Bio Farma Kembangkan Alat Uji dengan Pihak Ketiga Mampu Deteksi Omicron

  • Oleh : Taryani

Kamis, 09/Des/2021 02:56 WIB
Ilustrasi Virus SARS-CoV-2. (Ist.)  Ilustrasi Virus SARS-CoV-2. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com)  - Kekhawatiran terjadinya gelombang ketiga pandemi CoVid-19 di Indonesia terkait kemunculan varian baru Omicron (varian B1.1.529) mendorong pemerintah mengambil langkah antisipatif menjelang libur akhir tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO mendeklarasikan Omicron sebagai variant of concern pada akhir November lalu, setelah terdeteksi di Afrika Selatan.

WHO masih terus melakukan penelitian mengenai mutasi varian Omicron ini dan mendorong terus dilakukannya pengambilan sampel dengan menggunakan metoda PCR yang merupakan gold standard dalam deteksi virus.

Sharlini Eriza Putri, CEO dan co-founder Nusantics, perusahaan bioteknologi nasional yang memproduksikan alat uji (test kit) berbasis PCR, menekankan pentingnya menggunakan alat uji yang dapat mendeteksi varian Omicron sebagai upaya testing and tracing.

“Alat uji yang tepat dan akurat memberikan data yang diperlukan sehingga membantu pengambilan keputusan yang efektif dan efisien guna menekan penyebaran virus CoVid-19, khususnya varian Omicron ini,” kata Sharlini, Selasa (7/12/2021).

Mutasi merupakan sifat alami dari virus, sehingga penting bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya untuk mencegah penyebaran varian Omicron dan varian-varian lainnya.

Testing and tracing atau pengujian dan pelacakan, merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah penyebaran dan mutasi lebih lanjut.

Nusantics, bekerja sama dengan BUMN PT. Bio Farma mengeluarkan mBioCoV-19, alat uji PCR yang dapat yang dapat mendeteksi varian Omicron (B.1.1.529) dalam sampel swab maupun sampel kumur.

Teknologi yang dikembangkan oleh Nusantics dapat memprediksi arah mutasi CoVid-19 dengan menggunakan helicase dan RdRp sebagai target gene, sehingga memberikan akurasi yang sangat tinggi.

“Helicase dan RdRp merupakan gen target inti dari virus SARS-CoV-2  yang membawa informasi tentang enzim penting dalam replikasi virus,” kata Revata Utama, co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Nusantics.

Sehingga meskipun virus tersebut bermutasi, dengan menguji gen target helicase dan RdRp, akan diperoleh data-data RT-PCR yang akurat terkait variant virus, ujar  kata Revata Utama, co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Nusantics.

Tidak semua alat uji Covid-19  di pasaran dapat mendeteksi seluruh varian virus CoVid-19.  Hal ini disebabkan oleh banyaknya mutasi di daerah gen target seperti gen Nucleocapsid (N) dan gen Spike (S), yang dapat mengurangi sensitivitas dari alat uji Covid-19.

“Kemampuan riset dan teknologi memprediksi mutasi virus yang digunakan cukup advanced, sehingga tidak semua perusahaan R&D memiliki kemampuan mendesain dan memproduksi alat uji yang dapat mendeteksi keseluruhan varian virus yang ada dan yang akan datang,” jelas Revata.

Direktur Utama PT. Bio Farma, Honesty Basyir mengatakan, Biocov-19 memiliki keunggulan dalam mendeteksi varian-varian virus CoVid-19.

”Tidak semua testing dapat mendeteksi mutasi secara spesifik,” kata Honesty. Kerja sama antara PT. Bio Farma dan Nusantics sejak awal didasari atas komitmen penuh dalam berinovasi.

“mBioCov-19 sudah tervalidasi memiliki desain akurat yang mampu mendeteksi berbagai mutasi dan yang terakhir, 100% dapat mendeteksi varian Omicron,” tegas Honesty.

Selanjutnya, Honesty menghimbau agar masyarakat Indonesia tidak lengah di ujung pandemi ini.

Di belahan Bumi bagian Utara yang mulai memasuki musim dingin, Omicron sudah mulai menjadi ancaman utama.

Saat ini Indonesia berada dalam situasi yang jauh lebih baik. Tugas kita bersama adalah terus menjaga situasi agar kondusif  bahkan membaik.

“Jangan sampai karena lengah testing, jerih payah kita yang sudah sukses mengatasi varian Delta kemarin sia-sia. Tidak semua testing dapat mendeteksi mutasi secara spesifik,” tegas Honesty. (tr)