9 RW di Kota Cirebon Jadi Pilot Project Program Plastik Sulit Didukung ADB dan Kemen LH

  • Oleh : Taryani

Jum'at, 22/Okt/2021 19:10 WIB
Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati  foto bersama Vice President of Knowledge Management and Sustainable Development ADB, Bambang Susantono. (Ist.) Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati foto bersama Vice President of Knowledge Management and Sustainable Development ADB, Bambang Susantono. (Ist.)

KOTA CIREBON (BeritaTrans.com) – Sebanyak  9 Rukun Warga (RW) di Kota Cirebon menjadi titik pelaksanaan program plastik sulit. Pelaksanaan program ini mendapat dukungan dari Asian Development Bank (ADB).

“Saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada ADB yang sudah banyak membantu Kota Cirebon,” tutur Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati  usai menerima kunjungan kerja Vice President for Knowledge Management and Sustainable Development ADB di ruang kerjanya, Kamis (21/10/2021).

Sejumlah program yang didukung ADB telah dilakukan di Kota Cirebon. Salah satunya survei kemiskinan.

Selanjutnya dalam waktu dekat, kolaborasi antara Pemda Kota Cirebon, Kementerian Lingkungan Hidup  dan ADB akan melakukan program plastik sulit.

Program ini akan dilakukan di 9 RW di Kota Cirebon. Masing-masing 3 RW di Kesunean, 3 RW di Panjunan dan 3 RW di Cangkol.  “Kalau ada tambahan lagi, nanti kita usulkan,” tutur Eti. 

Kota Cirebon  patut bangga karena program ini pertama kali dilakukan di Kota Cirebon. “Mudah-mudahan dapat menjadi pilot project untuk daerah lainnya,” tutur Eti.

Plastik merupakan polimer sintetis yang bersifat sulit terurai di alam. Untuk bisa terurai secara sempurna dibutuhkan waktu hampir ratusan tahun.

Bila dibandingkan antara penggunaan plastik yang terus meningkat terhadap waktu yang dibutuhkan untuk terurai tentu dapat dibayangkan dampak penumpukan limbah plastik pada lingkungan.

Untuk itu dibutuhkan penanganan sehingga sampah plastik dapat didaur ulang sehingga dapat bernilai ekonomi.

Vice President of Knowledge Management and Sustainable Development ADB, Bambang Susantono menjelaskan ADB membantu dan bekerja sama untuk menangani sampah yang terintegrasi.

“Di sini masyarakat  sendiri yang akan jadi motor penggerak dari program ini,” tutur Bambang.

Saat ini tengah melakukan survei pendahuluan sebelum masuk tahap implementasi atau pelaksanaannya.

Program tersebut bisa saja dilakukan multistakeholder atau melibatkan berbagai elemen untuk terlibat di dalamnya. (tr)