Lessor Garuda Diduga Beri Harga Sewa Pesawat `Selangit`

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 29/Okt/2021 22:01 WIB
Mantan Komisaris Garuda Indonesia Peter F Gontha menyebut lessor Garuda memberi kredit semena-mena dan harga sewa pesawat dua kali lipat. Foto: ist. Mantan Komisaris Garuda Indonesia Peter F Gontha menyebut lessor Garuda memberi kredit semena-mena dan harga sewa pesawat dua kali lipat. Foto: ist.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Mantan komisaris PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk Peter F Gontha mengatakan lessor atau perusahaan leasing memberikan kredit semena-mena kepada maskapai penerbangan BUMN. Tidak cuma itu, harga sewa pesawat juga dipatok sangat tinggi.

Karena itu, menurutnya, maskapai perlu melakukan negosiasi terhadap kredit yang sudah terlanjur diterima. Namun, kebijakan negosiasi itu justru sempat ditolak oleh para direksi perusahaan.

"Saya sudah katakan satu-satunya jalan adalah nego dengan para lessor asing yang semena-mena memberi kredit pada Garuda selama 2012-2016 yang juga saya tentang. Direksi tidak ada yang mau mendengar," ungkap Peter melalui unggahan di Instagram pribadinya, Kamis (28/10/2021).

Baca Juga:
Erick Thohir Ungkap Rencana Tekan Biaya Logistik Nasional di BUMN

Garuda, sambungnya, justru menerima saja perlakuan pemberian kredit yang semena-mena itu. Begitu juga dengan harga sewa pesawat yang terlalu tinggi.

Menurut catatannya, salah satu biaya sewa pesawat tinggi ada di pesawat Boeing 777. Harga sewa yang diterima Garuda mencapai US$1,4 juta per bulan atau setara Rp19,84 miliar (kurs Rp14.172 per dolar AS).

Padahal, menurutnya, harga sewa rata-rata di pasar cuma sebesar US$750 ribu per bulan atau Rp10,62 miliar. Artinya, harga yang diterima Garuda hampir dua kali lipat dari harga pasar.

"Ini Boeing 777, harga sewa di pasar rata-rata US$750 ribu per bulan, Garuda mulai dari hari pertama bayar dua kali lipat US$1,4 juta per bulan. Uangnya ke mana sih waktu diteken? Pengen tau aja," katanya.

Selain itu, ia juga menyoroti jumlah penyewaan pesawat yang terlalu banyak. Salah satunya sewa pesawat CRJ mencapai 17 unit.

"Ini pesawat CRJ Garuda yang salah beli, ada 17 buah. Siapa sih yang suruh beli? Siapa sih brokernya? Sekarang nganggur dan dibalikin. Ruginya jutaan," pungkasnya.

Redaksi berusaha menghubungi Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dan Vice President Corporate Secretary & Investor Relation Garuda Indonesia Mitra Piranti. Namun, keduanya belum merespons. (dn/sumber: cnnindonesia.com)

Baca Juga:
Jokowi Setujui PMN Garuda Indonesia Rp 7,5 Triliun, Erick Thohir: Akan Ada 120 Pesawat di Akhir 2022