Menghemat Keuangan, Dirut Garuda Minta Maaf Bakal Kurangi 97 Rute Penerbangan

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 10/Nov/2021 06:40 WIB
Pesawat Garuda Indonesia. (Ist) Pesawat Garuda Indonesia. (Ist)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Maskapai Garuda Indonesia akan mengurangi jumlah rute penerbangannya karena permasalah keuangan yang saat ini dialami pihak perusahaan BUMN ini. 

Permasalahan keuangan yang membelit Garuda Indonesia memaksa manajemen membatasi operasional. Teranyar, langkah yang bakal ditempuh maskapai pelat merah ini adalah memangkas rute penerbangan baik domestik maupun internasional. 

Baca Juga:
Garuda Indonesia Group Terbangkan 80.243 Penumpang di Puncak Arus Balik

Dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (9/11), Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan rencana rute maskapai bakal dikurangi, dari semula 237 rute menjadi 140 rute. 

Irfan mendapatkan sejumlah interupsi saat menyampaikan langkah tersebut. Semisal protes soal rencana rute Tarakan bakal ditutup. 

Baca Juga:
Garuda Resmi Layani Rute Penerbangan Jakarta-Doha PP

Sembari meminta maaf beberapa kali dan minta dukungan, Irfan menegaskan rute-rute yang dinilai tidak efisien dan tidak menguntungkan akan ditutup. 

"Komisi VI Bantu sepakati, kami lakukan bisnis plan, Garuda harus untung. Kita tahu bikin untung, salah satunya terdesak ada banyak tekanan buka rute," ujar Irfan dalam rapat yang disiarkan virtual, Selasa (9/11). 

Baca Juga:
Garuda Indonesia Group Terbangkan 82 Ribu Penumpang di Puncak Arus Angleb

"Kami minta dukungan, kalau bilang tutup Tarakan, banyak maaf karena kita enggak bisa lakukan, banyak maaf," sambungnya. 

Kebijakan ini juga sejalan dengan akan berkurangnya jumlah pesawat yang melayani penerbangan. Jumlah pesawat yang saat ini 202 unit bakal berkurang menjadi 134 di tahun 2022. 

Ini lantaran sebagian besar pesawat bakal kena grounded oleh lessor. Langkah penutupan sejumlah rute penerbangan ini juga dilakukan sebagai jaminan kepada lessor bahwa perusahaan akan menguntungkan di masa mendatang. 

"Yang bikin masalah ada excitement atau gaya-gayaan ke tempat yang tidak jelas keuntungannya, Amsterdam, London, Nagoya, kita tutup. Pak Erick bolak balik sampaikan ke direksi: tutup kalau tidak menguntungkan," tuturnya. 

"Ke China, Australia masih terbang karena untung isi kargo. Sekarang terbangnya seminggu sekali. Jeddah kita masih tutup," kata Irfan menambahkan.(fh/sumber:kumparan)