Overpass DI Pandjaitan Solo Ditinggikan untuk Buka Jalan KRL sampai Palur

  • Oleh : Fahmi

Senin, 15/Nov/2021 10:16 WIB
Overpass DI Panjaitan akan dibongkar untuk ditinggikan terkait lanjutan proyek elektrifikasi kereta rel listrik (KRL) Stasiun Solo Balapan - Stasiun Palur. (Solopos/Nicolous Irawan) Overpass DI Panjaitan akan dibongkar untuk ditinggikan terkait lanjutan proyek elektrifikasi kereta rel listrik (KRL) Stasiun Solo Balapan - Stasiun Palur. (Solopos/Nicolous Irawan)

SOLO (BeritaTrans.com) - Proyek peninggian overpass atau jembatan lintas atas Jl DI Pandjaitan yang akan dilmulai pada Kamis (18/11/2021) hingga enam bulan ke depan menjadi pembuka jalur perjalanan kereta rel listrik atau KRL dari Solo menuju Stasiun Palur, Karanganyar. Elektrifikasi jalur KRL tersebut terus digarap. 

Penambahan stasiun bertujuan meningkatkan pelayanan jasa angkutan penumpang KA serta mendongkrak perekonomian daerah. Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) menargetkan KRL Stasiun Solo Balapan-Stasiun Palur mulai beroperasi pada 2023. 

Baca Juga:
KAI Commuter Prediksi 900 Ribu Lebih Penumpang KRL Jabodetabek di Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran

Dari Stasiun Palur, diharapkan dapat menarik penumpang asal Sragen dan Karanganyar. Mereka tidak perlu berkendara sampai Stasiun Solo Balapan untuk naik KRL, cukup dari Stasiun Palur. Hal itu disampaikan PPK Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Area III, Albertus Dito, saat dihubungi, Ahad (14/11/2021). 

“Perencanaan elektrifikasi sejak kontrak awal pada 2020. Kami sudah kontrak membangun jaringan listrik antara Stasiun Balapan-Stasiun Jebres-Stasiun Palur. Tapi baru bisa terlaksana karena ada koordinasi dengan instansi terkait dengan Pemkot, Satlantas Polresta kemudian camat dan lurah setempat,” jelasnya. 

Baca Juga:
Stasiun Integrasi KRL dengan KA Lokal, KAJJ, LRT hingga KA Bandara Terjadi Peningkatan Penumpang, KAI Commuter: Memudahkan Perjalanan Mudik Masyarakat

Dito, sapaan akrabnya, mengaku sudah menyampaikan program tersebut ke Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa dan mendapatkan dukungan penuh. Program itu juga sudah disampaikan kepada Bupati Karanganyar, Juliyatmono. 

“Terutama Bupati Karanganyar yang menyampaikan apresiasi. Karena warga Karanganyar tak perlu sampai Solo untuk menumpang KRL, cukup dari Stasiun Palur. Karena itulah, kami meninggikan overpass di Jl DI Pandjaitan. Karena kalau tidak ditinggikan, KRL tidak bisa lewat di bawah overpass itu,” bebernya. 

Baca Juga:
Volume Penumpang KRL di Stasiun Integrasi Meningkat Jelang Berakhirnya Libur Lebaran

Potensis Penumpang 

Pengoperasian Stasiun Palur untuk naik turun penumpang KRL didasarkan pada potensi dari wilayah tersebut. Sehingga sejumlah sarana dibangun untuk mendukung rencana itu. Salah satunya membangun Depo KRL di Stasiun Jebres. 

“Kami melihat potensi banyak penumpang dari Karanganyar. Kami berharap dengan penambahan sarana untuk mendukung pengoperasian KRL Jogja-Solo-Palur, masyarakat semakin menikmati layanan transportasi publik yang nyaman. Memang, selama beberapa waktu akan ada pembangunan konstruksi, kami mohon masyarakat bersabar dulu,” ucap Dito. 

Manager External Relations operator KRL Solo-Jogja, PT KCI, Adly Hakim, mengatakan sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilonggarkan pada September lalu, jumlah penumpang KRL terus meningkat setelah sempat terjun bebas pada Juli dan Agustus. 

“Kami siap mendukung pengembangan rute baru tersebut. Kami akan menyiapkan layanan penghubungnya. Sejak pelonggaran, jumlah penumpang KRL Jogja-Solo berangsur pulih, meningkat lagi seperti saat awal peluncuran dahulu. Semoga semakin bisa menjangkau masyarakat lebih luas,” katanya. 

Pada Ahad (14/11/2021), Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti menandatangani kesepakatan kerja sama di Balai Kota Solo. Salah satu tindak lanjut kerja sama itu adalah menyinkronkan event yang digelar di dua kota. Misalnya, menggelar Jogja-Solo Great Sale. Kemudian, kembali membranding KRL Solo-Jogja agar lebih menampilkan kekhasan kedua kota. 

“Kami ingin menyinergikan dan menyinkronkan kalender event, agar event di Jogja dan Solo ini tidak saling tumpang tindih. Jadi, tidak saling berkompetisi melainkan saling mengisi dan beriringan. Tadi sudah ada rencana output yang sangat konkrit, seperti Jogja-Solo Great Sale dan Marathon Solo-Jogja,” kata Gibran.(fh/sumber:solopos)