Iran Sergap & Sandera Kapal Tanker Vietnam MV Sothys dari Teluk Oman

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 04/Nov/2021 06:54 WIB


Baca Juga:
Kapal Tanker Dibajak Sekelompok Orang Bersenjata Tajam di Perairan Morosi Sultra

TEHERAN (BeritaTrans.com) - Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Vietnam di Teluk Oman sejak bulan lalu dan masih berlangsung sampai saat ini.

Aksi ini merupakan provokasi terbaru dilakukan Iran di perairan Timur Tengah saat ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) meningkat.

Baca Juga:
Setelah Ditahan Iran, Kapal Tanker Vietnam MV Sothys Dibebaskan

Pasukan Garda Revolusi Iran menyita kapal bernama MV Sothys pada 24 Oktober. Para analis curigai kapal tersebut ingin mengambil minyak mentah Iran untuk dikirim ke Asia.

Dua sumber pejabat AS mengatakan, militer Negeri Paman Sam sebenarnya memantau pengambilalihan MV Southys, namun tidak bisa mengambil tindakan karena berlayar ke perairan Iran.

Baca Juga:
AL Inggris Laporkan Pembajakan Kapal Tanker Aspal oleh Kelompok Bersenjata Iran

Bahkan Iran merayakan penyitaan kapal itu dalam rekaman video yang ditayangkan oleh stasiun televisi pemerintah. 

Menurut kedua pejabat, informasi soal penyitaan kapal tanker Vietnam belum dipublikasikan di tengah upaya memulai kembali pembicaraan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 yang nasibnya kini tak menentu. AS, di bawah pemerintahan Donald Trump, keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018 disertai dengan memberlakukan sanksi baru terhadap Iran. Namun pemerintahan Joe Biden mencoba kembali ke kesepakatan tersebut.

Stasiun televisi pemerintah Iran memberitakan laporan yang dianggap kontradiktif yakni mengenai konfrontasi antara pasukan Garda Revolusi dan Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Timur Tengah.

Stasiun televisi menyebut insiden itu sebagai agresi AS terhadap Iran di Teluk Oman. Disebutkan, AL AS berusaha menahan sebuah kapal tanker yang membawa minyak Iran lalu pasukan Garda Revolusi berhasil membebaskannya dan dibawa ke wilayah perairan Iran.

Sita Kapal Tanker Korsel

Sebelumnya Pasukan Pengawal Revolusi Islam pada Senin (4/1/2021) mengirimkan speedboat angkatan laut untuk merebut MT Hankuk Chemi dengan 20 awak di dalamnya, yang dituduh "melanggar hukum lingkungan maritim".

Gambar yang diperoleh AFP dari kantor berita Iran Tasnim pada 4 Januari 2021 memerlihatkan kapal tanker Korea Selatan, MT Hankuk hemi, dikawal oleh angkatan laut Garda Revolusi Iran setelah disergap di Teluk Persia.

 Iran pada Selasa (5/1/2021) menuduh Korea Selatan menahan 7 miliar dollar AS (Rp 97,4 triliun) uang "sandera".

Namun, Iran menekankan bahwa penyitaan atas sebuah kapal tanker Korea Selatan di perairan Teluk bukanlah tindakan balas dendam, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (5/1/2021).

Korea Selatan telah menuntut pembebasan kapal tersebut dan mengirimkan unit anti-pembajakannya ke wilayah tersebut.

"Kami bukan penyandera," kata juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei pada konferensi pers.

"Kami terbiasa dengan tuduhan seperti itu. Tapi...itu adalah pemerintah Korea (Selatan) yang telah mengambil lebih dari 7 miliar dollar AS dari sandera kami dengan alasan yang tidak berdasar," kata Rabiei.

Dia menambahkan bahwa penyitaan itu berdasarkan perintah pengadilan setelah kapal tanker itu "menyebabkan pencemaran minyak di Teluk Persia. Telah diperingatkan sebelumnya, dan permintaan (penyitaan) bersifat teknis."