Alami Kebocoran, Kapal Tongkang Bawa Muatan Ribuan Ton Batu Bara Miring di Perairan Banyuwangi

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 07/Nov/2021 19:00 WIB
Foto:istimewa Foto:istimewa

BANYUWANGI (BeritaTrans.com) - Kapal Tongkang alami kebocoran di Perairan Teluk Pangpang, Banyuwangi. Foto: Dok. Istimewa

Kapal Tongkang Gold Trans 308 mengalami kebocoran di bagian lambung kapal di perairan Teluk Pangpang, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Juga:
Ditjen Hubdat Gelar Rakor, Antisipasi Arus Libur Nataru di Pelabuhan Ketapang

Akibatnya kapal yang mengangkut 7.500 metrik ton batu bara itu terjebak dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Kapal tongkang ini, sebenarnya sudah berada di perairan tersebut sejak Selasa (2/11). Namun keberadaannya baru diketahui Pos Polairud Muncar pada Rabu Malam (3/11).

Baca Juga:
Pelni Hadirkan Terumbu Karang Buatan di Banyuwangi

Kasat Polair Polresta Banyuwangi, Kompol jeni Al Jauza, mengatakan kapal tongkang Gold Trans 308 ini berangkat dari Banjarmasin dan hendak menuju Cilacap, Jawa Barat.

Namun sesampainya di Teluk Pangpang kapal tongkang tersebut diduga mengalami kebocoran lambung. Posisi tongkang kemudian miring hingga 30 derajat.

Baca Juga:
Ini Keseruan Rangkaian Kegiatan Harhubnas KSOP Tanjung Wangi

"Hingga kini kapal masih di posisi yang sama," kata Kompol Jeni Al Jauza, Sabtu (6/11).

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sebanyak 10 orang kru kapal berhasil selamat dan bertahan di atas kapal. Namun sebagian muatan batu bara berguguran ke laut.

Hasil penyelidikan, bocornya lambung kapal sebetulnya sudah diketahui sejak kapal itu berada di Kepulauan Sepudi, Kabupaten Sumenep.

Namun nakhoda kapal tetap melanjutkan perjalanannya, dan memilih mengandaskan kapal di perairan Teluk Pangpang.

"Nakhoda beralasan agar proses perbaikan lebih mudah dijangkau," bebernya.

Hingga saat ini, pihak perusahaan kapal masih melakukan perbaikan.

"Kepada pihak perusahaan juga kami minta untuk segera merampungkan perbaikan. Karena jika kebocoran tak segera ditangani, dikhawatirkan tumpahan batu bara yang jatuh semakin banyak dapat mengancam atau merusak ekosistem di dalam laut," tukasnya.

Sementara, kondisi itu dibenarkan oleh salah satu kru kapal Tugboat KR 306 Samarinda yang bertugas menarik kapal tongkang tersebut. Kebocoran mengakibatkan air laut masuk ke dalam lambung kapal, dan saat ini sedang dilakukan penyedotan

“Saat ini air yang masuk pada tabung (manhole) kita keluarkan, kita sedot pakai mesin," kata Hardianta.

Meski belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab utama kebocoran lambung sebelah kiri kapal, namun ada dugaan bagian pelat yang tidak kuat menahan hempasan gelombang air laut.

“Dugaan saya mungkin dari sambungan pelat yang dilas kurang rapat, jadi ada celah air untuk masuk. Bisa juga ada pelat yang berkarat, sehingga tidak kuat menahan hempasan gelombang air laut,” ujarnya.(amt/sumber:kumparan.com)