3 Kabupaten di Jateng Jadi Pilot Project Destara 2021

  • Oleh : Taryani

Kamis, 11/Nov/2021 07:31 WIB
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, saat menutup pelatihan ekonomi pengolahan kunyit kering, di Balai Desa Kebonbatur, Rabu (10/11/2021). (Ist.) Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, saat menutup pelatihan ekonomi pengolahan kunyit kering, di Balai Desa Kebonbatur, Rabu (10/11/2021). (Ist.)

DEMAK (BeritaTrans.com)  – Tiga kabupaten di Jawa Tengah dipilih sebagai pilot project program Destara 2021.

Tiga kabupaten itu yakni, Kabupaten Pemalang melalui budidaya buah rambutan di Desa Bantarbolang, Kabupaten Demak dengan kunyit sebagai komoditas unggulan Desa Kebonbatur, dan Kabupaten Sragen melalui budidaya ikan air tawar.

Hal itu dikatakan Ketua Umum BKOW Jateng, Nawal Arafah Yasin menambahkan, pelatihan ekonomi bagi kelompok perempuan di Desa Kebonbatur, Rabu (10/11/2021).

Pelatihan mengolah kunyit menjadi berbagai produk minuman dan serbuk kering tersebut diikuti sebanyak 30 perempuan yang terbagi menjadi tiga kelompok.

“Tujuan pelatihan ekonomi di Desa Kebonbatur ini untuk meningkatkan keterampilan mengolah hasil pertanian, khususnya kunyit. Pelaksanaan program Destara ini lebih fokus pada pemberdayaan perempuan rentan,” katanya.

Di tempat yang sama Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen mengapresiasi adanya pelatihan ekonomi ini membantu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, khususnya dalam pengentasan kemiskinan.

Kunyit atau kunir merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Budidaya tanaman rimpang tersebut menjadi andalan masyarakat untuk menekan angka kemiskinan di Desa Kebonbatur, Kecamatan, Mranggen, Kabupaten Demak.

Ditambahkan, melalui program Desa Sejahtera (Destara) 2021 yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jateng, pemberdayaan masyarakat semakin ditingkatkan melalui budidaya kunyit.

Para perempuan Desa Kebonbatur dilatih mengolah kunyit menjadi berbagai produk yang dapat menambah pendapatan ekonomi masyarakat.

“Biasanya kalau kunyitnya banyak dijual di pasar itu harganya belum nendang. Tetapi kalau sudah diolah,  dikemas,  apalagi nanti kemasannya sudah mendapatkan izin dari dinas terkait maka jangkauan pemasarannya lebih jauh,” katanya.

Gus Yasin, sapaan wagub, yang juga Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Jateng berharap, ketika pemerintah berupaya mengentaskan kemiskinan. Masyarakat jangan hanya meminta bantuan, tetapi harus berdaya.

Antara lain dengan mengembangkan potensi-potensi yang ada seperti potensi menjahit dan membuat empon-empon atau jamu tradisional.

Apalagi pada masa pandemi Covid-19, kata Gus Yasin, tidak sedikit masyarakat yang membutuhkan aneka ramuan tradisional untuk meningkatkan daya tahan dan kesehatan tubuh.

Karenanya para anggota kelompok pelatihan ekonomi  diharapkan dapat lebih berkembang, sehingga masyarakat berdaya dan ada penambahan pemasukan ekonomi.

Ia berharap, masyarakat, kepala desa, perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) bekerja sama dengan BUMDes untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada.

Kemudian menyelenggarakan pelatihan-pelatihan ekonomi, dengan menggandeng Dinas Koperasi Kabupaten Demak atau Dinas Koperasi Provinsi Jateng, serta Dinas BP3AKB.

“Masyarakat Kebonbatur harus berdaya, memiliki inovasi, dan memiliki jiwa entrepreneur atau berwirausaha. Sehingga, apa saja yang ada di daerah Kebonbatur yang bisa dikembangkan lagi,” pintanya. (tr)