu, saat memasuki gerbong KRL jurusan Depok-Jakarta Kota, para penumpang terlihat padat. Kursi panjang dengan kapasitas maksimal empat orang, telah terisi semua. Kursi prioritas yang maksimal diisi dua orang pun juga terisi penuh.

Penumpang yang tidak kebagian kursi, tampak berdiri di setiap baris kursi dengan jarak yang cukup dekat. Kemudian, di setiap pintu KRL juga terdapat dua sampai tiga orang yang bersandar dan empat orang yang berdiri di antara dua pintu tersebut.

Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi pada KRL jurusan Bogor-Angke. Gerbong yang padat membuat penumpang tak kebagian kursi harus berdiri.

Salah satu penumpang KRL jurusan Bogor-Angke, Putri mengatakan hampir setiap hari kursi di setiap gerbong terisi penuh. Namun, untuk jurusan Bogor-Angke, penumpang yang berdiri tak sebanyak KRL jurusan Depok-Jakarta Kota.

"Rame sih, kalau rame banget mending nunggu kereta selanjutnya," kata Putri, Kamis (21/10).

Hal serupa juga dilontarkan oleh penumpang KRL Depok-Jakarta Kota, Farah. Ia menyatakan kondisi KRL penuh seperti hari-hari sebelumnya. Ia mengaku masih merasa waswas, sehingga ia tetap mematuhi prokes yang ada.

"Tiap hari naik kereta. Dari minggu lalu sama aja. Kalau dari Bogor lebih rame ke Jakarta Kota," kata Farah.

"Kekhawatiran ada meski enggak kayak awal-awal. Kalau pas penuh paling jalan ke gerbong lainnya yang enggak begitu penuh," imbuhnya.

Berbeda dengan Stasiun Lenteng Agung, di Stasiun Pasar Minggu terdapat dua petugas keamanan yang berjaga. Mereka duduk di meja kecil yang ditempelkan barcode PeduliLindungi. Di meja itu juga terdapat satu handsanitizer.

Meski begitu, beberapa penumpang masih bisa masuk tanpa dicek suhu, memindai barcode PeduliLindungi dan diberi handsanitizer.

Kepadatan penumpang juga ditemui di transportasi bus TransJakarta jurusan Ragunan-Kuningan. Berdasarkan pantauan, pukul 06:33 WIB, bus sudah dipadati penumpang.

Setiap kursi yang tidak ditandai silang terisi semua. Penumpang yang tak kebagian pun berdiri di dekat kursi.

Salah satu petugas halte bus Trans Jakarta SMKN 57 Jakarta Selatan mengatakan kemungkinan tanda silang di kursi itu akan dicabut karena kapasitas penumpang sudah diperbolehkan 100 persen.

"Mungkin dicabut, ya," kata petugas tersebut saat ditemui. (ds/sumber CNNIndonesia.com)