Airnav Apresiasi Java Ballon Festival jadi Studi Kasus Disertasi

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 05/Nov/2021 21:10 WIB
Ujian Disertasi dengan tema terkait Balon Udara Ujian Disertasi dengan tema terkait Balon Udara

 

TANGERANG (BeritaTrans.com) – AirNav Indonesia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dijadikannya project Java Balloon Festival di Pekalongan dan Wonosobo sebagai studi kasus disertasi. 

Baca Juga:
Bandara Kualanamu Siap Layani Angkutan Lebaran

Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia, Yohanes Harry Douglas menyampaikan, dengan diangkatnya project Java Balloon Festival sebagai 
studi kasus dalam disertasi untuk program studi doktoral, artinya project tersebut juga telah mendapatkan pengakuan dari dunia akademis.

“Kami ingin menyampaikan selamat kepada peneliti Dr. Algooth Putranto, yang telah menyelesaikan sidang terbuka promosi Doktor Ilmu Komunikasi pada hari ini," jelas Yohanes, Jumat (5/11/2021).

Baca Juga:
Bandara Kertajati Terus Upaya Penambahan Rute Penerbangan

Disertasi Algooth yang berjudul Pengakuan dalam Komunikasi Budaya Mengatasi Konflik Antara Negara dan Masyarakat, Studi atas Penerbangan Balon Udara Tradisional Syawal 
di Pekalongan dan Wonosobo, merupakan sebuah karya akademik yang memberikan 
kontribusi terhadap upaya menjaga keselamatan penerbangan nasional.

Dia menuturkan, penerbangan balon udara liar yang tidak ditambatkan memang menjadi salah satu ancaman bagi keselamatan penerbangan. 

Baca Juga:
Bandara Banyuwangi Mulai Layani Penerbangan Umrah 22 Februari

“Kita sudah sama-sama paham 
mengenai bahaya balon udara liar jika bertemu dengan pesawat udara. Maka pada tahun 2018 dan 2019 lalu, kami menggelar Java Balloon Festival di Pekalongan dan 
Wonosobo sebagai salah satu upaya menyebarluaskan PM 40 tahun 2018 tentang
penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat, sehingga membiasakan pegiat
balon udara tradisional untuk menambatkan balon udaranya sesuai aturan tersebut dan
dapat selaras dengan keselamatan penerbangan,” urainya.

Dampak dari project tersebut, menurut Yohanes, cukup siginifikan karena data-data di lapangan menunjukkan tren penurunan terhadap gangguan balon udara terhadap pesawat
udara..

Bila dilihat data yang juga dimasukkan di dalam penelitian disertasi Algooth,
angka pilot report mengalami tren penurunan pascaintervensi dari project ini. 

"Untuk itu hasil evaluasi kami memang sebetulnya project ini akan berkelanjutan, namun dikarenakan adanya pandemi Covid-19, tahun 2020 dan 2021 ini kami alihkan festival menjadi sosialisasi massal melalui webinar dan konten media sosial,” papar Yohanes.

Selain telah diakui dari sisi akademis, project Java Balloon Festival juga telah mendapatkan penghargaan di beberapa ajang. 

“Java Balloon Festival mendapatkan banyak apresiasi dari praktisi komunikasi baik nasional maupun internasional. Project ini telah memenangkan penghargaan Gold Winner, Sustainability Business Category dari PR Indonesia dan Finalis, Best PR by an In-House Communications Team dari Marketing PR Magazine, Singapura, di level regional Asia Tenggara,” terangnya.

AirNav Indonesia, menurut Yohanes, menyampaikan rasa syukur dan apreasiasi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menyukseskan project ini. 

“Kami berterimakasih kepada semua pihak, termasuk kepada Algooth yang telah mengangkat project kami sebagai studi kasus disertasi. 

Dia merupakan jurnalis senior yang menempa pengetahuan dan kemampuan jurnalistiknya bersama media-media besar seperti Bisnis Indonesia dan Bloomberg Businessweek. Pengalamannya sebagai praktisi jurnalistik selama lebih dari 17 tahun di berbagai media massa baik nasional maupun internasional, termasuk di bidang akademis yakni sebagai pengajar aktif di berbagai universitas kenamaan, tentunya memberikan perspektif baru bagi kita dalam memandang kasus pelepasan balon udara liar ini. 

"Kami mendorong generasi muda Indonesia untuk menjadikan Algooth sebagai teladan, melalui karya akademis, kita juga dapat bersama-sama berkontribusi dalam menjaga keselamatan ruang udara Nusantara,” pungkas Yohanes. (omy)