Presiden Jokowi Pilih Gunakan Garuda Keliling 3 Negara

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 29/Okt/2021 10:21 WIB
Presiden Joko Widodo bertolak ke tiga negara dalam beberapa hari ke depan untuk melakukan kunjungan kerja.  Presiden Joko Widodo bertolak ke tiga negara dalam beberapa hari ke depan untuk melakukan kunjungan kerja. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Presiden Joko Widodo bertolak ke tiga negara dalam beberapa hari ke depan untuk melakukan kunjungan kerja.

Presiden Jokowi dijadwalkan terbang ke Roma, Italia pada hari ini untuk hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 30 - 31 Oktober 2021, dan dilanjutkan bertolak ke KTT Pimpinan Dunia di Glasgow, Skotlandia pada 1 hingga 2 November 2021.

Setelah mengakhiri rangkaian pertemuan KTT G20 dan KTT Pimpinan Dunia, Jokowi dijadwalkan akan terbang Dubai, Uni Emirat Arab untuk menghadiri KTT Perubahan Iklim pada 3 - 4 November 2021.

Dalam kunjungan kerja kali ini, Jokowi dikabarkan tidak menggunakan pesawat kepresidenan. Jokowi disebut menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Bey Machmudin telah mengonfirmasi hal tersebut. Jokowi akan bertolak ke tiga negara tersebut menggunakan Garuda Indonesia.

"Iya [Jokowi menggunakan pesawat Garuda Indonesia]. Ada penjelasan nanti," kata Bey singkat saat dikonfirmasi.

Keputusan Jokowi menggunakan Garuda Indonesia dalam kunjungan kerja kali di tengah isu upaya yang tengah dilakukan Kementerian BUMN untuk menyelamatkan GIAA.

Salah satu opsi yang mengemuka saat ini adalah penyelamatan melalui PT Pelita Air. Namun hingga saat ini Kementerian BUMN masih belum memberikan kejelasan terkait dengan opsi ini.

Juru Bicara dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, saat ini berbagai upaya negosiasi tengah dilakukan dengan pihak-pihak yang memiliki piutang kepada Garuda.

Diharapkan upaya negosiasi ini dapat berjalan sesuai dengan harapan sehingga Garuda tetap bisa beroperasi.

"Soal opsi mengenai Pelita itu nanti lah ya. yang utama sebenarnya adalah kita sekarang ini berusaha terus berjuang dan untuk bisa bernegosiasi dengan para lessor, pihak-pihak yang memiliki piutang dengan Garuda itu yang utama dan opsi itu yang pertama ya, kita dahulukan," kata Arya dalam keterangannya, dikutip Senin (25/10/2021).

Selain opsi melalui Pelita Air, Arya menyebut terbuka beberapa opsi lain seperti bantuan pendanaan dari penyertaan modal negara (PMN). Sebagai catatan PT Pelita Air Service, adalah maskapai penerbangan nasional di Indonesia dengan induk Pertamina.

Hanya saja, Arya menegaskan, opsi ini dikesampingkan lantaran Kementerian saat ini tidak menyarankan BUMN untuk sedikit-sedikit disuntik oleh pemerintah.

"Kita harus membangun yang namanya BUMN-BUMN yang sehat jadi kita nggak berusaha untuk, belum ada usaha lah untuk menyuntikkan lagi karena kalau disuntikkan juga akan membuat akan sangat banyak kebutuhan anggaran untuk garuda jadi lebih baik," ungkapnya. (ds/sumber CNBC News Indonesia)