Terungkap Nih, Penyebab Sopir Elf di Indramayu Enggan Bawa Kenek Saat Beroperasi

  • Oleh : Taryani

Selasa, 14/Des/2021 07:12 WIB
Sopir elf ini berhenti di salah satu lampu merah mencari penumpang tanpa kehadiran kenek. (Taryani)    Sopir elf ini berhenti di salah satu lampu merah mencari penumpang tanpa kehadiran kenek. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Terungkap penyebab sopir  angkutan penumpang umum khususnya elf di Indramayu, Jawa Barat tidak menghadirkan kenek saat  beroperasi mengantarkan penumpang.

Padahal tugas kenek saat armada mencari penumpang itu sama berat dengan sopir. Yaitu membantu mensukseskan kinerja sopir.

Berkat peran kenek, misalnya ada ban mobil yang bocor bisa ditangani. Begitu pula saat terjadi gangguan kecil pada mesin bisa minta bantuan kenek.

Peran kenek yang tak kalah pentingnya lagi adalah mengatur tempat duduk penumpang.

Selain itu, mengingatkan sopir agar menurunkan kecepatan saat  ada penumpang yang akan turun.

Disamping tugas tambahan kenek yang bisa  bikin keringat bercucuran yaitu mencuci atau bersih-bersih kendaraan setelah tidak digunakan atau siap-siap masuk garasi majikan.

Kenek juga yang mengumpulkan selembar dua lembar ongkos perjalanan  yang disodorkan  penumpang.

Tetapi kenapa banyak  sopir angkutan penumpang umum seperti elf di Indramayu cenderung  tidak mengikutsertakan kenek saat bekerja.

Ternyata salah satu alasannya sebagaimana dikemukakan Wanda, 48 salah seorang sopir elf di Indramayu karena faktor sepinya penumpang,  sehingga sangat berpengaruh terhadap pendapatan secara keseluruhan.

 

Beberapa mobil elf bergereak beriringan mencari penumpang. (Taryani) 

 

“Jika dipaksakan mengikutsertakan kenek  bisa dipastikan upah kuli untuk sopir tidak kebagian,” ujarnya.

Ia menyebut upah atau bagian kenek dengan sopir itu bedanya sedikit. Sebagai contoh, sopir memperoleh Rp60 ribu dan kenek Rp40 ribu atau Rp 50 ribu setelah dikurangi pengeluaran makan, minum selama beroperasi.

Masalahnya kata Idin, 47 sopir elf yang lain, kondisi penumpang cenderung sepi. Jangankan untuk membayar kenek untuk dibawa pulang ke rumah buat keluarga saja masih belum sesuai harapan.

Ia menyebut sehari-hari mendapatkan upah sebagai sopir elf di bawah Rp100 ribu. “Kadang hanya Rp60 ribu,” ujarnya.

Sopir menyebut sepinya kondisi penumpang itu salah satunya karena kepemilikan sepeda motor di tengah masyarakat  semakin tinggi.

“Ya sekarang ibaratnya orang  mengantongi Rp700 ribu saja masuk diler pulang sudah naik motor  yang bisa  digunakan buat menunjang aktivitas sehari-hari,” katanya.

Mengingat kepemilikan motor di tengah masyarakat semakin meningkat terus membuat  peran motor dapat menggantikan warga bepergian naik elf.

Hal ini merupakan salah satu penyebab penumpang elf sepi atau berkurang.  (Taryani)