Elon Musk Jual Saham Tesla, Borong Bitcoin & Dogecoin?

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 11/Nov/2021 16:16 WIB
CEO Tesla, Elon Musk. Foto: ist. CEO Tesla, Elon Musk. Foto: ist.

JAKARTA (BeritaTrans.com) -  CEO dari produsen mobil listrik Tesla, Elon Musk membuat survei (polling) di Twitter-nya pada Sabtu (7/11/2021) akhir pekan lalu, di mana dalam polling tersebut dia meminta sekitar 62,7 juta pengikutnya untuk memutuskan apakah dia harus menjual 10% saham Tesla-nya.

"Banyak yang dibuat akhir-akhir ini dari keuntungan yang belum direalisasi sebagai sarana penghindaran pajak, jadi saya mengusulkan untuk menjual 10% saham Tesla saya. Apakah Anda mendukung ini?" tweet Musk, dikutip dari Bitcoin.com.

Baca Juga:
BPOM AS Tolak Uji Coba Tanam Chip ke Otak oleh Perusahaan Elon Musk

Dalam tweet tindak lanjut, dia mencatat bahwa dia "tidak mengambil gaji tunai atau bonus dari mana pun, saya hanya punya saham, jadi satu-satunya cara bagi saya untuk membayar pajak secara pribadi adalah dengan menjual saham," kata Bos Tesla tersebut.

Polling yang dibuat oleh Musk telah menarik banyak perhatian banyak orang di Twitter. Polling tersebut menyaring lebih dari 3,5 juta suara, 57,9% di antaranya mengatakan 'Ya'. Tweet tersebut pun telah disukai 111,5 ribu kali dan di-retweetsebanyak 22,1 ribu kali.

Baca Juga:
Alasan Elon Musk Tak Datang ke Bali: Pekerjaan Saya Banyak

Hal ini merupakan sebagai bentuk Tesla untuk merespons dari pengesahaan rancangan undang-undang (RUU) infrastruktur bipartisan senilai US$ 1 triliun. 

Salah satu poin pentingnya yakni memangkas rencana pajak yang diperdebatkan dengan hangat atas keuntungan modal yang belum direalisaskani yang ditujukan untuk para miliarder. Bagian dari RUU itu telah dipecah menjadi tagihan terpisah senilai US$ 1,9 triliun untuk dipilih nanti.

Baca Juga:
Jokowi Bertemu Elon Musk di Space X, Diskusikan Rencana Kerja Sama

Musk yang kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sekitar US$ 318,4 miliar, menurut majalah Forbes, telah membuat beberapa tweetyang mengkritik RUU tersebut selama beberapa pekan terakhir. 

Banyak trader bitcoin (bitcoiner) ikut berpartisipasi ke dalam survei tersebut untuk menyuarakan pendapat mereka kepada Musk. 

Sejumlah orang menyarankan agar Musk menggunakan hasil penjualan saham Tesla untuk membeli bitcoin. 

CEO Microstrategy, Michael Saylor pun menyarankan: "Jika tujuannya adalah diversifikasi, strategi alternatif yang perlu dipertimbangkan adalah mengubah neraca Tesla ke bitcoin dan membeli sebanyak US$ 25 miliar dalam bitcoin, itu akan memberikan diversifikasi, perlindungan inflasi, dan lebih banyak keuntungan bagi semua investor dengan cara yang efisien pajak."

Mantan karyawan Tesla, Michael Rihani, yang kini bekerja sebagai pemimpin produk kripto di perusahaan Jack Dorsey, Square Inc., pun ikut men-tweet ke Musk.

"Ya, jual Tesla untuk menerima lebih dari US$ 10 miliar dan beli bitcoin dengannya. Anda akan mengubah uang US$ 10 juta itu menjadi US$ 100 miliar dan dapat menggunakan hasilnya untuk meningkatkan peluang memenuhi misi Tesla dan Spacex dan membantu lebih banyak orang dan negara." kata Rihani melalui tweet-nya, dilansir dari Bitcoin.com.

Beberapa pengikut Musk juga berharap miliarder Tesla itu akan memasukkan sejumlah dananya ke dalam cryptocurrency 'meme', dogecoin. 

Musk, juga dikenal sebagai Dogefather, telah lama menjadi pendukung dogecoin, menyebutnya 'kripto rakyat'. Musk baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia secara pribadi memiliki tiga cryptocurrency, yakni bitcoin, ethereum, dan dogecoin.

Tetapi, tidak semua orang menerima dan senang dengan survei tersebut. Beberapa khawatir bahwa Musk menjual 10% dari posisi Tesla, dia akan menurunkan harga saham Tesla pada Senin (8/11/2021) pagi waktu AS. 

Namun, seseorang yang khawatir dengan penjualan saham Tesla pun terjawab, di mana pada pembukaan perdagangan Senin kemarin, saham Tesla sempat anjlok lebih dari US$ 89 atau ambles nyaris 7,2%.

Sementara yang lainnya berpikir itu hanya ide yang buruk untuk membiarkan pengguna Twitter memutuskan apa yang harus dilakukan dengan begitu banyak kekayaan. 

Senator AS sekaligus Ketua Komite Keuangan Senat AS, Ron Wyden yang berada di balik ketentuan pajak keuntungan yang belum direalisasi, menanggapi survei Musk pada Sabtu malam.

"Apakah orang terkaya di dunia membayar pajak sama sekali tidak harus bergantung pada hasil survei Twitter? saatnya untuk Pajak Penghasilan Miliarder." kata Wyden, dikutip dari Bitcoin.com. (dn/sumber: cnbcindonesia.com)