Arya Sinulingga, Stafsus Erick Thohir Bicara Opsi Penyelamatan Garuda: Sulit Keuangan, Negosiasikan Utang

  • Oleh : Dirham

Senin, 25/Okt/2021 09:40 WIB
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka-bukaan soal kondisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang saat ini dikabarkan kian terpuruk. 

Bahkan, maskapai nasional itu sempat diisukan bakal mendapat penyertaan modal negara (PMN) hingga operasionalnya akan digantikan oleh Pelita Air.

Arya mengatakan kondisi keuangan Garuda memang tengah sulit di tengah banyaknya utang kepada sejumlah kreditur (lessor). Hal ini terjadi karena kesalahan tata kelola dan manajemen terdahulu.

Kondisi bisnis perusahaan semakin diperburuk dengan tekanan pandemi covid-19, di mana berbagai aktivitas dan mobilitas masyarakat dibatasi.

"Kita tahu kondisi Garuda seperti ini karena dulu itu kan ugal-ugalan penyewaan pesawat yang dilakukan pihak Garuda dan parah lagi dengan kondisi corona saat ini," ucap Arya kepada awak media, Minggu (24/10).

Dengan kondisi keuangan saat ini, pemerintah dan manajemen Garuda tengah menempuh langkah restrukturisasi. Salah satunya dengan menegosiasikan berbagai utang-utang perusahaan kepada lessor.

"Harapannya, negosiasi berhasil. Hanya dengan cara negosiasi ini lah, dengan pemilik piutang dari Garuda itu yang kita harapkan, dan kalau ini berhasil, Garuda akan tetap bisa jalan," ujarnya.

Arya mengatakan bila langkah negosiasi ini gagal, pemerintah akan mencari cara lain untuk menyelamatkan bisnis Garuda, khususnya agar maskapai pelat merah itu tetap mendapat sewa pesawat. Tujuannya, agar perusahaan tetap bisa menjalankan bisnis dalam rangka mencari pendapatan.

"Kalau negosiasinya gagal baru kita cari cara lain dan kita akan carikan langkah-langkah untuk supaya BUMN ini tetap memiliki pesawat," jelasnya.

Kendati begitu, ia menampik bahwa langkah selanjutnya dari pemerintah adalah berupa pemberian PMN. Justru, menurutnya, pemerintah menghindari opsi ini karena membutuhkan dana yang besar.

"Mengenai opsi bakal apakah akan ada PMN dan sebagainya, seperti yang sudah disampaikan bahwa kita saat ini berusaha betul supaya sedikit-sedikit tidak disuntik PMN, jangan. Kita harus bangun yang namanya BUMN yang sehat. Jadi kita tidak berusaha (memberi PMN), belum ada usaha untuk menyuntikkan," terangnya.

Selain membantah rencana pemberian PMN, Arya juga enggan membahas soal opsi penggantian operasional Garuda oleh Pelita Air bila maskapai tidak bisa mengudara lagi.

"Soal opsi mengenai Pelita, itu nanti lah. Yang utama sebenarnya adalah kita berusaha terus dan berjuang untuk bisa bernegosiasi dengan para lessor," katanya.

Sementara Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan, perusahaan masih terus melakukan negosiasi kepada lessor. "Masih on going," ujar Irfan.

Sedangkan soal pengalihan operasional ke Pelita Air, ia enggan berkomentar banyak. Sebab, menurutnya, opsi itu muncul hanya kalau perusahaan tidak berhasil menegosiasikan utang-utangnya, namun ia ingin publik menunggu dulu hasil negosiasi tersebut.

"Itu kan kalau (tidak berhasil negosiasi)," ucapnya.

Di sisi lain, kondisi kinerja dan keuangan perusahaan yang terpuruk sempat membuat Serikat Pekerja Garuda Indonesia prihatin dan mengirim surat proposal penyelamatan perusahaan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proposal juga dikirimkan ke Menteri BUMN Erick Thohir karena khawatir maskapai bakal pailit.

"Kami telah mengirimkan Proposal Penyelamatan Garuda Indonesia kepada Bapak Presiden dan Menteri BUMN," ungkap Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia Tomy Tampatty melalui keterangan resmi, Sabtu (23/10). (ds/sumber CNNIndonesia.com)