30 UMKM Sekitar Proyek Tol Semarang-Demak Dilatih Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

  • Oleh : Taryani

Kamis, 21/Okt/2021 16:22 WIB
30 UMKM memperoleh penghargaan saat pelatihan pemberdayaan ekonomi masyarakat. (Ist.) 30 UMKM memperoleh penghargaan saat pelatihan pemberdayaan ekonomi masyarakat. (Ist.)

SEMARANG (BeritaTrans.com) – Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan pelatihan pemberdayaan ekonomi masyarakat pada produk perikanan, Kamis (21/10/2021).

Kegiatan ini bekerja sama dengan PT PII dan Dinas Perikanan Kota Semarang. Diikuti peserta sebanyak 30 pelaku usaha skala UMKM di sekitar proyek Tol Semarang-Demak.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah, Fendiawan Tiskiantoro menuturkan, pelatihan tersebut sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaku usaha yang berada di sekitar proyek pembangunan Tol Semarang-Demak.

“Kegiatan ini dihadiri 30 pengolah perikanan skala kecil (UMKM). Mereka berada di lokasi tanggul proyek pembangunan Tol Semarang-Demak,” ujarnya.

Para peserta, lanjut Fendiawan, akan diberikan materi pengolahan bahan baku menjadi produk berkualitas serta manajemen pemasaran baik online maupun offline.

Hal itu dimaksudkan agar para pelaku usaha yang berada di sekitar pembangunan Tol Semarang-Demak tetap eksis dan bertahan.

“Agar bisa eksis dan survive dengan adanya Tol Semarang-Demak. Dilatih pengolahan dan pemasaran online dan offline,” paparnya.

Ditambahkan, bukan pelaku usaha saja nantinya pelatihan akan dilakukan untuk para nelayan dan pembudidaya yang berada di sekitar proyek Tol Semarang-Demak.

“Tidak hanya pengolah tapi juga nanti nelayan dan pembudidaya tambak,” imbuh Fendiawan.

Salah satu peserta pelatihan, Suhartono, pelaku usaha olahan Bandeng Presto mengemukakan, pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha untuk terus berkembang. Baik meningkatkan kualitas produk hingga pemasaran.

“Pelaku UMKM dapat berkembang dan bisa bermanfaat. Tidak berhenti di sini, alhamdulillah ada program lain untuk meningkatkan UMKM khususnya perikanan,” katanya.

Suhartono menambahkan, legalitas produksi dibantu oleh pemerintah kota dan provinsi sekaligus melakukan pendampingan.

“Dari pelatihan ini kami mendapat ilmu. Untuk produk kami sudah dipasarkan di rest area Jawa Timur sampai Jawa Barat,” tandasnya. (tr)