Ke Yogyakarta, Pastikan Mampir di Ekowisata Gunung Api Purba dan Desa Wisata Pentingsari

  • Oleh : Dirham

Kamis, 04/Nov/2021 11:38 WIB
Kawasan Wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DIY.  Kawasan Wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DIY. 

YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) - Banyak kota di Indonesia yang membuat wisatawan ketagihan untuk kembali menghabiskan waktu liburan. 

Yogyakarta adalah satu di antara beragam daerah yang paling kuat menarik wisatawan untuk mengulang pengalaman seru, asyik, dan romantis di kota ini. 

Baca Juga:
Ngangenin! Begini Suasana Pagi di Pusat Yogyakarta

Malioboro hanya satu dari sekian magnet yang ada di kawasan yang pernah menjadi ibu kota negara ini.  Yogyakarta memang menawarkan banyak hal menarik.

Lorong-lorong pertokoan, kedai-kedai aneka kuliner, masyarakat dan budayanya, dan jangan lupa garis pantainya yang permai serta situs-situs sejarah yang bertebaran di sekitar lokasi. 

Baca Juga:
Semarak dan Keindahan Malam di Teras Malioboro Yogyakarta

Itu hanya sebagian kecil yang membuat pengunjung kangen untuk kembali ke Yogyakarta. Kali ini mari kita telusuri destinasi wisata yang masih jarang disebut orang saat membicarakan Yogyakarta. 

Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Kawasan ini berada di Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Gunung yang aktif pada 60 juta tahun yang lalu ini berjarak 25 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, atau sekitar 1 jam untuk mencapainya dengan kendaraan bermotor. 

Baca Juga:
Delegasi ATF 2023 Nikmati Tarian Karya Sultan HB X

Tiket masuk ke kawasan ini sangat terjangkau, hanya Rp15.000 per orang untuk turis domestik, dan Rp30.000 bagi turis mancanegara. Kamu bisa menyewa pemandu bila takut tersesat, biayanya Rp70.000. Tarif untuk pendakian kawasan ini berbeda antara waktu siang dan malam.  

Kamu bisa menikmati kehijauan perbukitan dari puncak Gunung Api Purba. Kamu memerlukan waktu 20 menit untuk mencapai pos pertama.  Dari sini, kamu sudah dapat mereguk kesegaran pemandangan rimbun pepohonan yang menyelimuti lereng-lereng bukit dan lembah. 

Sepanjang perjalanan sebelum mencapai Pos 1 kamu akan mendaki melalui lorong sumpitan yang menakjubkan. Sesampai di puncak Pos 1 kamu akan menemukan danau buatan Embung Nglanggeran yang meneduhkan mata. 

Luas danau ini 60 x 60 meter persegi. Tapi ingat kamu tidak diperkenankan memancing ikan, apalagi berenang di danau ini.

Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba juga menghamparkan perkebunan kakao, bahan dasar coklat. 

Masyarakat di sini mengolah kakao menjadi coklat yang mereka jual kepada pengunjung sebagai oleh-oleh di samping secara online. Kamu bisa melihat secara langsung bagaimana mereka membuat coklat dari buah kakao serta produk turunannya. 

Keren, kan? Kamu yang gemar batik, di kawasan ini kamu tidak sekadar bisa belanja kain dan aneka baju batik, melainkan juga bisa mengikuti kelas batik. Yang khas dari batik Nglanggeran adalah warnanya yang coklat serta motifnya. Yup, Gunung Api Purba Nglanggeran dan kakao jadi motif batik yang sangat unik nan eksotik.  

Saat kamu berwisata di kawasan ini jangan resah dengan masalah penginapan. Karena di sini banyak terdapat homestay, atau rumah warga yang disewakan untuk wisatawan. Jadi kamu bisa menginap di rumah warga. 

Dengan demikian kamu tidak hanya menikmati pemandangan alam, batik, dan coklat, tapi juga menghayati kehidupan masyarakat kawasan ini lebih intim. Kamu bisa ikut pergi ke kebun hingga mengurus ternak bersama warga setempat. 

Tarifnya murah kok, hanya Rp150.000 per orang. Kamu sudah dapat makan dua kali sehari. Tenang, homestay di kawasan ini telah memenuhi standar kelayakan. Mulai dari kebersihannya, ketersediaan pemadam kebakaran, hingga petunjuk jalur evakuasi serta kotak P3K. 

Homestay di sini tidak menggunakan AC, karena suhunya secara alami memang sudah adem, sekitar 25 derajat celsius. 

Sekarang kita ke Desa Pentingsari. Ini desa wisata berkelanjutan yang sudah mendapat sertifikat dari Kemenparekraf belum lama ini, tepatnya pada 2 Maret 2021. Berjarak 20 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, Desa Pentingsari berada di kaki Gunung Merapi. 

Tanahnya subur untuk aneka tumbuhan, terutama kopi yang banyak dibudidayakan masyarakat desa ini.  Tanaman kopi yang dibudidaya di sini dari jenis Arabika dan Robusta. 

Masyarakat Desa Pentingsari mengolah kopi menjadi minuman lezat dan berkhasiat. Bukan sekadar kopi hitam yang biasa ditemukan kedai dan kafe-kafe, tetapi daya kreatif masyarakat sini menghasilkan kopi yang disebut kopi madu. “Kandungan selenium membuat kopi madu Merapi berkhasiat untuk kesehatan, yaitu meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko kanker,” kata Bayu Setiawan, warga Desa Pentingsari, yang mengolah kopi lokal menjadi produk berkualitas. 

Kopi produk Bayu Setiawan tidak hanya disukai warga Yogyakarta dan para wisatawan lokal, tetapi juga turis mancanegara. Beberapa pelanggannya datang dan memesan dari Finlandia. “Kopinya memang lebih soft, digemari anak-anak remaja putri,” kata Bayu. 

Setelah menyesap kopi madu Merapi, di Desa Pentingsari kamu bisa menikmati seni tradisi wayang suket. Sesuai namanya wayang ini terbuat dari rumput atau suket. 

Wayang suket bukan hanya untuk pertunjukan, melainkan lebih ditujukan untuk media pendidikan. Kamu bisa belajar membuat wayang suket kepada seniman pengrajin wayang suket. Sejumlah seniman di desa ini banyak yang membuka kelas pembuatan wayang suket. 

Jenis rumput yang digunakan untuk membuat wayang suket bisa jenis apa saja, tapi tentunya setelah rumput dikeringkan sebelum dibentuk menjadi wayang. Seru, kan?  Jangan lupa, di desa ini sangat kaya beragam jenis vegetasi atau herbal yang tumbuh di mana-mana. Kamu bisa menikmati produk minuman herbal. 

Anton Rubioso dan Sutarmi, adalah pasangan yang memproduksi minuman herbal di desa ini. Daun rondo semoyo mereka olah menjadi minuman obat untuk mengurangi risiko diabetes. 

Sedangkan buah parijoto dapat dikonsumsi langsung sebagai penawar penyakit, seperti sariawan, menurunkan kolesterol, serta menyuburkan kandungan.

Untuk mengeksplor Desa Pentingsari kamu bisa menyewa jeep bersama sopirnya hanya Rp350.000 seharian! Seru-seruan melintasi lintasan Kali Kuning. Lintasan ini terbentuk akibat jalur material vulkanik Gunung Merapi yang erupsi pada 2010 yang lalu. 

Ini lintasan yang sangat menarik dan menjadi favorit wisatawan untuk tracking di sini. Puas tracking dengan jeep, kamu harus mengunjungi Museum Mini Sisa Hartaku. Ini museum untuk mengenang erupsi Gunung Merapi yang memakan 300 korban jiwa. 

Museum Mini Sisa Hartaku memanfaatkan sebuah rumah warga yang rusak tersapu erupsi. Kalau kamu gemar hewan melata, kamu bisa ke Agrowisata, hanya beberapa kilo dari Desa Pentingsari. Kamu bisa melihat aneka hewan melata, mamalia, seperti ular, kura-kura, kijang, dan aneka unggas serta beberapa hewan lainnya. 

Area ini juga menyediakan background menarik dan instagramable untuk foto-foto.  Seperti di Kawasan Wisata Gunung Api Purba, di Desa Pentingsari juga menyediakan homestay yang nyaman dan memenuhi standar. 

Kamu dapat turut mengikuti aktivitas warga, antara lain membuat wedang uwuh, minuman herbal yang meredakan gejala masuk angin dan meningkatkan kekebalan tubuh. (ds/sumber iNews.id)

Tags :